3/06/2024

Review Buku: Facebook Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

 

Judul Buku    : Transformasi Media Sosial Ke Bahasa Indonesia

                             ( Sebuah Panduan Alternatif Media Pembelajaran Bahasa Indonesia )

Penulis                         : Sri Rahayu Setiawati, S.Pd

Penerbit        :  CV Cipta Media Edukasi

Tahun Terbit:   2017

 

Teknologi Bukan Racun Dunia.

Ia adalah Madu peradaban yang dibalut jari-jari lentik pemakainya

 

bahasa indonesia
Facebook Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia

Halo sobat yayuarundina.com – Postingan kali ini akan mengangkat buku yang selalu muncul dalam blog saya ini. Si Putih Biru. Ini adalah buku solo pertama saya yang lahir dari sebuah acara pelatihan menulis untuk guru. Pelatihan tersebut diadakan oleh Media Guru yang kemudian memfasilitasi penerbitan karya-karya guru. Media Guru ini digawangi oleh pak Muhamad Ihsan dan mas Eko. Belakangan, selain buku, merambah juga ke blog Gurusiana dan majalah.

Buku ini diharapkan menjadi jawaban atas tantangan zaman. Zaman teknologi yang mulai menggerus era kapur dan papan tulis. Apalagi saat pandemi, dunia pendidikan dipaksa bertransformasi ke era digital. Pemakaian teknologi lebih mendominasi. Contohnya Google Meet dan Zoom yang menjadi primadona untuk proses pembelajaran. Kelas beralih rupa dari ruangan ke dunia maya.

Jauh sebelum adanya era pandemi yang datang secara tiba-tiba. Sekolah diliburkan demi keselamatan dan kesehatan siswa dan guru. Manusia tidak boleh sering berinteraksi. Semua aktifitas tatap muka ditiadakan, mobilitas dibatasi. Kami sudah melakukan terobosan dengan mengadakan kelas di dunia maya, khususnya memanfaatkan Facebook. Bagaimana caranya?

 Gambaran Isi Buku Transformasi Media Sosial Ke Bahasa Indonesia

Dari hasil survey sekitar 160 siswa, hanya 5 orang yang tidak menggunakan Facebook. Yang empat orang pernah punya akun Facebook, tapi tidak aktif lagi. Hanya 1 orang saja yang benar-benar tidak pernah punya akun Facebook, karena dilarang oleh orang tua. Orang tua menganggap Facebook sebagai hal yang berdampak buruk bagi anaknya.

Hasil survey tersebut merupakan modal awal untuk memanfaatkan media sosial Facebook untuk proses pembelajaran, khususnya belajar Bahasa Indonesia. Media sosial ini diharapkan bisa meningkatkan motivasi siswa untuk belajar Bahasa Indonesia. Memiliki korelasi positif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia.

Bersama dengan siswa SMPN 1 Cimahi, penulis membuat kelas Teratai Bahasa di Facebook. Kelas ini digunakan untuk membahas beragam topik di akhir pekan, di luar jam pelajaran. Alhamdulillah berdampak positif.

Demikian ringkasan isi buku solo pertama penulis. Buku ini mengabadikan kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di dunia maya, menggunakan Facebook. Namun, sayang hal ini tidak dilakukan lagi untuk saat ini.

Buku ini diharapkan menjadi pemantik bagi guru-guru untuk terlibat aktif di dunia maya, memerangi masalah pornografi yang waktu itu sempat viral menyerang umat manusia, khususnya remaja. Guru sebagai garda terdepan di dunia pendidikan juga seharusnya terlibat aktif di luar kelas. Guru wajib membombardir konten-konten negatif dengan beragam konten positif dan bermanfaat. Mari kita tenggelamkan konten-konten negatif di dunia maya!

Buku ini menjelaskan secara gamblang tentang proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Ada tiga tahapan, mulai dari belajar bebas, terstruktur, dan mandiri. Ada pula materi pengayaan yang bisa melengkapi pembelajaran Bahasa Indonesia. Materi kekinian, seperti Haiku.

Selain materi, buku ini juga dilengkapi dengan cara penilaian, juga gambaran sisi positif dan negatif dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Semoga ini menjadi masukan bagi guru yang lain dalam memanfaatkan Facebook.

Penutup

Buku sederhana ini, masih jauh dari sempurna. Beragam aplikasi yang kini banyak digunakan oleh guru-guru muda dalam proses pembelajaran menjadi penyempurna. Kini, teknologi bukan hal asing lagi dalam proses pembelajaran.

Bisa jadi menjadi warna baru bagi proses belajar mengajar di kelas. Tinggal kesiapan semua pihak untuk menjadikan teknologi ini lebih bermanfaat, Mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas pendidikan Indonesia. Tak ada lagi istilah gagap teknologi. Siswa dan guru sudah bertransformasi menjadi sahabat teknologi. Mampu memanfaatkan teknologi secara positif.

Seiring dengan tenggelamnya popularitas Facebook oleh media sosial lainnya, seperti Tik Tok, maka fajar baru segera bersinar. Guru bisa lebih kreatif memanfaatkan beragam media sosial untuk proses pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya. Kita tidak lagi tabu dan alergi pada media sosial. Justru lebih terbuka dan adaptif menerima segala perubahan yang terjadi.

Semoga pemanfaatan media sosial untuk pembelajaran, membuat siswa semakin mencintai proses belajar. Mampu menjadikan mereka sebagai pembelajar sejati. Selalu belajar seumur hidup.

 

 

Salam

Sampai jumpa

 

 

 

12 komentar:

  1. Bener mba, orang dewasa termasuk guru sebaiknya memang adaptive dengan perkembangan digital sekarang. Anak2 udah ga kayak dulu. Mereka lebih paham teknologi malah. Jadi kalo pembelajaran bisa dialihkan kesana, dan membuat mereka cepat mengerti, ya kenapa ga kan. Mungkin dengan menggunakan medsos sebagai media, malah bikin mereka lebih semangat drpd hanya membaca teori

    BalasHapus
  2. Anakku kelas X juga gak main Facebook, dia lebih suka main game. Sering saya suruh belajar, tapi jarang banget mau baca buku, lebih sering megang hp. Sejauh ini nilai raport nya masih bagus, 10 besar. Padahal saya berharap dia lebih giat belajar untuk kemudahan masa depannya eh maaf jadi curhat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh juga belajar dengan games. banyak cara asyik untuk belajar

      Hapus
  3. Wah, menarik juga nih bukunya, bisa menjadi salah satu tambahan literasi soal sosial media, terutama Facebook. Ingat dulu awal-awal medsos mulai merambah internet, pemakaian bahasa Indonesianya masih sangat janggal. Saat ini transformasinya sudah luar biasa,

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mbak. Betul, bahkan akhir tahun lalu sudah go internasional loh. Bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi sidang Unesco

      Hapus
  4. daku waktu pertama kali punya facebook gara-gara diajarin sama rekan kerja. kalau gak gara-gara dia, juga belum bikin kali sekarang hehe, tapi alhamdulillahnya jadi media menghasilkan cuan

    BalasHapus
  5. Iya ya Mba, media sosial juga memiliki dampak positif ketika digunakan secara bijak termasuk juga sebagai media belajar bahkan bisa jadi media yang mengasyikkan dan kekinian juga..

    BalasHapus
  6. Aku jadi tersadar kalau aku sendiri sudah lama tidak mengindahkan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Baik dari segi verbal atau non-verbal. Penting membaca buku Transformasi Media Sosial Ke Bahasa Indonesia agar kita semua bisa mengambil manfaatnya untuk berkomunikasi di media sosial secara santun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak harus selalu baku, banyak ragam bahasa yang bisa dipakai

      Hapus

Featured Post

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

  Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cire...