Tidak mudah untuk survive dari segala kesulitan. Namun, saya akan berusaha semaksimal mungkin. Kesulitan ini bukan penghalang, tapi pijakan awal untuk melangkah lebih jauh ( Narman )
Tidak mudah untuk survive dari segala kesulitan. Namun, saya akan berusaha semaksimal mungkin. Kesulitan ini bukan penghalang, tapi pijakan awal untuk melangkah lebih jauh ( Narman )
Halo
sobat yayuarundina.com – Pernahkah berkunjung ke Baduy? Jika pernah,
mungkin beragam produk kerajinan masyarakat Baduy termasuk hal yang tak
terlupakan. Bagaimanakah eksistensi produk Baduy diantara gempuran zaman
Digital? #SemangatUntukHariInidanMasaDepanIndonesia #KitaSatuIndonesia. Tentu, ini menjadi sebuah topik menarik dan menantang untuk jadi
postingan terbaru kali ini. Simak ya!
Ketika saya
berkunjung ke Baduy sebelum masa pandemi, ada produk Baduy yang tak bisa
dilupakan sampai saat ini. Produk baduy yang kuinginkan saat itu adalah sebuah
outer sederhana. Sayang, waktu itu tak kepikiran untuk berbelanja di kampung
Ciboleger yang saya datangi bersama teman-teman.
Saat berjalan
menyusuri jalan setapak yang melewati rumah-rumah penduduk, , sungai, kebun,
dengan pemandangan yang memanjakan mata banyak hal yang menarik. Salah satunya
– yang membuat saya kepo – adalah para wanita yang sedang menenun. Namun, kami
tak berani mendekat, takut mengganggu konsentrasi. Padahal menenun merupakan
sebuah kegiatan yang unik dan langka. Ini penyesalan kedua saya.
Ibu Karibah, Pengrajin Tenun Baduy |
Ternyata hasil tenun dan beragam kerajinan atau produk Baduy lainnya banyak disukai masyarakat, baik dalam maupun luar negeri. Banyak orang Indonesia dan warga negara asing yang selalu memborong Baduy Craft sampai jutaan rupiah saat berkunjung ke Baduy. Mereka membelinya secara langsung kepada para pengrajin.
Mengenal Beragam Produk Baduy yang Tradisional dan Unik
Dalam kunjungan
ke Baduy tersebut, kami ditawari beragam produk Baduy yang tradisional dan unik
saat akan pulang. Entah bagaimana awalnya, beragam Baduy Craft tersebut tiba-tiba
berdatangan ke rumah tempat kami menginap. Beragam hasil kerajinan tangan
masyarakat Baduy. Orisinil. Asli 100%. Fresh from the oven.
Tenun Baduy |
Ada gelang, gantungan kunci, baju khas yang sering dipakai warga Baduy, outer bertopi yang saya inginkan, kaos, madu, gula merah, tas dan masih banyak lagi. Waktu memupus sebagian ingatan saya tentang beragam produk Baduy yang unik dan tradisional tersebut.
Tas Koja Asli Baduy |
“Masyarakat tradisional pun sudah mengenal kegiatan ekonomi. Mempersiapkan cindera mata bagi para wisatawan.”
“Apakah ini
pengaruh warga luar yang sering datang ke Baduy, jago bisnis, lalu
mengembangkan usahanya di tempat wisata ini?” Begitulah pikiran saya kala itu,
ketika melihat beragam produk Baduy tersebut. Terutama kaos kekinian yang kala
itu sedang booming dengan trend kaos
C59 dari Bandung.
Namun, saya
teringat pula pada warga suku kampung Naga di Tasikmalaya. Waktu itu juga
banyak produk hasil tangan warga kampung Naga yang dijual di sebuah rumah
khusus cinderamata. Bedanya, produk kampung Naga banyak yang terbuat dari
bamboo. Baki yang unik menjadi oleh-oleh saya kala itu.
Inilah sebuah
kearifan lokal yang bermanfaat. Warga Baduy kala iu tidak mengenyam pendidikan
formal. Bahkan, dari hasil ngobrol dengan warga setempat, bersekolah menjadi
hal yang tak diperbolehkan. Ada kekhawatiran para sesepuh bahwa sekolah akan
merusak tatanan hidup masyarakat Baduy.
Sebagai
gantinya, para sesepuh memberikan pendidikan berupa keterampilan hidup seperti,
menenun, bersawah, membuat tas dan lain sebagainya. Inilah kearifan lokal yang
saya maksudkan. Warga Baduy tetap diberikan pendidikan dalam bidang yang khusus
seperti itu, baik untuk wanita maupun pria.
Pendidikan
semacam itulah yang pada akhirnya melahirkan beragam produk Baduy yang unik dan
tradisional. Berbahan baku dari hal-hal yang mereka dapatkan dari potensi alam
Baduy, seperti kayu, madu, dan gula aren.
Baju dari Tenun Baduy |
Produk-produk
Baduy banyak disukai masyarakat lokal dan mancanegara. Bahkan, tenun Baduy ini
telah ditampilkan dalam acara bergengsi London
Fashion Week pada 17 – 21 Februari 2017 lalu. Ide go internasional ini berasal dari Amanda L. Lestari, desainer muda
Indonesia.
Tantangan Pemasaran Produk Baduy Di Era Digital
Pandemi telah
banyak mengubah wajah kehidupan umat manusia, khususnya di Indonesia. Secara
paksa, kita digiring ke dunia digital di berbagai bidang kehidupan, termasuk
pemasaran produk.
Secara nyata,
masa pandemi menjadi tonggak baru berlakunya dunia digital. Segalanya serba
online (dalam jaringan/ daring). Belajar jarak jauh dengan Google Meet. Rapat
online dengan Zoom. Pemasaran online dengan media sosial atau marketplace.
Belanja daring. Beragam aplikasi digunakan untuk mempermudah hidup manusia,
seperti Gojek.
Warga Baduy juga
tak bisa dikecualikan. Mereka ikut terkena imbas perubahan ini. Ada seorang
pemuda Baduy yang menangkap peluang pemasaran online ini. Dia membuat pemasaran
online melalui Instagram.
Semangat Narman, Pelopor Pemasaran Digital Produk Baduy
Narman, lelaki asli Baduy ini telah membuka pintu pemasaran global untuk produk Baduy. Berawal
dari keinginannya untuk membantu perekonomian warga Baduy, anak muda keren ini
belajar pemasaran online (daring) secara otodidak. Hanya dalam jangka waktu
sebulan, dia berhasil menguasai ilmu ini. Belajar tentang membuat konten, cara
akunnya dikenal orang dan cara menarik pembeli.
Narman, Pelopor Pemasaran Digital Kerajinan Baduy |
Dengan semangat dan kegigihannya itu, tak heran jika Kang Narman menjadi salah satu penerima Satu Indonesia Awards 2018. Penghargaan ini merupakan apresiasi Astra untuk anak muda yang mampu menjadi pelopor dan pembawa perubahan serta mau berbagi dengan masyarakat sekitarnya di bidang pendidikan, kewirausahaan, kesehatan, lingkungan dan teknologi. Juga satu penghargaan untuk kelompok yang mewakili 5 bidang tersebut.
Dengan niat baik
dan semangat menduniakan produk Baduy, dia mulai membuat pemasaran secara
daring. Pemasarannya dilakukan melalui media sosial Instagram. Hanya dalam
waktu singkat, pemasaran daring ini meraih kesuksesan. Banyak pembeli yang
memesan lewat akun tersebut. Banjir order pun terjadi hingga banyak warga Baduy
yang mengikuti cara tersebut.
Produk baduy
yang disukai warga lokal dan mancanegara semakin nyata dengan kesuksesan ini.
Narman juga belajar untuk mendeskripsikan produk agar bisa dijual.
Storytelling. Sebuah usaha yang luar biasa untuk pemuda yang tidak bersekolah
ini. Kini, ada sekitar dua puluh orang warga Baduy yang mengikuti jejaknya ini.
Semangat
meningkatkan perekonomian warga Baduy ini ternyata tidak berjalan mulus. Di
awal usahanya itu, dia terkendala sinyal yang tak ada di kampungnya. Namun, dia
pantang menyerah! Dia cari akal untuk mendapatkan sinyal. Dia pun pergi ke
perbatasan kampung. Alhamdulillah berhasil. Kini, dia sudah pindah ke kampung
lain dengan sinyal yang lebih baik!
Baduy Luar dan Sinyal |
Tantangan kedua berkaitan dengan aturan adat Baduy. Banyak larangan. Para sesepuh atau pemangku adat tentu saja menentang kemajuan zaman ini. Teknologi menjadi salah satu hal yang dilarang ada di Baduy. Namun, perubahan tak dapat dihindari. Narman yang lahir di tahun 90-an melihat perubahan itu. Dia sadar bahwa hal tersebut ada di sekitar dirinya.
Walau
mendapatkan pertentangan adat, dia tetap berusaha untuk mewujudkan niat sucinya
tersebut. Dia berusaha untuk siger tengah.
Mengambil jalan tengah. Tetap berusaha meningkatkan perekonomian warga Baduy
dan tetap memerhatikan aturan adat. Adaptasi. Usahanya ini berhasil. Para
pemangku adat melihat keberhasilan Narman memajukan perekonomian Baduy.
Akhirnya, mereka membiarkan Narman menjalankan niatnya, walau tidak memberikan
sinyal positif atau izin resmi.
Ibarat anak yang
membangkang pada orang tuanya, Narman terus saja membuat pemasaran online untuk
meningkatkan hasil penjualan produk-produk Baduy. Dia berkeyakinan bahwa selama
usahanya positif, menentang adat bukan sebuah dosa besar. Segala rintangan
tetap dia hadapi dengan tabah. Semangat
dan kerja kerasnya itu mencapai sukses.
Sayang, satu per
satu orang-orang yang membantu pemasaran daring ini, mengundurkan diri dan
membuka pemasaran sendiri. Bukan kemajuan yang didapatkannya lagi tapi
kehancuran secara massif. Seperti halnya kelemahan pemasaran daring, terjadi
perang harga. Pelanggannya pun satu per satu berpindah pada pengrajin yang
menawarkan produk Baduy dengan harga lebih murah. Semangatnya diuji lagi kali ini.
Pemikiran warga
Baduy yang sederhana telah meruntuhkan penjualan produk-produk Baduy. Mereka
berpikir dangkal, asal laku. Padahal pemikiran Narman sangat kompleks. Dia
ingin produk Baduy diapresiasi dengan baik. Dia melakukan perhitungan harga
jual secara cermat seperti para pengusaha besar.
"Cing atuhlah tong sok ngaruksak harga. Tong asal payu. Hargaan kacape urang sarerea. Meh urang bisa hirup hurip!"
Namun, konsep
ini buyar dengan pemikiran sederhana ini. Sungguh sulit memberikan pemahaman
yang bisa diterima warga Baduy. Narman ingin agar mereka bisa menghargai jerih
payahnya sendiri. Bukan sekedar asal laku. Kekeraskepalaan warga meruntuhkan
semangatnya. Segala upaya telah dilakukan, tapi pemasaran masih kacau balau.
Narman bingung. Tak tahu usaha apa lagi yang harus dilakukannya untuk
memperbaiki perang harga ini? Punya usulan, Sob?
Dinas terkait
juga sudah memberikan solusi, membuat rumah pajangan produk-produk Baduy secara
khusus. Semua produk Baduy disatukan di sini. Namun, belum bisa menjadi solusi
jitu. Narman masih harus terus berupaya untuk memasarkan produk-produk Baduy.
Semangatnya harus tetap ada untuk hari ini dan masa depan!
Narman harus
membuat terobosan-terobosan baru, inovasi, dan juga produk-produk baru agar bisa
tetap eksis di pemasaran online. Biarlah produk lama dijual dengan harga murah.
Namun, produk baru bisa lebih mahal. Ini juga konsep ekonomi modern kan? Sering
kita jumpai diskon khusus untuk barang-barang lama. Bahkan, sampai diobral.
Yang terpenting stok di gudang habis.
Ok, Kang Narman, semangatmu dulu sudah menginspirasi banyak warga Baduy. Kini, saatnya dunia
tahu tentang inovasi barumu! Ayo bangkitkan lagi semangatmu untuk masa depan
Indonesia yang lebih baik. Semangat untuk meningkatkan kesejahteraan warga
Baduy!
Perjuangan belum berakhir!
Salam
Sumber gambar:
https://www.instagram.com/ayahriann/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar