8/30/2023

Puncak Salam Cireundeu Cimahi Antara Wisata dan Edukasi Pelestarian Hutan

 

Halo sobat yayuarundina, kita jalan-jalan ke Cimahi yuk! Puncak Salam Cireundeu Cimahi Antara Wisata dan Edukasi Pelestarian Hutan. Seru juga jika berwisata ke sini saat merayakan hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Berkemah di Puncak Salam.


Mendaki Puncak Salam Cireundeu Cimahi Bersama Tjimahi Heritage

Wisata Alam Ke Puncak Salam Cireundeu Cimahi

Cimahi memiliki sebuah tempat wisata budaya yang unik. Kampung Cireundeu Cimahi namanya. Berlokasi di jalan Kerkof Leuwigajah Cimahi. Tempat ini terkenal karena makanan pokoknya beras singkong atau rasi.


makan rasi
Rasi, makanan pokok warga Cireundeu Cimahi


Salah satu kegiatan wisata di kampung Cireundeu Cimahi adalah mendaki Puncak Salam. Sebuah bukit dengan beragam pohon hasil reboisasi. Mendaki Puncak Salam merupakan suatu wisata yang unik.

Wisata Puncak Salam Cireundeu Cimahi bisa dikatakan wisata alam. Menyusuri sebuah bukit dengan aturan adat yang khusus. Ada beberapa larangan. Kita tidak boleh menggunakan baju merah. Kita juga tidak boleh menggunakan alas kaki alias nyeker.

Wisata ke Puncak Salam itu sangat menyenangkan. Kita bisa menikmati pemandangan kota Cimahi dari puncak bukit. Mengisi paru-paru dengan udara segar. Menikmati air dingin dari pancuran atau shower bambu seperti di kampung-kampung dulu. Banyak pohon bambu tumbuh di hampir semua jalan utama menuju Puncak Salam.

Wisata alam ke Puncak Salam ini memiliki beberapa keunikan. Kaki kita benar-benar harus bersentuhan dengan bumi alias tanah. Dingin terasa di telapak kaki. Syaraf-syaraf kaki ini terasa lebih aktif dari biasanya.

Di tengah perjalanan sebelum puncak, kita melakukan ritual khusus. Sebuah acara adat bernama Sandu Nuhung. Kita duduk melingkar bersama-sama. Pemandu menyampaikan doa dan sugesti. Sebuah cara untuk lebih membumi. Perenungan mendalam betapa pentingnya alam untuk kita, umat manusia.

Wisata Alam Ke Puncak Salam Cireundeu Cimahi Sebagai Sebuah Edukasi Pelestarian Hutan

Ada satu hal menarik yang disampaikan Kang Yana ketika saya menanyakan tentang resiko wisata ini terhadap kelestarian hutan. Beliau mengatakan bahwa wisata ini dimaksudkan sebagai sebuah edukasi melestarikan hutan.

Saya jadi menyadari sesuatu. Diawali dengan nyeker saat mendaki Puncak Salam. Telapak kaki terasa dingin menginjak tanah. Sebuah hal yang sudah lama tak dilakukan lagi. Sekarang, kemana-mana kita pastinya beralas kaki.

Saat berjalan menuju Puncak Salam, syaraf-syaraf kita lebih aktif lagi. Dengan nyeker, tak ada penghalang antara kaki dan bumi. Kita langsung kontak dengan bumi. Kita bisa merasakan tanah secara langsung. Ini diharapkan mampu meningkatkan kesehatan kita.


Nyeker Saat ke Puncak Salam Cireundeu Cimahi
Sumber Foto: Instagram Tjimahi Heritage

Kesadaran kedua muncul saat acara adat Sandu Nuhung. Betapa serakahnya kita selama ini terhadap bumi. Betapa angkuhnya kita memperlakukan alam. Betapa egoisnya manusia.

Padahal alam begitu baik pada kita. Memberikan air bersih yang melimpah. Udara bersih dan segar untuk paru-paru kita. Keteduhan yang mengayomi kita dari ganasnya sinar matahari. Sumber makanan yang alami.


Cireundeu Cimahi
Hasil Bumi Kampung Cireundeu Cimahi

Dengan beragam masalah lingkungan hidup yang terjadi belakangan ini, rasanya dosa-dosa kita pada bumi sudah tak bisa diampuni lagi. Betapa kejamnya kita memperlakukan alam. Membabat habis hutan. Memusnahkan flora dan fauna. Meracuninya tanpa ampun.

“Betapa liciknya manusia! Manusia yang berbuat, alam yang disalahkan!”

Kini, saatnya alam membalas tanpa ampun!

Tak heran, jika kita sekarang mengalami kesulitan air bersih. Kekeringan di musim kemarau. Kebanjiran di musim hujan. Kebakaran hutan. Sesak nafas karena polusi udara. Binatang yang mengamuk di desa.

Kalau alam mengamuk, apa kuasa kita? Harta benda kita habis. Tempat tinggal kita porak poranda. Sumber air dan sumber makanan pun hilang. Kita menjadi kehausan dan kelaparan. Semuanya hancur lebur. Hilang dalam sekejap. Derita pun berkepanjangan. Tak ada ujungnya!

Semua itu karena perbuatan kita yang tidak bijak pada alam. Kelembutan alam dibalas kekejaman dan keserakahan manusia. Seandainya kita lebih bijak dan baik pada alam, maka alam akan lebih memanusiakan manusia.

Beragam Upaya Cireundeu Cimahi Mencegah Kerusakan Hutan

Tak pernah ada kata terlambat. Walau alam sudah mengamuk hebat, kita masih berkewajiban untuk melestarikan hutan.

Inilah beberapa langkah yang dilakukan masyarakat Cireundeu Cimahi, pengelola wisata,  dan para pupuhunya (pemimpin):

Ø  Pengawasan hutan secara ketat untuk mengantisipasi tangan-tangan jahil. Mencegah orang-orang yang tidak bertanggung jawab saat membakar hutan, menebang pohon di tempat-tempat yang dilarang

Ø  Reboisasi

Ø  Membersihkan hutan secara rutin dari sampah-sampah yang dibuang para wisatawan yang jorok dan kemping tanpa ijin.

Ø  Membabat rumput yang tinggi dan rimbun, khususnya di jalur utama menuju Puncak Salam.

Ø  Membuat jalur navigasi kebakaran, yaitu jalur baru untuk memotong laju api ketika terjadi kebakaran

Ø  Edukasi pentingnya hutan/ alam bagi manusia melalui acara adat Sandu Muhung, yaitu mohon ijin memanfaatkan hutan secara bijak.

Menjaga dan melestarikan hutan bukan hanya tanggung jawab masyarakat Cireundeu, pengelola wisata dan para pupuhu kampung adat Cireundeu saja. Namun, tanggung jawab itu juga berada di pundak kita semua. Warga Cimahi asli, pendatang atau pun tamu yang berkunjung ke Cimahi. Warga masyarakat, pemerintah, pengembang kota semuanya bertanggung jawab untuk melestarikan pohon dan hutan yang ada di kota Cimahi. Kita wajib bahu-membahu #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku.

Jangan biarkan pohon-pohon besar maupun kecil yang ada di Cimahi habis ditebang untuk pembangunan! Seperti pohon-pohon besar yang ada di sepanjang jalan Sriwijaya dulu. Sekarang, semua habis karena pembangunan jalan underpass. Tak ada pohon pengganti.

Mari kita bergerak bersama menjaga dan melestarikan pohon-pohon yang masih tersisa di daerah Cimahi! Jalan Gatot Subroto, Taman Kartini, jalan kolonel Masturi, jalan Aruman, sekitar pemkot Cimahi,  dan kabuyutan. Jangan biarkan pohon-pohon itu musnah juga demi pembangunan atau alasan lainnya! Gaungkan #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku ke seantero dunia!

Pertahankan pohon demi keteduhan, sumber air bersih di Cimahi, dan juga udara segar! Jangan biarkan polusi yang sudah terjadi semakin parah! Sungguh tak enak rasanya jika dada kita terasa sesak karena polusi udara! Jangan biarkan ISPA merajalela karena hilangnya pepohonan sebagai sumber udara bersih!

Mari kita #bersama bergerak berdaya menjaga hutan Indonesia! Mari kita #bersama bergerak berdaya menjaga hutan dan pohon di Cimahi! Ayo, #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku.

Yuk, #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan!”

 

Salam alam lestari

Sampai jumpa

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

  Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cire...