5/10/2023

Melatih Siswa Gree One Jadi Content Creator

 

Halo sobat yayuarundina.com, dunia digital menjadi salah satu kebutuhan dalam dunia pendidikan. Proses pembelajaran menjadi berbasis komputer dan internet, termasuk dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Bagaimana Melatih Siswa Gree One Jadi Content Creator? Ini dia uraian selengkapnya.


guru blogger
Siswa Gree One belajar Jadi Content Creator

Melatih Siswa Gree One Jadi Content Creator

Content Creator merupakan profesi andalan di zaman digital ini. Pernah mendengar jawaban siswa yang bercita-cita sebagai youtuber? Itulah bukti betapa para siswa di abad ini sudah sangat kental dengan teknologi. Internet adalah dunia mereka. Tak salah rasanya jika kita melatih para siswa Gree One menjadi Content Creator.

Melatih siswa Gree One menjadi content creator merupakan satu hal baru dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa membuat siswa bersemangat dalam belajar. Content creator (konten kreator) adalah dunia para siswa. Bisa jadi hobi mereka. Pelatihan siswa jadi content creator bisa jadi memicu semangat belajar mereka. Inilah proses pembelajaran yang berpihak pada murid.


Belajar blogging

Bagaimana melatih siswa Gree One jadi content creator? Tentu saja kita, para guru harus terjun dan menguasai teknologi. Jelajahi dunia maya, internet. Karir protean guru blogger menjadi sebuah nilai plus.

Warisan Guru Blogger

Selain youtuber, blogger juga merupakan salah satu  ragam content creator. Rasanya kurang afdol jika siswa tidak mengetahui dunia baru ini. Sekarang, content creator merupakan profesi penting di era digital. Bisa jadi mereka adalah orang-orang yang mampu menangkal hoaks. Penyeimbang informasi.

Dulu, saya sering membagikan tulisan di blog yayuarundina.com, khususnya yang berhubungan dengan materi Bahasa Indonesia. Para siswa Gree One menjadi konsumen tulisan di blog. Sekarang, mereka harus lebih aktif sebagai pembuat konten. Untuk aktivitas tanpa batas ini, saya mengandalkan IndiHome dari Telkom Indonesia.

                   Baca Juga:  Konjungsi

Pembelajaran Bahasa Indonesia yang selalu diakhiri dengan membuat karya atau menulis beragam teks menjadi dasar pemikiran pelatihan siswa Gree One menjadi content creator.  Akan lebih kekinian menulis di blog daripada menulis di buku. Apalagi sekolah punya fasilitas internet yang bisa dimanfaatkan. IndiHome, internetnya Indonesia.

Selain itu, berkaitan dengan literasi digital, kita wajib mencetak para konten kreator. Dunia butuh generasi muda yang bisa menyebarkan informasi sehat. Semakin banyak munculnya informasi yang baik, maka konten-konten negatif bisa kita tenggelamkan. Guru blogger dan para siswa yang menjadi konten kreator akan menjadi pasangan ideal untuk mengisi dunia maya dengan konten-konten positif.

Ini adalah perang terhadap pornografi dan porno aksi. Tulisan akan lebih berdaya daripada kata-kata. Daripada melarang siswa melihat internet atau bermain game, lebih baik mereka diajak jadi pembuat konten positif. Content creator yang beretika dan bertanggung jawab.

Pelatihan siswa Gree One menjadi content creator merupakan warisan guru blogger. Saya ingin berbagi pengalaman dan menularkan profesi blogger kepada anak didik saya tersebut, walau hanya secuil.  


Kegiatan guru blogger di Gramedia Bandung

Berawal dari ketidaktahuan, saya menapaki dunia blogger. Setelah bergabung dengan komunitas blogger, sedikit demi sedikit, saya mulai mengetahui tentang dunia blogger ini.

Diantara kesibukan menjadi guru, saya mencoba untuk berbagi informasi di blog ini. Mulai dari dunia pendidikan, materi bahasa Indonesia, kuliner, jalan-jalan, dan review produk, buku dan film. Semua konten itu saya harapkan bisa bermanfaat untuk banyak orang. Setelah sekian lama, akhirnya, saya memberanikan diri menjadi guru blogger.

Menjadi guru blogger punya banyak manfaat untuk menunjang karir saya sebagai guru Bahasa Indonesia yang profesional. Dengan menjadi guru blogger, saya bisa memperkaya materi pelajaran dari kenyataan dan pengalaman di lapangan.

Menjadi guru blogger juga merupakan pengembangan diri sebagai guru bahasa. Tak asing rasanya, jika guru Bahasa Indonesia dituntut untuk bisa menulis. Blog menjadi salah satu media menulis yang sangat menyenangkan. Saya ingin membagikan kesenangan ini kepada para siswa.

Guru blogger juga menjadi jawaban atas tantangan di abad 21 ini. Tantangan untuk melek teknologi. Literasi digital menjadi pr atau pekerjaan rumah terbesar bagi dunia pendidikan, sekolah, dan guru. Apalagi sejak pandemi melanda, pembelajaran jarak jauh diberlakukan. Pengalaman menjadi blogger banyak membantu saya dalam melaksanakan pjj.

Dengan begitu banyak manfaat yang saya rasakan, maka melatih siswa Gree One menjadi content creator menjadi sebuah misi penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia. Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Bagaimana Melatih Siswa Gree One Jadi Content Creator?

Kegiatan melatih siswa Gree One menjadi Content Creator diawali dengan memberikan  tantangan untuk siswa. Anak-anak sekarang sudah sangat hapal dengan teknologi. Setiap kelas memiliki tim IT. Saya menantang mereka untuk membuat blog. Yoshua dari 9J-lah yang berhasil menjawab tantangan tersebut.

Bersama dengan guru IT, pak Iyus, Yoshua membuat blog untuk para siswa. Berhasil. Blog yang diciptakannya adalah 9 Journey Sewu Blogspot.com. Blog ini akan kami pakai untuk semuanya, khususnya kelas Bahasa Indonesia yang saya pegang. Ini juga akan menjadi tanda mata Yoshua untuk adik-adik kelasnya. Sama seperti lagu Hymne SMPN 1 Cimahi yang masih menjadi warisan alumni sampai sekarang. Kebanggaan kami.

            Baca Juga: Teks Tanggapan

Setelah adanya blog tersebut, para siswa mulai mengisinya dengan tulisan. Diawali dengan cerpen yang dibuat secara berkelompok. Kemudian, secara individu, para siswa Gree One mulai mengisi blog dengan tulisan berupa teks tanggapan.

Untuk efektifitas waktu, para siswa tersebut terlebih dahulu, menulis konsep teks tanggapan di buku masing-masing. Saya membebaskan mereka untuk memberikan tanggapan sesuai dengan minat masing-masing. Boleh buku, lagu, novel, game, lukisan, makanan, dan lain sebagainya.


content creator
Unggah tulisan di buku ke blog


Kemudian, secara bergantian, para siswa Gree One mengunggahnya di blog 9 Journey Sewu Blogspot.com. Mereka tampak serius. Kemudian, saya arahkan untuk memberikan link dan gambar. Makin asyik kegiatan blogging mereka. Mari berkonten ria bersama IndiHome.


yura yunita
Belajar Memasukkan Link

Keseruan semakin heboh dengan googling gambar yang sesuai. Ada pula yang memotretnya sendiri. Lukisan menjadi obyek yang menarik untuk hunting foto. Juga ketika mencoba menggunakan Google Trend. Tawa bahagia pun terpancar ketika tulisan mereka dihubungkan dengan Gramedia atau penyanyi Yura Yunita. “Wah, asyik!” seru mereka.

Pembelajaran selama tiga jam menjadi sangat kurang banyak untuk blogging. Bosan dan jenuh pun hilang. Mereka baru sadar saat bel berbunyi tanda pelajaran Bahasa Indonesia usai. Langkah gontai mewarnai pergantian jam pelajaran.

Dengan blogging sebagai salah satu ragam konten kreator, kami belajar banyak hal baru. Para siswa belajar tentang dunia blogger. Aku, gurunya jadi tahu tentang chat GPT dan bertambah ilmu SEO. Seru pokoknya kalau berdiskusi masalah teknologi dengan anak muda. Jadi berasa usia  masih sweet seventeen.

Semoga nanti ada siswa Gree One yang menjadi content creator handal dan blogger profesional. Tak kenal, maka tak sayang. Dengan pembelajaran blogging pertama ini, semoga para siswa Gree One akan lebih dalam mempelajari dunia ngeblog secara mandiri. Semoga blog 9 Journey Sewu juga menjadi portofolio karya-karyamu. Ayo, duniakan ide dan karyamu selalu!

Masa Depan Content Creator Muda

Seperti halnya perubahan yang terjadi sekarang ini, bisa jadi di masa depan, sekolah membutuhkan para content creator muda. Aktivitas tanpa batas di dunia maya. Meluasnya pemakaian internet di beragam sisi kehidupan, bisa jadi menggiring sekolah memanfaatkan keahlian para content creator muda. Sama halnya seperti pandemi yang memaksa sekolah bersentuhan dengan teknologi secara lebih intens.

content creator
Content Creator Muda

Trend terbaru sejak pandemi, sekolah lebih banyak memanfaatkan dunia maya. Tak heran, sekarang ini, banyak sekolah memiliki media sosial khusus untuk berbagi informasi kepada masyarakat. Melalui Instagram, Youtube, dan website. Bahkan, di era kurikulum merdeka ini, sekolah harus memiliki LMS, Learning Management System.

Sekolah butuh para content creator handal. Merekalah yang akan mengisi media sosial dan website sekolah dengan setia. Selalu berkonten ria bersama IndiHome.

Sering kita melihat beragam kegiatan sekolah diunggah di Youtube atau Instagram tersebut. Atau saat PPDB (dulu), kita bisa membuka informasinya di website sekolah. Mulai dari jadwal sampai persyaratan, lengkap ada di website sekolah.

Jika aktivitas seperti ini terus dilakukan, tentu sekolah butuh internet provider yang tepat, seperti IndiHome dari Telkom Indonesia. Jangan sampai gara-gara internet lelet, konten penting gagal diunggah di Youtube atau website. Atau yang paling parah adalah ujian menjadi berantakan karena server bermasalah. Jika seperti ini, masih bijakkah aturan sekolah gratis? Sementara sekolah harus membayar semua. Tak ada fasilitas gratis, termasuk internet.

Sekolah butuh internet provider dan segala fasilitas pendukungnya yang baik agar aktivitas tanpa batas itu berjalan tanpa kendala. Jika semuanya lancar, maka kerja content creator muda itu menjadi lancar pula. Mereka semakin bersemangat membuat dan mengunggah konten-konten baik di website sekolahnya dan media sosial. Sekolah butuh IndiHome dari Telkom Indonesia. Masih segar dalam ingatan, dulu, sekolah dan guru-guru mengenal IndiHome dari alumni.

Jika blogging menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan bagi siswa, maka mereka bisa mengisi website dengan tulisan-tulisan yang bernas. Website sekolah menjadi lebih semarak dengan karya siswa.


dunia digital
Content creator masa depan

Bisa juga mading sekolah berpindah ke dunia maya. Menjadi blog. Atau perpustakaan juga bisa memfasilitasi hal tersebut. Mungkinkah? Seru ya, jika dunia sekolah hidup seperti itu. Kreatifitas siswa bisa terpacu maksimal. Semoga!

Dengan demikian, melatih Siswa Gree One menjadi content creator adalah sebuah investasi masa depan. Sekolah siap menjawab tantangan zaman!

 

Sekian

Salam literasi

Sampai jumpa

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

  Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cire...