Halo Sobat yayuarundina.com, pernahkah kalian berbicara pada diri sendiri? Yuk, kita bahas Self Talk sebagai Media Evaluasi Diri.
Self Talk atau Monolog |
Berbicara pada diri sendiri atau self talk biasanya muncul saat kita sedang merenungkan masalah. Self talk sebagai evaluasi diri.
Self talk sebagai media evaluasi diri memiliki nilai positif bagi perkembangan diri.
Mengapa Kita Melakukan Self Talk?
Sobat yayuarundina, self talk sering kita lakukan loh. Apapun, biasanya selalu ada reaksi dalam diri kita. Bisa positif atau negatif.
Dalam bahasa yang lebih awam, self talk itu bisa berarti hati kita yang berbicara. Nurani kita sering mengingatkan jika berbuat salah. Apakah kita mengikutinya?
Istilah lain untuk self talk ini sepertinya sama dengan monolog dalam drama. Seorang tokoh berbicara dengan dirinya sendiri.
Banyak hal yang terjadi dalam diri kita. Kita bisa merutuk, menyesal, berpikir, merenungkan kesalahan diri, mengejek orang lain, marah-marah dan lain sebagainya. Semua itu hanya kita yang tahu. Tak ada suara yang keluar.
Kita tak butuh kawan bicara. Semuanya kita lakukan sendiri. Kita yang berbicara, kita sendiri yang menjawabnya.
Saat berada di Mekah, kita harus pandai-pandai mengendalikan diri. Konon, kabarnya, apa yang kita sampaikan dalam hati ini bisa dibayar kontan.
Pengalaman seorang teman saat berhaji, dia merasa jijik pada orang yang jorok, meludah sembarangan. Dalam hatinya dia mengejek orang tersebut. Tak berapa lama kemudian, sampul Al Qurannya dipenuhi lendir yang menjijikkan. Segeralah teman saya itu beristighfar.
Nah, Sobat yayuarundina.com, itu salah satu bukti nyata bahwa kita harus bisa mengendalikan omongan dalam hati ini -self talk- agar bermakna positif untuk kita. Apalagi di tempat-tempat yang mustajab. Doa akan selalu dikabulkan dengan mudah. Ada malaikat yang mengaminkannya.
Kata ustad dulu,"Ikutilah kata hatimu, nuranimu, karena itulah penuntun yang baik."
Hendaknya kita jadikan ini sebagai pegangan. Kita jadikan self talk ini sebagai barometer kebaikan untuk diri kita sendiri. Self talk bisa jadi media evaluasi diri.
Self Talk Sebagai Media Evaluasi Diri
Inilah beberapa bentuk nyata self talk:
1. Jadikan self talk sebagai alat untuk memperbaiki diri. Saat kita berbuat salah, sering nurani ini mengingatkan kita. Ikutilah kata hati ini. Segeralah beristigfar!
2. Jadikan self talk juga sebagai bahan renungan. Menyesal dari kesalahan atau bereaksi terhadap suatu peristiwa.
3. Self talk sebagai penyelamat. Pernahkah mendengar cerita unik dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang? Tiba-tiba seseorang dengan rela memberikan kursinya pada orang lain, ketika nuraninya ingin memberikan pertolongan pada penumpang lain. Orang itu berpikir bahwa ia bisa ikut penerbangan berikutnya. Alhasil, dengan kerelaannya itu, ia selamat dari kecelakaan pesawat terbang.
4. Self talk sebagai pengingat. Dalam melakukan sesuatu, seringkali kita diingatkan oleh suara hati. "Ayo segera shalat!" misalnya. Alangkah lebih baik, jika kita segera mengikuti bisikan positif ini.
5. Self talk sebagai ucapan rasa syukur. Pernahkah melihat para pemain bola yang memasukkan gol ke gawang tanpa reaksi berlebihan? Tak ada hura-hura. Cukup sujud syukur, berdoa dalam hati. Atau mengangkat kedua tangan sambil berkata dalam hati,"Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah!"
Nah Sobat yayuarundina.com, itulah beberapa wujud nyata self talk yang sering terjadi pada diri kita. Mungkin masih banyak yang lain ya, Sob.
Mari kita jadikan self talk ini sebagai sesuatu yang positif untuk kita. Bermakna. Menambah value.
Semoga obrolan kali ini bermanfaat, ya Sob.
Terima kasih sudah membaca coretan sederhana ini.
Sampai jumpa di postingan berikutnya.
Salam
Sumber gambar: https://www.pojokseni.com/2020/11/monolog-adalah-sebuah-rekonstruksi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar