3/22/2022

Masih Adakah Air Susu Dibalas Air Tuba Di Era Digital Ini?

 

Halo Sobat yayuarundina.com, apa kabarnya siang ini? Semoga sehat, ya. Kita hari ini akan mengenar para pahlawan di sekeliling kita. Pasti banyak orang yang telah membantu kita meraih mimpi di masa ini. Keberhasilan kita tentu juga melibatkan bantuan orang lain, ya kan? Nah setelah meraih kesuksesan itu, Masih Adakah Air Susu Dibalas Dengan Air Tuba di Era Digital ini?


air susu
Air susu dibalas dengan air tuba? 


Kita Adalah Makhluk Sosial

Dalam kajian Sosiologi yang pernah kupelajari dulu, manusia atau kita ini adalah makhluk sosial. Pasti akan butuh bantuan orang lain dalam hidupnya.

Jika flashback ke masa lalu, mulai dari lahir sampai sekarang, kita selalu membutuhkan orang lain. Dulu, saat kita lahir butuh bidan agar bayi mungil ini bisa menghirup udara kebebasan dunia. Saat masa kana-kanak, kita butuh bantuan mamah, bapak, kakek agar bisa membimbing kita, melatih dan mendidik sehingga banyak hal yang kita ketahui dan kuasai, betul?

Kalau sekarang melihat anak kecil yang belajar berjalan, ayah, ibu, kakek, atau neneknya akan bergantian menuntun dia, berjalan tertatih-tatih. Saat sakit, kita butuh dokter.

Saat dewasa, baru lulus kuliah, betapa penting informasi lowongan pekerjaan. Kita akan mendapatkannya dari teman, kakak tingkat, saudara, atau orang lain. Dengan antusias, kita mengejar informasi tersebut agar bisa diterima bekerja. 

Setelah masuk di dunia kerja, peran orang lain juga masih sangat penting. Rekan kerja, atasan, relasi, kawan lama, klien dan lain sebagainya. Ada masanya kita bekerja sama dengan rekan kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.  Kita butuh atasan untuk promosi jabatan. Kita butuh klien agar usaha kita sukses. Ah, betapa banyak orang lain di sekeliling kita.


manusia makhluk sosial
Manusia tolong-menolong antar sesama

Air Susu Dibalas Dengan Air Tuba

Sobat pernahkah mendengar peribahasa ini? Tahukah artinya? Sepertinya, ini adalah jejak pelajaran Bahasa Indonesia yang paling berkesan dalam untukku. Peribahasa itu berarti perbuatan baik dibalas dengan kejahatan. Bisa jadi orang yang telah berbuat baik kepada kita, kita sakiti hatinya, kita fitnah sehingga dia banyak dibenci orang. Inilah makna Air susu dibalas dengan air tuba.

Masih adakah kejadian Air Susu Dibalas dengan Air Tuba di Era Digital ini? Mungkin, menyia-nyiakan ibu kandung menjadi salah satu contohnya. Setelah sang anak menjadi artis terkenal, dia biarkan ibunya hidup sendirian, tak pernah atau jarang dikunjungi, tak pernah diperhatikan.

Rekan kerja yang difitnah sehingga atasan menghukumnya bahkan memecatnya, atau dia tak mendapatkan promosi jabatan. Atau memfitnah orang di media sosial hingga dirundung habis-habisan oleh para warganet. Ah, masih banyak hal menyedihkan yang terjadi. Orang-orang baik mendapatkan kepahitan dalam hidupnya gara-gara menolong orang lain. Semoga kita tidak termasuk dalam kelompok seperti itu, ya Sob!

Bagaimana Cara Membalas Kebaikan Orang?

Pasti banyak orang baik yang berharap tidak mendapatkan balasan atas pertolongannya itu. Mereka berbuat baik itu, karena sebuah kewajiban sebagai manusia. Mereka melakukannya tanpa pamrih. Tak mengharapkan apa-apa.

Namun, sebagai manusia, kita juga wajib membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan lagi. Kita sudah ditolong orang, alangkah baiknya, jika kita juga melakukan hal yang sama, menolong orang lain juga. Seringkali kebaikan itu tidak jatuh langsung pada orang yang telah menolong kita. Bisa jadi pada orang lain, kerabatnya dan lain sebagainya.

Ini dia beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membalas kebaikan orang lain.

1.     Traktir Dia

Saat kita mempunyai rejeki, saatnya kita mentraktir orang yang telah menolong kita. Memberikan informasi lowongan pekerjaan, sehingga sekarang kita bekerja di tempat tersebut.

Saat gajian, asyik juga jika kita mentraktirnya sambil ngobrol mengenang masa lalu. Perjuangan mendapatkan pekerjaan itu. Ini adalah hadiah kecil yang mampu menyenangkan hati orang baik tersebut.

 

2.     Memberikan sesuatu yang dibutuhkan atau disukainya

Dulu, saat kakek masih ada, setiap lebaran, beliau akan menerima sajadah, baju koko, benda lainnya. Orang-orang itu bilang sebagai rasa terima kasih karena kakek telah banyak menolongnya di zaman susah dulu.

 

3.     Mendoakan Dia

Saat orang baik itu sudah meninggalkan kita untuk selama-lamanya, cara terbaik untuk membalas budinya adalah dengan cara mendoakan orang tersebut. Kita menjadi saksi kebaikannya sehingga dengan demikian bisa meringankan dosa-dosanya atau memberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin!

 

4.     Membantu Kerabatnya

Bisa jadi orang baik itu sudah sangat jauh dari jangkauan kita. Balas budi kita bisa disalurkan pada kerabat terdekatnya. Bisa jadi dalam keluarga besar orang baik itu, ada kerabat yang membutuhkan pertolongan kita. Hidupnya masih kekurangan. Butuh uluran tangan kita.

 

5.     Membantu Orang Lain

Cara terakhir, jika orang baik itu sudah tidak bisa kita temui lagi, maka panjangkan kebaikannya melalui kita. Contohnya, dulu dia memberikan biaya sekolah untuk kita. Maka, kita sekarang ini juga bisa menjadi pemberi beasiswa untuk anak-anak berprestasi yang kurang beruntung ekonominya.

                                                                                                                           

Nah, Sobat yayuarundina.com, betapa banyak cara kita membalas budi. Mungkin, kalian masih banyak ide  untuk membalas kebaikan orang lain pada kita. Share di komentar, yuk!

Sampai di sini dulu ya perjumpaan kita kali ini

Selanat berbuat kebaikan

Semoga beruntung

Sampai jumpa

 

Salam

  

Sumber gambar: pixabay.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

  Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cire...