3/04/2020

BELAJAR DARI KEMATIAN ASHRAF SINCLAIR, SUAMI BCL

Kebersamaan yang manis

Hai Sobat yayuarundina.com - duh rasanya kangen deh menyapa kalian lagi. Baru saja kita dikejutkan dengan berita kematian suami BCL, Ashraf Sinclair. Pagi itu, aku dan teman-teman sangat penasaran dengan kabar mengejutkan ini. Televisi menjadi bintang. Sayang, belum ada kabar tersebut. teman yang lain langsung googling, ada deh beritanya, walau masih sekilas. Namun, kebenaran berita itu membuat kami menyadari sesuatu. Kita bisa belajar dari kematian suami BCL ini.

Kematian Itu Pasti Datang

Setiap yang hidup pasti mati
Sudah menjadi ketentuan dari Sang Maha Pencipta bahwa setiap makhluk hidup akan mati. Akan datang masanya. Namun, kita tak tahu pasti waktunya. Bisa saat lahir, saat anak-anak, saat remaja, di masa muda, bahkan di saat sudah uzur.

BCL dan Noah ziarah ke makam Ashraf Sinclair

Bekal Mati

Manusia memiliki dua tujuan hidup setelah mati atau meninggal, yaitu Surga atau Neraka. Kita bisa memilih. Banyak orang pasti akan memilih surga. Kenikmatan yang akan didapatnya menjadi daya tarik khusus. Oleh karena itu, selama hidup, kita harus melakukan hal-hal yang akan membawa kita ke Surga pada akhirnya. Banyak berbuat kebaikan menjadi salah satu upayanya.

Ada tiga bekal abadi mati, yaitu: amal, anak soleh dan ilmu yang bermanfaat. Jadi, hal inilah yang bisa kita usahakan agar kita siap menghadapi kematian.

Siapkan Mental

Ketika kematian datang menjemput, kita yang masih hidup biasanya akan berduka. Berbagai reaksi muncul. Ada yang pingsan, menjerit dan meraung-raung, tegar dan sebagainya. Siapapun pasti akan berat menerima musibah ini.

Baca Juga https://yayuarundina.gurusiana.id/article/2020/3/tips-menghadapi-musibah-kematian-dari-bcl


Namun, kita harus siap mental dengan hal ini. Bagaimanapun, kematian pasti datang. Mau tidak mau atau siap tidak siap, kita pasti akan menghadapinya. Jadi, kita harus berusaha ikhlas menerima semua ini. Sedih wajar, tapi jangan sampai berlebihan!

Kesadaran bahwa kematian adalah suratan takdir, biasanya akan membuat kita lebih tegar. Walau berat, kita bisa menerimanya. Kita akan berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada mereka-mereka yang harus menghadap Ilahi.

Banyak hal yang bisa kita lakukan. Membimbingnya menghadapi sakaratul maut. Mengurus jenasahnya dengan baik. Memandikan. Menyalatkan dan sebagainya. Setelah melakukan ini, biasanya akan ada kelegaan di hati, walau kita melihat jenasah terbujur kaku di hadapan mata.

Berkah Teman

Saat menghadapi musibah kematian ini, betapa teman menjadi pelipur lara. Anugrah besar selain keluarga. Dukungan dan kesiapan mereka menjadi pelipur lara tersendiri. Merekalah yang bisa memberikan penguatan. Menemani hari-hari kelam kita. Menghibur dan berbagai upaya lain sampai kita bisa kembali kuat menghadapi kenyataan hidup.

Kembali Produktif

Life must go on. Kehidupan harus terus berjalan setelah musibah kematian itu. Jangan pernah tenggelam dalam kesedihan. Setelah masa berduka, kita bisa kembali menapaki jalan kehidupan. Walau mula-mula terasa gamang, jalan terus. Walau hati kita masih sering sensitif ketika menghadapinya, tegarlah. Seperti BCL yang menangis ketika Judika menyanyi, tetapi dia harus bisa melaluinya. Kitapun demikian.

Biarkan Waktu Menyembuhkan Luka

Setelah masa berkabung, biasanya berbagai kenangan bersama almarhum akan muncul. Kita kembali mewek bin termehek-mehek. Biarkanlah. Itu adalah satu hal yang manusiawi. Lepaskanlah segala rasa. Menangislah.

Setelah kematian, inilah ujian berikutnya. Mampukah kita bertahan atau menyerah kalah? Menyerah? Oh, No. Teruslah hadapi luka. Jangan biarkan rasa duka itu mengalahkanmu! Sakit memang, tapi bangkitlah. Perlahan tapi pasti. Biarkan waktu menyembuhkan luka. Ada masanya, kita akan kembali ceria. Kembali tegar menatap dunia. Bisa beberapa bulan atau beberapa tahun. Tapi, jangan lama-lama yaaa  💖😍😉

 Turut berduka cita untuk Kak Unge dan Noah Sinclair. Semoga kalian menjadi orang-orang kuat dalam menghadapi musibah ini. Peluk dan cium dari jauh. Semoga ada hikmah di balik musibah ini. Semoga Allah selalu menyayangi kalian.

Oke, sampai di sini obrolan kita malam ini.

Sampai jumpa

Salam



Sumber gambar








2 komentar:

  1. Kematian itu pasti, namun kita ga akan pernah tau kapan saatnya tiba. Mempersiapkan diri sebaik mungkin supaya kelak nanti kita diambil oleh-Nya, kita punya bekal di akhirat nanti dan masuk surga ya mbak, aamiin :)

    BalasHapus

Featured Post

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

  Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cire...