Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain
Hai Sobat Yayu Arundina,
ayooo banguuun. Wake up… Wake up. Wake Up Wakaf Dompet Dhuafa, pernah mendengar istilah ini? Kali ini, aku ingin
ngajak kalian jalan-jalan ke Subang. Tepatnya ke Desa Cirangkong, Kecamatan
Cijambe, Subang, Jawa Barat. Yuk, melihat Kebun Indonesia Berdaya sebagai bukti
nyata pemanfaatan wakaf produktif.
Mengapa Kita Harus Berwakaf?
Dulu,
saat masih kecil, saya pernah diajarkan untuk bisa sedekah, infak, zakat dan
wakaf. Ingatan saya waktu itu, wakaf itu identik dengan membangun masjid.
Namun, dalam acara Meet Up Blogger Wakaf Subang yang diinisiasi oleh Dompet
Dhuafa pemahaman itu berubah total. Ternyata, wakaf tak sesempit itu loh,
teman-teman. Tidak hanya berkisar pada 3M: Makam, Madrasah, dan Mesjid. Masih banyak
objek wakaf lainnya.
Wakaf
juga bisa dimulai sejak sekarang. Sejak masih muda. Sejak kita belum menjadi
orang kaya. Tak harus dengan biaya yang tinggi. Dengan uang sepuluh ribu
rupiahpun, kita sudah bisa berwakaf. Mengapa sih kita harus berwakaf?
Inilah
rangkuman dari berbagai sumber, alasan kita harus mulai wakaf:
1. Shadaqoh jariyah, pahalanya terus mengalir,
walaupun kita sudah meninggal dunia.
2. Semakin banyak orang yang memanfaatkan wakaf kita,
maka pahalanya akan semakin banyak mengalir
3. Mensucikan
harta kita.
4. Menumbuhkan jiwa sosial yang tinggi
5. Membantu orang yang kesulitan
6. Menumbuhkan kesadaran bahwa harta itu tidak kekal
7. Membantu masyarakat mendapatkan kehidupan yang
lebih baik.
8. Menghilangkan kesenjangan sosial
9. Mendorong pembangunan di bidang keilmuan
10. Wakaf itu bisa mensejahterakan masyarakat suatu
bangsa.
11. Wakaf itu mudah dan bisa mulai dari sekarang.
12. Mempercepat laju pertumbuhan wakaf
Apa Itu Wakaf Produktif?
Hakekat
wakaf itu adalah untuk kegiatan yang produktif. Wakaf produktif ini termasuk bidang
ekonomi. Salah satu bentuknya adalah pengolahan Nanas Subang untuk industri unggulan.
Beruntung saya bisa datang ke sini. Setelah melihatnya, muncul sebuah pemikiran
baru bahwa tak cukup sekedar memberi dan menerima uang atau titipan wakaf. Tapi,
ada tanggung jawab besar untuk mengelolanya, sehingga mampu mensejahterakan
banyak orang. Suatu usaha hebat dan kreatif yang membuat hati saya tersentuh.
Di
sini, ada dua cara ikut berwakaf, yaitu:
1. Secara tunai.
Kita bisa berwakaf secara mudah
dan murah hanya dengan uang sebesar Rp 10.000,- saja.
2. Membeli kapling Kebun Indonesia Berdaya seluas
1.000 meter persegi seharga Rp 125.000.000,-
50
juta digunakan untuk proses operasional, seperti penyiapan tiang beton,
pembibitan dan sebagainya. 25 juta untuk mendirikan bungalow di lahan tersebut,
agar para wakif bisa datang berkunjung untuk melihat hasil titipan wakafnya,
jalan-jalan atau melihat panen buah naga dan buah nanas. 50 juta lainnya akan
dikembalikan dalam kurun waktu lima belas tahun. Mau diikhlaskan juga boleh,
loh hehehe.
Contoh Lahan Kapling Baru |
Kebun Indonesia Berdaya dan RINIS
Saat jalan-jalan ke Kebun
Indonesia Berdaya, kami melihat bukti nyata dari wakaf produktif ini. Saya senang melihat perkebunan
nanas dan buah naga yang luas. Juga ada sentra peternakan yang bersih.
Pemandangan Gunung di Kebun Indonesia Berdaya Subang |
Peternakan Domba Garut di Subang |
Diantara
cuaca Subang yang panas, pemandangan gunung di sekelilingnya membuat mata kami
dimanjakan warna hijau yang menyejukkan. Sayangnya, tidak ada buah naga yang
bisa kami petik. Baru berbuah sekitar November, kalau tidak salah. Namun,
kekecewaan itu tergantikan dengan suguhan sate nanas dan jus nanas yang segar.
Mantul deh pokoknya. Bikin flu saya berkurang nih.
Bogger Bandung menikmati Sate dan Jus Nanas |
Kebun
ini berkembang dari waktu ke waktu. Asalnya hanya dua hektar, sekarang sepuluh
hektar. Semakin banyak donasi untuk wakaf produktif ini, maka akan semakin luas
lahan dan pemberdayaan masyarakatnya. Targetnya ingin bisa memiliki lahan
sampai 200 hektar dan memberdayakan masyarakat di 12 desa dalam jangka waktu
beberapa tahun ke depan.
Kawasan ini akan dijadikan sebagai sentra industri
unggulan ekstrak nanas. Sirin namanya. Rumah Industri Pengolahan Nanas. Hasil
kebun, khususnya nanas akan diolah menjadi selai dan ekstrak nanas. Proses ini
akan melibatkan para petani dan warga sekitar. Petani diarahkan untuk menghasilkan
produk buah yang berkualitas. Ibu-ibu dilibatkan dalam proses pengupasan cangkang
nanas. Juga akan ada sekitar sepuluh orang yang akan bekerja di Sirin tersebut
untuk menjalankan mesin pengolahan dan sebagainya. Namun demikian, mesin-mesin
tersebut nantinya bisa digunakan untuk berbagai produk: buah naga, cabe merah,
bawang merah dan lain-lain.
Dengan berdirinya pabrik ini, saya berharap agar mereka benar-benar akan menjadi petani berdasi sungguhan. Bisa hidup lebih sejahtera dari kegiatan bertani. Bukan sekedar buruh untuk kesejahteraan orang kota.
Dengan berdirinya pabrik ini, saya berharap agar mereka benar-benar akan menjadi petani berdasi sungguhan. Bisa hidup lebih sejahtera dari kegiatan bertani. Bukan sekedar buruh untuk kesejahteraan orang kota.
Kantor dan Pabrik RINIS |
Pangsa pasar terhadap ekstrak
nanas ini sangat besar. Ekstrak nanas tersebut digunakan sebagai penambah rasa
pada berbagai perusahaan minuman, seperti Buahvita. Kebutuhannya sekitar 620
ton per tahun. Saat ini, mereka baru berhasil memproduksi ekstrak nanas 1 ton
perhari.
Pengelolaan Wakaf yang Amanah
Saat
berkunjung ke Kebun Indonesia Berdaya di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe,
Subang, Jawa Barat, keyakinan saya pada
Dompet Dhuafa semakin besar. Sudah sejak lama, Dompet Dhuafa atau DD ini
berkibar dalam dunia penerimaan zakat, infak, dan wakaf. Sudah banyak pula
program yang digulirkan untuk kaum dhuafa atau mustahik. Rumah sakit, sekolah, penanggulangan
bencana, atau bantuan langsung.
Nah,
menurut saya, Kebun Indonesia Berdaya inipun menggambarkan pengelolaan yang
amanah dan profesional. Ini dia beberapa buktinya.
1. Luas lahan perkebunan yang semakin luas.
Awalnya sekitar 2 hektar sekarang
menjadi 10 hektar. Targetnya ingin menjadi 200 hektar dengan menyelamatkan aset
umat. Memanfaatkan lahan tak produktif menjadi produktif.
2.
Program ini memiliki pendampingan yang jelas.
Para petani yang menerima wakaf
produktif ini didampingi oleh petugas-petugas khusus di bawah manajemen Dompet
Dhuafa. Pendampingan ini dimaksudkan untuk memberdayakan para petani sekaligus
juga menjaga dan meningkatkan kualitas produk, baik buah-buahan maupun ternak.
3.
Keilmuan yang mumpuni.
Penjelasan program Wake Up Wakaf
dari Kang Bobby P. Manulang, GM Wakaf Dompet Dhuafa dan Kang Kamaludin, Manajer Program Ekonomi
Dompet Dhuafa mampu membuka mata kami lebih lebar tentang wakaf. Penjelasan
gamblangnya dilihat dari berbagai aspek. Walau sebentar, tapi sarat makna.
Apalagi kalo seminggu nih.
4.
Pengelola Wakafnya Profesional
Tak mudah memegang uang
orang lain. Bisa-bisa habis tak ada guna. Namun, dengan pengelola yang profesional,
dana wakaf bisa berkembang, sehingga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan
sosial yang lebih bermanfaat, khususnya bagi kaum dhuafa.
5.
Hubungan Kerja sama yang luas
Dompet
Dhuafa banyak menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan dan
pengembangan programnya. Pengusaha, pemda setempat, blogger, ustad, dan
sebagainya. Kerja sama ini membuat programnya tersiar luas, dan tepat sasaran.
Contohnya: Hasil perkebunan ini dibeli oleh tamu-tamu Pemkab Subang.
6.
Kreatif dan inovatif
Berbagai
program yang bergulir di berbagai bidang pengembangan, seperti: Kesehatan,
Pendidikan, Ekonomi dan Sosial Budaya menunjukkan hal ini. Sebut saja sekolah
Khadijah untuk membentuk jiwa kewirausahaan para wanita seperti Khadijah r.a,
istri Rasulullah. Beliau adalah pengusaha yang sukses.
Selain itu, hasil kebun nanas ini bisa diolah
menjadi produk yang berbeda sesuai dengan kebutuhan pasar. Misalnya menjadi
selai dan ekstrak nanas. Di kebun ini
juga tersedia pondok-pondok, sehingga kawasan ini bisa menjadi arena wisata
agrowisata.
Bentuk inovasi dan kreatifitas
lainnya adalah menjadikan mesjid memiliki sumber dana sendiri untuk
pemeliharaannya dari kegiatan ekonomi. Contohnya dengan adanya toko penjualan
buku, minuman dan sebagainya.
7.
Kontinuitas Program dan Kegiatan
Banyak
program yang telah digulirkan dan
semuanya berjalan dengan baik. Seperti Kebun Indonesia Berdaya ini yang
digulirkan sejak tahun 2012. Semakin lama, semakin luas. Mudah-mudahan suatu
saat benar-benar bisa eksis dalam industri unggulan ekstrak nanas.
8.
Selektif
Dompet
Dhuafa melakukan seleksi dalam memilih mitra kerjanya, misalnya untuk
pendamping dan petani. Para petani benar-benar dilihat kondisi realnya. Dipilih
orang-orang yang layak dibantu oleh dana wakaf dan sebagainya.
Nah,
Sobat Yayu Arundina itulah oleh-oleh dari Subang. Ayo, kita
bantu pengembangan Kebun Indonesia Berdaya menuju industri unggulan ekstrak
buah nanas! Ayo, kita sejahterakan para petani melalui dana wakaf! Ayo,
kita jadikan wakaf untuk membangun peradaban manusia!
Salam
Cara
Donasi Dana Wakaf:
1.
Datang langsung ke Kantor Dompet Dhuafa Jabar ( Bandung )
Jalan R.A.A Marta Negara no 22 A Turangga
Kecamatan Lengkong
Kota Bandung Jawa Barat 40264
Depan Pom Bensin
2.
Online atau Daring:
http://donasi.tabungwakaf.com
Sumber tulisan:
1. tabungwakaf.com/ 7 Manfaat Wakaf
2. almanhaj.or.id/ Keutamaan Wakaf
Waw.. waw... wakaf murah dan mudah. Sekarang semakin sadar, wakaf tak perlu menunggu kaya.
BalasHapusBetul Teh. Terobosan yang luar biasa 😄👍
Hapus