We are in Batu Cave Malaysia |
Kalian akan jalan-jalan
ke negeri tetangga Malaysia? Banyak tempat yang bisa dikunjungi. Berdasarkan pengalamanku
bersama teman-teman blogger dari Bandung, yakni Kumpulan Emak Blogger Bandung (
KEB Bandung
), ada 7 obyek wisata favorit di Negeri Jiran tersebut. Mau tahu atau mau tahu
bangets? Ini dia destinasi wisata yang cukup menarik itu.
1.
Batu Cave
Ini cocok bagi yang suka naik
gunung atau suka ketinggian. Kita bisa memasuki gua yang cukup lebar. Hmmm…
berapa tangga yah yang kunaiki sampai puncak? Ah, lebih berat mendaki puncak
Papandayan di Garut, Jawa Barat deh. Masih ingat, kan ceritanya?
BACA JUGA : https://www.yayuarundina.com/2017/10/papandayan-makna-sebuah-perjalanan.html
BACA JUGA : https://www.yayuarundina.com/2017/10/papandayan-makna-sebuah-perjalanan.html
Tangga yang berwarna-warni
membawa kita memasuki gua yang sudah bersih dan teratur. Stalaktit dan
stalagmite masih bisa kita nikmati. Yang unik tempat ini juga menjadi tempat
ibadah bagi orang beragama Hindu. Ada satu bangunan khusus di salah satu sisi
gua. Kebetulan saat itu, banyak orang yang sedang beribadah. Asyek juga
mengamatinya. Hati-hati dengan monyet yang datang
tiba-tiba yah hehehe… untung cuma nemu satu aza.
Salah satu sudut Batu Cave |
Bagi yang tidak mau naik, kita
bisa tetap menikmati megahnya gunung batu ini dari bawah. Ada lapangan yang
sangat luas. Kita bisa berpose di patung Budha yang menjulang tinggi atau di
patung Hanoman. Tangga warna-warni jadi
pemanis. Selain itu, kita bisa bercengkrama dengan kumpulan burung merpati.
Habis foto dan nanjak, kita bisa
melepas lelah sambil menikmati segarnya kelapa muda. Seeedaaap!
2.
Dataran Merdeka
Inilah saksi bisu kemerdekaan
Malaysia. Dataran yang sangat luas.
Bendera Malaysia berkibar dengan gagah. Melawan panas yang menyengat di tengah
hari ini. Berbagai bangunan klasik
menghiasi sepanjang jalan ini. Kalau tidak salah, sekarang menjadi museum.
Kebetulan saat itu, Galery
Kualalumpur sedang membuat acara gratis.
Kami bisa bebas masuk untuk mengetahui sejarah dan mengenal Malaysia.
Di lantai dua, kalian pasti suka.
Banyak spot foto cantik. Kita bisa meniru gaya model sesuai dengan latar
masing-masing. Puas-puasin deh swafoto atau foto rame-rame bareng temen.
3.
KLCC ( Menara Petronas )
Ini nih menara khas Malaysia.
Jadi simbol khusus. Jadi, inget temen Malaysiaku dulu saat diajak jalan-jalan
ke menara Mesjid Agung Bandung. Dia banyak cerita soal menara ini.
Di sini, suasananya cukup ramai. Banyak orang juga ternyata. Pun banyak yang
menawarkan kamera Fish Eye. Motret
diri dengan latar menara ini sangat cakep, jika menggunakan Fish Eye. Mau coba?
Selain menikmati halamannya yang
luas, kita juga bisa masuk ke dalam. Ada pertokoan juga di sana. Mirip Trans
atau PVJ kalau di Bandung. Kebetulan, hujan yang datang tiba-tiba menggiring
kami ke sana. Belanja?
4.
Petaling Street
Hari masih pagi, saat kami sampai
di kawasan Cina ini. Gantungan eh lampion-lampion merah menyambut kedatangan
kami. Toko-toko masih tutup. Di satu sudut jalan, tampak ramai orang sarapan
bubur. Dan di dekat belokan itu pulalah sumber suara nyaring yang sayup-sayup terdengar saat kami memasuki
Petaling Street. Seorang nenek-nenek yang dengan cekatan memotong-motong kue,
yang mirip kue moci dengan pisau besar. Sangat menggoda.
Di sini kami banyak menemukan
spot-spot menarik untuk street photography.
Saat asyek menyusuri sudut jalan ini, ada si merah yang menggoda mata. Buah
mirip rambutan Rapiah. Rasanya manis menyegarkan. 12 RM per kilonya. Kata
pedagangnya ini adalah Leci. Namun, menurut temanku, itu adalah Pulasan.
5.
Kasturi Street
Di sinilah, kami menikmati makan
siang. Setelah jelajah Batu Cave dan belanja-belanja, rasanya perutpun minta
diisi. Ada satu restoran India yang cukup mudah dijangkau. Tak jauh dari mulut
jalan Hang Kasturi. Namanya adalah Restoran Yusoof dan Zakhir.
Bangunan kuning itulah tempat makan siang kami |
Siang itu, aku memesan Nasi
Briani + Sayuran + Dhal. Dhal itu adalah kuah kental yang berwarna kuning.
Mirip-mirip kari gitulah hehehe… ( duh ini Cuma kuah kari yang selalu
kusebut-sebut. Yang berasa pedas apa ya namanya? ) Temen-temen lain ada yang makan
ayam Tandori dan Mie Goreng. Membuat perut kami aman, tak berontak lagi. Ada
juga yang kabur keluar, mencari menu lain. Pusing dengan menu India lagi dan
lagi. Di luar, tak jauh dari restoran ini, mereka menemukan baso. Hmmm… sedap.
Ya, di jalan ini kita bisa
menemukan jajanan kaki lima. Aku tertarik dengan kacang rebus yang besar-besar,
berwarna kuning. Juga sate sapi dan sate ayam yang tampak tak biasa. Maksudnya
berbeda dengan di Indonesia, khususnya Bandung. Di Bandung, hanya sate mentah
yang dipajang di etalase. Kalau ada pembeli, baru diolah. Di sini, sate matang
sudah mejeng mengisi stan.
Selain itu, kita juga bisa
membeli oleh-oleh di sini. Makanan, asesoris, aaaah banyak pilihan deh.
Tersebar di banyak kios. Tinggal pilih-pilih. Coklat, kue, kopi, kalung,
gantungan kunci, baju de el el. Harganya takkan menguras kantong. Lebih murah
lagi kalau kita beli banyak. Contohnya, kalau membeli sebungkus coklat Almond,
harganya sekitar 15 RM. Namun, dengan membeli empat bungkus jadi 50 RM. Ayo borong-borong!
6.
Bukit Bintang
Inilah tempat wisata belanja yang
asyek. Banyak pertokoan bagus dan bermerek di sini. Salah satunya adalah Vinci.
Saat kami ke sana, sekitar awal Maret, banyak promo yang ditawarkan. Salah satu
barang favorit yang menarik perhatian teman saya adalah dua pasang sepatu
seharga 79 RM.
“Murah banget dan bagus barangnya. Gak bikin
lecet di kaki!” begitu katanya.
Ya,
temen saya ini langsung menggunakan sepatu itu untuk jalan-jalan di hari-hari
berikutnya. Tampak asyek-asyek aza. Kabita deh jadinya hehehe….
Oh ya, selain sepatu, di sana
juga kita bisa menemukan asesories, sepatu, sandal, tas, kaca mata, kerudung,
dan ikat pinggang. Pokoknya di sini bener-bener surge belanja deh.
7.
Malaka
Salah satu bagian Malaysia yang
kami kunjungi, selain Kualalumpur adalah Malaka. Kota ini dekat dengan selat
Malaka. Yang menarik, sebagian kota ini berasal dari pantai. Tampak masih baru.
Wilayah ini sepertinya akan dijadikan sebagai pusat pertokoan.
Yang menarik di Malaka adalah
obyek wisata sejarah. Hayo tahu kan sejarah Malaka? Coba deh intip lagi buku
sejarahnya, ya hehehe….
Di kota yang mirip dengan Cirebon
ini, ada tiga destinasi wisata yang menarik. Kami diajak berkeliling oleh Bang
Adli yang baik hati. Bersama dengan keluarganya, inilah tempat yang kami
kunjungi di sore hari itu.
a.
Gereja tua
Pertama
kali, kami diajak ke Taman Bunga Merdeka yang terletak di pusat kota.
Berkeliling, Ada sebuah kereta api yang digunakan sebagai pusat belanja
oleh-oleh. Kemudian, kami naik ke sebuah bukit kecil. Ada tangga-tangga yang
cukup pendek. Di sini, ada sebuah gereja tua yang masih cukup terawat. Ramai
juga orang yang datang di sore yang cukup sejuk itu. Banyak yang foto-foto.
Kitapun bisa menikmati pemandangan laut Malaka yang tampak dari jauh. Indah
sekali. Rasanya betah berada di sini, ngobrol banyak hal, foto-foto dan
menikmati sore di Malaka.
Kemudian,
kami diajak berkeliling kota. Banyak juga pusat perbelanjaan di sini. Hanya
kami tak tertarik mengunjunginya. Bosan, ya kalo belanja terus. Mending di
Bandung, gampang dan gak berat bawanya hehehe….
b.
Mesjid Terapung Malaka
Setelah
berkeliling kota, kamipun diajak menyusuri Mesjid Terapung. Wow, keren. Bang
Adli sempat menjalankan shalat Isya di sini. Kebetulan, pas datang, adzan Isya
berkumandang. Kami yang kebetulan sudah menjama shalat Magrib dan Isya di kota
Malaka, duduk-duduk di tepi laut sambil menikmati keindahan mesjid dan
menikmati semilir angin.
c.
Ceukodok
Hahaha….
Ini yang membuat kami terheran-heran dan tertawa-tawa terus sampai sekarang. (mudah-mudahan
tidak salah tulis nih)
Setelah
diajak berkeliling, sebelum pulang ke rumah, kami diajak makan malam terlebih
dahulu. Kami tak memilih nasi demi diet xixixi… Pilihan jatuh pada saran Bang
Adli yang memperkenalkan kami dengan makanan yang unik ini. Karena penasaran,
kami
memilihnya
sebagai menu makan malam.
Pertama, kami pesan Capati.
“Makanan india nih,” kata Bang Adli. Roti bundar tipis. Mirip crepes. Disajikan
bersama dengan bumbu kari. Makan malam yang cukup ringan.
Kedua, Lalu, tibalah menu khusus itu.
Sepring penuh. Entah berapa banyak isinya. Yang jelas terlihat seperti gunung
kecil di piring yang cukup lebar. Saking penasaran, kami lupa mengabadikannya.
Namun, langsung masuk mulut dan icip-icip saja. Bentuknya mirip Rarawuan. Hmmm…
enak. Empuk, gurih. Di dalamnya ada bawang Bombay. Kami mencocol Ceukodok pada
sepiring kecil bumbu kari. Enak deh pokoknya dan bikin kenyang juga ternyata. Kayak
Bacol, ya?
d.
Jonker Walk
Ini
dia tempat asyek untuk olah raga pagi, jalan ataupun lari-lari. Tempatnya tak
jauh dari obyek wisata Taman Bunga Merdeka, muzium. Ketika kami turun kemarin
malam, tempat ini luput dari penglihatan.
Berada
di pinggir sungai yang bersih, entah apa namanya. Cikapundung Malaka kali, ya ( hahaha… maksa ). Di sini, banyak burung gagak. Terbang
bebas. Suaranya riuh sekali. Di antara keriuhannya, kami menikmati kesenangan
swafoto dan jadi model dadakan pula. Fotografer andalan kami, Teh Andrie pun
langsung jeprat-jepret menggunakan kameranya. Seringkali berlari kecil, supaya
bisa masuk frame juga. Seru juga menikmati corat-coret indah yang ada di sini.
Mural warna-warni.
Untuk
mencapai tempat-tempat tersebut ( kecuali Malaka ), kami mengandalkan aplikasi Grab.
Ongkosnya ke setiap destinasi wisata bervariasi, tak lebih dari 20 RM. Hanya
satu kali kami mengandalkan kereta api, yaitu dari Batu Cave ke Bukit Bintang.
Kedua stasiun itu terhubung dengan mudahnya: Batu Cave – Pavilion Bukit
Bintang. Satu kali mendayung, dua pulau ( eh dua tempat wisata ) terlampaui.
Nah,
itulah beberapa destinasi wisata yang sangat berkesan untukku dan teman-teman.
Semoga kami ada rejeki lagi dan bisa ngebolang lagi. Seru deh!
Salam
traveling, ya
Sampai
jumpa di tulisan jalan-jalan berikutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar