Sobat
yayuarundina.com, kali ini kita berbagi pengalaman hidup, yuk! Tema ini
terasa berat gak sih? Saya berharap kita bisa lebih meringankan beban yang
menekan jiwa. Hidup itu seperti roda yang berputar.
Entah
saya sedang baper atau galau atau apapun namanya. Yang jelas saat ini
berseliweran bayang-bayang si Dia di kepala. Sayangnya, bukan Doi yang selalu bikin bahagia. Tapi,
sebuah keprihatinan besar. Apakah ini efek dari nonton video yang sempat viral
beberapa waktu yang lalu? Bisa jadi.
Sebenarnya,
bukan hanya itu. Banyak persoalan bangsa ini yang mesti dibenahi dan
diperbaiki, apalagi kalau kita ingin menjadi bangsa yang besar. Kita butuh
solusi dan aksi., Saatnya, kita maju bersama. Mungkin kita bisa mengembalikan
kejayaan masa lalu. Dulu, kopi kita pernah merajai dunia. Kalian
menginginkannya lagi, gak? Kita buat masa depan lebih baik dari hari ini dan
kemarin. Ayo, kita hijrah bersama-sama!
Masa Depanku ingin lebih baik dari hari ini dan kemarin |
MENGAPA AKU DAN BANGSA INDONESIA HARUS HIJRAH?
Apakah
kalian ingin tetap berada pada masa-masa sulit dan suram? Apakah kalian ingin
kita tetap berada di bawah? Apakah kita ingin tetap bodoh dan miskin?
Rasanya
jawaban dari tiga pertanyaan tersebut adalah TIDAK. Kita harus bangkit menuju
bangsa yang lebih maju, beradab, cerdas dan memberikan manfaat untuk dunia.
Yes! Inilah beberapa alasan kita harus hijrah. Berpindah dari yang buruk ke hal
yang lebih baik. Berubah dari malas menjadi rajin. Mengubah diri dari bodoh
menjadi cerdas. Kita harus lebih kreatif dan inovatif.
Akar
persoalan itu adalah diri kita sendiri, manusia Indonesia. Kita adalah
manusia-manusia yang sangat manja, tidak mau bekerja keras, dan tidak mau
berpikir. Mungkin kita terbuai dengan segala kemudahan yang ada di sekeliling
kita. Kita hidup tanpa sebuah tujuan dan arah yang jelas. Padahal akhir hidup
kita diberikan pilihan, yaitu Surga atau Neraka.
Sayangnya,
kita seringkali malas melakukan banyak hal, apalagi kebaikan. Setan lebih
menguasai jalan hidup kita. Kita terbuai dengan mimpi-mimpi indah. Kita
terperangkap pada keindahan dunia. Hidup tanpa makna. Hidup tanpa mau berbuat
lebih baik untuk diri sendiri, keluarga dan bangsa. Cukup seperti ini saja.
Benarkah? Seperti itulah kita. Seperti itulah aku. Terasa berat untuk
melangkah.
Namun,
cahaya hijrah bisa datang kapanpun, dimanapun dan pada siapapun. Yakin? Ya,
dulu aku adalah orang yang tidak mau berkerudung atau berjilbab. Kawan-kawan
dekatku selalu membujuk, memberitahu bahkan sampai memberikan sebuah buku
khusus. Tapi, hatiku tak tergerak sama sekali. Aku lebih baik menjauh daripada
harus berkerudung. Teman-temanku menyerah? Mereka pergi meninggalkanku? Tidak.
Mereka membiarkanku seperti apa adanya. Tak pernah memaksa. Aku dibiarkan
menemukan jalannya sendiri. Mereka tetap menjadi kawan karibku. Mereka
melakukan apa yang seharusnya dan aku melakukan keinginanku tersendiri.
Begitulah, kami berada pada dunia yang berbeda, tapi tetap harmonis.
Sampai
pada suatu hari, bertahun-tahun kemudian, salah seorang kawan baruku bercerita
akan mulai berkerudung. Dia mempersiapkan baju, kerudung dan sebagainya.
Mencicil beli satu per satu. Niatnya, sehabis lebaran dia akan mulai berhijrah.
Menutup aurat dengan memakai jilbab. Bagaimana denganku? Seperti biasa, aku
cuek dan lempeng saja. Hanya mendengarkan
dan tersenyum dalam menanggapi ceritanya. Done.
Tiba-tiba,
setelah lebaran itu, hatiku menjadi tak karuan. Gelisah tak jelas. Tiba-tiba
saja, akupun ingin berkerudung. Dengan kalang kabut, akupun melaksanakan
niatku. Tak ada persiapan baju muslim
sama sekali. Alhamdulillah, hatikupun
menjadi tenang. Adem. Tentram. Entahlah syukur seperti apakah yang harus kusampaikan.
Yang jelas, aku mendapatkan nikmat yang luar biasa.
Sobat,
menurutku hijrah itu sangat berat pada awalnya, tapi bahagia pada akhirnya.
Banyak godaan menjadi orang baik itu. Mungkin juga banyak yang tidak mengerti
dan tidak suka. Yang jelas, setan takkan mau kehilangan teman di akhir zaman
untuk ke neraka. Oleh karena itu, dia akan terus menjerumuskan kita. Oleh
karena itu, kita butuh lingkungan yang baik. Teman yang akan selalu membawa
kita pada kebaikan.
Begitulah
harapanku pada negeri tercinta ini. Kita sebagai bangsa Indonesia harus mulai
berhijrah sedikit demi sedikit. Kita lawan rasa malas. Kita lawan kebodohan.
Kita lawan kefakiran dan kemiskinan. Tak ada lagi serakah dan egois yang akan
menghancurkan bangsa dan negara. Kita harus menjadi sebuah negara cantik yang
adil, makmur, tentram, bermartabat dan bermanfaat untuk dunia. Ini adalah peer
terbesar bagi kita sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Untuk
menjadi bangsa yang maju, kita butuh lingkungan yang baik. Kita tak bisa jalan
sendiri-sendiri. Harus ada leader yang siap membawa kita pada perubahan. Bank
Muamalatlah jawabannya.
HIJRAHKU BERSAMA BANK MUAMALAT
Walaupun
dulu, aku pernah berhijrah. Namun, aku belumlah menjadi manusia dengan Islam
yang kaffah. Aku masih menjadi manusia dengan segala kekurangan dan
kelalaiannya. Rasanya, aku ingin kembali merasakan dan mengalami hijrah itu
secara terus-menerus. Menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.
Salah
satu yang kulakukan adalah di bidang financial. Inilah hijrah keduaku. Tak
cukup rasanya hanya berkerudung saja. Dalam hal keuanganpun, kita diwajibkan
mencari sesuatu yang halal dan menjauhi yang haram. Salah satunya adalah riba. Untuk itulah, aku
menjadi nasabah Bank Muamalat Indonesia. Bank Syariah pertama di Indonesia.
Setiap
memiliki dana lebih, aku selalu menabung di Bank Muamalat. Hidup rasanya lebih
tenang. Lebih adem. Setiap datang ke bank ini, aku selalu merasa bahagia.
Mengapa? Di sinilah, aku merasakan kenyamanan. Tak ada antrian panjang yang
memakan waktu berjam-jam. Bertransaksi menjadi lebih mudah dan cepat. Hatikupun
menjadi lebih tenang. Tak takut ada riba. Aman dunia dan akhirat.
Sayang,
aku kehilangan kawan baikku ini. Setelah lama tak menabung, tiba-tiba saja
ketinggalan informasi. Pada suatu ketika akan menabung lagi, bank tempatku
menyimpan uang secara halal itu telah berpindah tempat. Aku tak tahu kemana.
Sepertinya, telepon yang datang berkali-kali tanpa terangkat itu sepertinya
dari Bank Muamalat. Hanya kucuekkan saja. Kuanggap nomor tak penting. Baru
nyesel saat kehilangan bank kesayanganku ini.
Namun,
kehilanganku akan segera berakhir. Aku kembali bertemu dengan kawan lama yang
juga menjadi nasabah Bank Muamalat. Dia memberitahukan tempat barunya. Ah,
ternyata masih berada di kotaku. Tak begitu jauh dari tempat lamanya. Hanya aku
tak pernah ke arah sana, jadi kehilangan jejaknya. Ok deh, besok akan
kusambangi dirimu, ya kawan.
Demi
sebuah kebaikan, banyak hal yang harus dilakukan.
BANK MUAMALAT SEBAGAI LEADER
HIJRAH
Sebagai
Bank Syariah pertama di Indonesia, Muamalat juga bisa menjadi pelopor untuk
menciptakan lingkungan yang baik. Sebagai leader
atau pemimpin agar kehidupan ini menjadi lebih baik dan maju. Kebaikan itu
menular. Kita mulai dari lingkup yang kecil, lalu nasional dan bahkan suatu
saat mendunia.
Sebagai
langkah awal, Bank Muamalat telah membuat banyak kegiatan. Tujuannya untuk
meningkatkan kualitas hidup, baik secara individu maupun organisasi. Kemudian,
Bank Muamalat juga mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan diri dalam
berbagai bidang. Juga bercita-cita menjadi pusat ekosistem ekonomi syariah dan
membangun industri halal. Inilah solusi untuk Indonesia.
Oleh
karena itu, kita membutuhkan berbagai kegiatan menuju Indonesia yang lebih
baik. Inilah beberapa kegiatan bank Muamalat dalam upaya memberikan solusi
untuk masyarakat Indonesia, khususnya kaum muslim.
Tak
lupa, sebagai bank murni syariah pertama sejak 1992, Bank Muamalat juga terus
berbenah diri dalam dunia perbankan. Menyetarakan nasabah bank syariah sesuai
dengan kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Adapun upaya-upaya
yang dilakukannya adalah:
1.
Tidak menginduk pada bank lain agar tetap murni
2.
Pengelolaan dana berdasarkan prinsip ekonomi syariah
yang selalu dikawal dan diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah
3.
Produk dan layanannya lengkap dengan berbagai
fasilitas seperti: mobile banking, internet banking Muamalat, jaringan ATM, hingga kantor cabang di luar
negeri
Selain itu, sejak
diluncurkannya #AyoHijrah pada 8 Oktober 2018, beberapa produk berubah nama
agar lebih berkah. Produk-produk tersebut adalah:
v
Tabungan iB hijrah
v
Tabungan iB Hijrah Haji dan Umroh
v
Tabungan ib Hijrah Rencana
v
Tabungan iB Hijrah Prima
v
Tabungan iB Prima Berhadiah
v
Deposito iB Hijrah
v
Giro iB Hijrah
v
Pembiayaan Rumah iB Hijrah Angsuran Super Ringan dan Fix and
Fix ( masih dalam proses pengajuan ke OJK ).
#AyoHijrah menjadi langkah awal untuk memperbaiki berbagai sendi
kehidupan. Banyak hal yang harus kita benahi. Untuk mengubah nasib, manusia
harus berusaha sendiri. #AyoHijrah menjadi wujud nyata dari hal tersebut. Dengan
program #AyoHijrah, semoga kehidupan kita bisa lebih baik di masa yang akan
datang.
Sumber Foto dan gambar:
3. google image (bank Muamalat)
Wah bener banget mba, nabung disini nggak pernah antri, bayar paspor juga cepet hihi luvv banget deh
BalasHapusalhamdulillah, aku dah menjadi salah satu nasabah bank muamalat mbak..hijrah finansial ke keuangan syariah..semoga kita istiqomah selalu dalam hijrah kita ya mbak..aamiin
BalasHapusHuhu, teteh, aku kasuat-suat nih kepengen hijrah ke tabungan syariah sejak dulu. Biar yang konvesional cuma buat nerima dan masuk pendapatan aja. Terus langsung dipindahin ke tabungan syariah. Bia tenang. Semoga bisa segera hijrah
BalasHapusAih keren program2nya.. mari mari, hijrah ke diri sendiri yg lebih baik dulu, untuk kemudian mengnspirasi sekitar <3
BalasHapusProgram Bank Muamalat bagus ya. Semoga makin banyak yang terbantu :)
BalasHapusBetul banget, Teh, ngga pasti hijrah itu bukan perkara simpel. Untuk berubah perlu effort yang luar biasa. Semoga kita bisa berubah dan hijram menjadi pribadi yang semakin baik ya, Teh.
BalasHapusAamiin
BalasHapusSalam kunjungan ya. Button follow nya tiada :)
BalasHapusMakasih sudah berkunjung
Hapus