11/20/2018

SERU-SERUAN DI WISATA MERAPI YOGYAKARTA



Wisata Merapi, seru loh

Wedhus Gembel dan Mbah Marijan itulah dua kata yang sangat erat kaitannya dengan peristiwa meletusnya gunung Merapi. Masih lekat dalam ingatan kita betapa dahsyatnya musibah tersebut.
Kini, setelah delapan tahun berlalu, musibah itu ternyata bisa memberikan kemakmuran. Mengapa ? Salah satunya adalah kawasan ini menjadi tujuan wisata baru di daerah Yogyakarta. Wisata Merapi. Bikin asyek, senang, kagum, deg-degan pula.
Menyusuri pagi di Yogyakarta itu sebuah perjalanan manis yang berbaur dengan rasa was-was. Hati lumayan rusuh karena kami akan mendatangi raksasa alam yang rakus kalau sudah marah-marah. Terlintas dalam pikiran tentang meletusnya gunung Merapi yang sempat menghebohkan dunia sekitar tahun 2010. Satu per satu bermunculan kembali. Cuaca mendung pagi itu menambah suasana menjadi makin kelam dan sedih.
“Ya Allah, jangan turunkan hujan saat kami berwisata di Merapi!”
Sekitar satu-dua jam perjalanan  dari Ambar Ketawang, sampailah kami di tempat tujuan. Bis menyusuri jalanan kecil, berbelok dan menanjak. Sayang, kami tak dapat melihat sosok raksasa alam itu karena kabut. Tujuan kami saat itu adalah menyusuri merapi dengan Jeep.

Siap menjajaki Merapi

Jeep Andalan Wisata Merapi
Inilah naik gunung pertama yang tak menguras energi. Berbeda saat mendaki gunung Papandayan di Garut. Kami harus berjalan jauh menyusuri kawah sampai ke tempat perkemahan untuk bermalam. Lalu, keesokan paginya, naik ke Tegal Alun untuk menikmati keindahan Papandayan yang sangat memesona.

Baca juga: Papandayan: Makna Sebuah Perjalanan
Di Merapi, kita akan dibawa menyusuri jejak-jejak musibah sambil menikmati keindahan alam. Aku dan teman-temanku asyek sekali menikmati ayunan di jeep yang kami tumpangi. Kebetulan, pengendaranya adalah orang Yogyakarta. Masnya ini banyak bercerita juga sepanjang perjalanan. Kita pun boleh bertanya-tanya, lho. Sebelum jeep berjalan, kita wajib pake helm. Siapa tahu supirnya senang rally xixixi....

Serasa jadi Pimpro. Wajib pake helm demi keselamatan kepala dari benjol
Menurut Mas Yogya ini, ada tiga rute perjalanan Merapi. Kalian mau pilih yang mana ?
1.      Short = tujuan akhir adalah Bunker Kali Adem
2.      Medium = rumah Mbah Marijan
3.      Long  = Bermain air di Kaliurang

Kawasan Wisata Batu Alien
Rombongan kami memilih perjalanan pendek. Ini memakan waktu sekitar dua jam. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah sebuah batu besar sisa erupsi Merapi. Obyek Wisata Batu Alien. Di sini, kita bisa puas menikmati keindahan alam dan berfoto-foto. Banyak spot foto gratis dan ada juga yang berbayar. Kalau tidak salah sekitar Rp 10.000,- saja.
Di sekitar daerah wisata ini, banyak truk pasir dan para pekerjanya. Kami sempat menunggu sejenak agar bisa memasuki kawasan batu besar. Pagi yang sibuk untuk mencari nafkah dan berwisata.

Gerbang kawasan wisata Batu Alien

Museum Mini Sisa Hartaku

salah satu bagian harta masyarakat gunung Merapi

Setelah puas berfoto-foto, kamipun kembali menyusuri merapi. Nama dan tempat yang semula hanya kubaca di media cetak atau kudengar dari berita televisi kini nyata ada di depanku.
Kami menyusuri jalanan berpasir dan hutan-hutan menuju Museum Mini Sisa Hartaku. Setelah turun dari jeep, aku mengikuti kawanku yang sangat bersemangat dan penasaran ingin melihat kerangka sapi yang menjadi korban letusan gunung merapi. Ada dua tangga pendek menuju ke lokasi ini. Di sana, ada dua kencleng terbuat dari kaca.
Begitu sampai, perasaanku mengharu biru. Kedahsyatan itu kembali nyata di depanku. Aku membayangkan awan panas alias Wedhus Gembel beraksi meminta korban. Debu-debu tebal menghiasi harta-harta ini.
“Ya Allah, di balik musibah selalu ada hikmah!”
Di lokasi ini, kitapun bisa berfoto dengan Sang Burung Hantu. Duh, aku lupa berapa bayarnya yah…. Untuk yang satu ini aku termasuk penakut. Takut dipatuk sama paruhnya yang runcing hehehe. Lagian, tempat ini sudah dipenuhi banyak orang. Aku langsung kabur aza, ah.
Turun ke bawah, ternyata orang sudah ramai pula berfoto-foto di Museum Mini Sisa Hartaku. Spot yang kece. Ada pula beberapa warung berjejer menjual cinderamata Merapi, makanan dan minuman. Topinya keren ih.

Barisan warung dan jeep wisata

Bunker Kaliadem
Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah Bunker Kaliadem. Kalau tidak salah, dulu ada dua orang sukarelawan yang berlindung di bunker ini dari kedahsyatan Merapi. Namun, Keperkasaan Raksasa Alam Merapi ini benar-benar tak ingin dikalahkan. Merekapun menjadi korbannya.

Ada cerita apa di bunker Kaliadem ini ?

Ragu-ragu antara ingin masuk dan tidak. Namun, begitu banyak peminat membuatku mundur teratur. Aku berjalan-jalan saja di sekitarnya sambil menikmati mendung yang terus menggelayut menemani perjalanan ini.
“Ya Allah, terima kasih kau kirim mendung untuk kami, sehingga kami tak kepanasan!”
Di sekitar tempat ini, banyak warung yang menjual berbagai macam produk. Tas, gelang, bunga edelweiss, minuman, makanan. Salak madunya enak katanya nih. Masih banyak produk-produk menarik lainnya.
Rasanya berkunjung ke Merapi ini tak cukup sekali. Masih banyak tempat dan cerita yang bisa dieksplore lagi. Yuk, wisata ke Merapi!

Satu sudut Merapi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Dua Puisiku di Bulan September

                                                                                    Peristiwa Sumber Inspirasi                              ...