Wisata Merapi, seru loh |
Wedhus Gembel dan Mbah
Marijan itulah dua kata yang sangat erat kaitannya dengan
peristiwa meletusnya gunung Merapi. Masih lekat dalam ingatan kita betapa
dahsyatnya musibah tersebut.
Kini,
setelah delapan tahun berlalu, musibah itu ternyata bisa memberikan kemakmuran.
Mengapa ? Salah satunya adalah kawasan ini menjadi tujuan wisata baru di daerah
Yogyakarta. Wisata Merapi. Bikin asyek, senang, kagum, deg-degan pula.
Menyusuri
pagi di Yogyakarta itu sebuah perjalanan manis yang berbaur dengan rasa
was-was. Hati lumayan rusuh karena kami akan mendatangi raksasa alam yang rakus
kalau sudah marah-marah. Terlintas dalam pikiran tentang meletusnya gunung
Merapi yang sempat menghebohkan dunia sekitar tahun 2010. Satu per satu bermunculan
kembali. Cuaca mendung pagi itu menambah suasana menjadi makin kelam dan sedih.
“Ya
Allah, jangan turunkan hujan saat kami berwisata di Merapi!”
Sekitar
satu-dua jam perjalanan dari Ambar
Ketawang, sampailah kami di tempat tujuan. Bis menyusuri jalanan kecil,
berbelok dan menanjak. Sayang, kami tak dapat melihat sosok raksasa alam itu
karena kabut. Tujuan kami saat itu adalah menyusuri merapi dengan Jeep.
Siap menjajaki Merapi |
Jeep Andalan
Wisata Merapi
Inilah
naik gunung pertama yang tak menguras energi. Berbeda saat mendaki gunung
Papandayan di Garut. Kami harus berjalan jauh menyusuri kawah sampai ke tempat
perkemahan untuk bermalam. Lalu, keesokan paginya, naik ke Tegal Alun untuk
menikmati keindahan Papandayan yang sangat memesona.
Baca juga: Papandayan: Makna Sebuah Perjalanan
Di
Merapi, kita akan dibawa menyusuri jejak-jejak musibah sambil menikmati
keindahan alam. Aku dan teman-temanku asyek sekali menikmati ayunan di jeep
yang kami tumpangi. Kebetulan, pengendaranya adalah orang Yogyakarta. Masnya
ini banyak bercerita juga sepanjang perjalanan. Kita pun boleh bertanya-tanya,
lho. Sebelum jeep berjalan, kita wajib pake helm. Siapa tahu supirnya senang rally xixixi....
Serasa jadi Pimpro. Wajib pake helm demi keselamatan kepala dari benjol |
Menurut
Mas Yogya ini, ada tiga rute perjalanan Merapi. Kalian mau pilih yang mana ?
1. Short
= tujuan akhir adalah Bunker Kali Adem
2. Medium
= rumah Mbah Marijan
3. Long = Bermain air di Kaliurang
Kawasan
Wisata Batu Alien
Rombongan
kami memilih perjalanan pendek. Ini memakan waktu sekitar dua jam. Tempat
pertama yang kami kunjungi adalah sebuah batu besar sisa erupsi Merapi. Obyek
Wisata Batu Alien. Di sini, kita bisa puas menikmati keindahan alam dan
berfoto-foto. Banyak spot foto gratis dan ada juga yang berbayar. Kalau tidak
salah sekitar Rp 10.000,- saja.
Di
sekitar daerah wisata ini, banyak truk pasir dan para pekerjanya. Kami sempat
menunggu sejenak agar bisa memasuki kawasan batu besar. Pagi yang sibuk untuk
mencari nafkah dan berwisata.
Gerbang kawasan wisata Batu Alien |
Museum Mini
Sisa Hartaku
salah satu bagian harta masyarakat gunung Merapi |
Setelah
puas berfoto-foto, kamipun kembali menyusuri merapi. Nama dan tempat yang
semula hanya kubaca di media cetak atau kudengar dari berita televisi kini
nyata ada di depanku.
Kami
menyusuri jalanan berpasir dan hutan-hutan menuju Museum Mini Sisa Hartaku.
Setelah turun dari jeep, aku mengikuti kawanku yang sangat bersemangat dan
penasaran ingin melihat kerangka sapi yang menjadi korban letusan gunung
merapi. Ada dua tangga pendek menuju ke lokasi ini. Di sana, ada dua kencleng
terbuat dari kaca.
Begitu
sampai, perasaanku mengharu biru. Kedahsyatan itu kembali nyata di depanku. Aku
membayangkan awan panas alias Wedhus Gembel beraksi meminta korban. Debu-debu
tebal menghiasi harta-harta ini.
“Ya
Allah, di balik musibah selalu ada hikmah!”
Di
lokasi ini, kitapun bisa berfoto dengan Sang Burung Hantu. Duh, aku lupa berapa
bayarnya yah…. Untuk yang satu ini aku termasuk penakut. Takut dipatuk sama
paruhnya yang runcing hehehe. Lagian, tempat ini sudah dipenuhi banyak orang.
Aku langsung kabur aza, ah.
Turun
ke bawah, ternyata orang sudah ramai pula berfoto-foto di Museum Mini Sisa
Hartaku. Spot yang kece. Ada pula beberapa warung berjejer menjual cinderamata
Merapi, makanan dan minuman. Topinya keren ih.
Barisan warung dan jeep wisata |
Bunker
Kaliadem
Tempat
terakhir yang kami kunjungi adalah Bunker Kaliadem. Kalau tidak salah, dulu ada
dua orang sukarelawan yang berlindung di bunker ini dari kedahsyatan Merapi.
Namun, Keperkasaan Raksasa Alam Merapi ini benar-benar tak ingin dikalahkan.
Merekapun menjadi korbannya.
Ada cerita apa di bunker Kaliadem ini ? |
Ragu-ragu
antara ingin masuk dan tidak. Namun, begitu banyak peminat membuatku mundur
teratur. Aku berjalan-jalan saja di sekitarnya sambil menikmati mendung yang
terus menggelayut menemani perjalanan ini.
“Ya
Allah, terima kasih kau kirim mendung untuk kami, sehingga kami tak kepanasan!”
Di
sekitar tempat ini, banyak warung yang menjual berbagai macam produk. Tas,
gelang, bunga edelweiss, minuman, makanan. Salak madunya enak katanya nih.
Masih banyak produk-produk menarik lainnya.
Rasanya
berkunjung ke Merapi ini tak cukup sekali. Masih banyak tempat dan cerita yang
bisa dieksplore lagi. Yuk, wisata ke Merapi!
Satu sudut Merapi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar