Saat
ini, semua lembaga tampaknya sudah mengakui bahwa kita berada pada era digital.
Semua serba terkomputerisasi. Kita hidup di zaman serba internet. Mungkin,
semua kebutuhan manusia sudah berada dalam genggaman Mbah Google. Apa-apa klik
Google. Tring… muncul informasi dalam sekejap. Demikian juga dengan dunia
pendidikan.
Sudah seharusnya, dunia
pendidikanpun wajib memanfaatkan teknologi. Hal ini sudah terjawab. Berbagai
kegiatan di dunia pendidikan juga tak lepas dari jasa laptop, komputer dan
internet. Administrasi, penilaian, ujian, PPDB dan sebagainya. Nah, kini
saatnya teknologi dimanfaatkan untuk proses pembelajaran.
SOSIALISASI
LITERASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Selasa-Kamis, 18-20 September
2018, Dinas Provinsi Jawa Barat melalui Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan ( Balai
Tikomdik ) mengadakan acara Sosialisasi Literasi Teknologi Pendidikan. Kegiatan
ini dihadiri oleh perwakilan guru SD, SMP, SMA, SMK se-provinsi Jawa Barat.
Acara berlangsung di Hotel Bumi Makmur Indah Lembang. Sedangkan narasumbernya
berasal dari Pustekom Kemdikbud, UPI, Relawan TIK ( RTik ) Bogor, Disdik Jabar
dan Balai Tikomdik.
Guru, Peserta Sosialisasi Teknologi Pendidikan |
MENGAPA BERALIH KE
TEKNOLOGI?
1.
UNBK Sudah di Depan Mata
Pada intinya, acara ini
mengarahkan guru-guru untuk juga memanfaatkan teknologi dalam proses
pembelajaran. Di luar itu, semua sudah terkomputerisasi, termasuk juga dengan ujian
atau UNBK. Para lulusan sebuah jenjang pendidikan sudah menggunakan komputer
untuk mengerjakan soal-soal ujiannya, walaupun dengan penuh perjuangan.
2.
Siswa adalah Generasi Internet
Sejak dalam kandungan, para siswa ini
sudah dekat dengan dunia internet. Berawal dari emaknya yang suka swafoto,
mengunggah bayi lahir, balita dan juga memberikannya mainan ponsel atau komputer
(games misalnya) agar para emaks ini bisa bekerja dengan tenang. Anak tenang,
ibu senang.
Jadi, tak heran ketika memasuki usia
sekolah, komputer atau laptop menjadi media untuk masuk ke internet. Mencari
bahan diskusi, tugas, nonton dan lain sebagainya. Dengan mudahnya mereka
menemukan banyak hal. Apalagi dibantu oleh Mbah Google.
Generasi Internet |
Yang paling bergaung di waktu ini adalah
masuknya kita pada revolusi industry 4.0. Semua serba terkomputerisasi. Serba
digital. Serba internet. Belanja online. E-money, media online dan sebagainya.
Secara perlahan, di luar dunia digital akan tersisihkan. Termasuk juga
(mungkin) buku. Buku cetak akan tersingkir oleh e-book. Mudah-mudahan jangan
sampai hilang dari muka bumi yah. E book dan buku cetak tetap saja
berdampingan, saling melengkapi. Setuju kan?
Di era serba internet ini, siswapun
seharusnya memiliki kemampuan berliterasi digital. Dalam artikel Asep Suryana (
Pikiran Rakyat Edisi Selasa, 25 September 2018, siswa dan kita diharapkan mampu
memiliki literasi baru, yaitu: literasi data, literasi teknologi, dan literasi
manusia. Literasi data merupakan kemampuan membaca, menganalisis, memanfaatkan
super data yang ada di dunia digital.
Literasi teknologi berkaitan dengan cara kerja dan aplikasi teknologi.
Sedangkan literasi manusia terkait dengan humanities, komunikasi dan desain.
Manusia harus dapat berperan dengan baik di lingkungan yang semakin dinamis.
Inilah tantangan dunia pendidikan sekarang, khususnya pendidikan komunikasi.
Oleh karena itu, sudah saatnya sekolah
dan gurupun ikut terjun di dalamnya. Guru harus mulai menggunakan berbagai
macam teknologi dalam proses pembelajaran agar semakin baik hasilnya. Guru
harus melek IT.
APA YANG HARUS
DILAKUKAN?
Selama ini, teknologi mungkin
sudah masuk ke sekolah, walaupun masih sederhana. Contohnya: ponsel, power poin
dan blog. Namun, di era industry 4.0 ini, kita harus lebih dari itu. Sudah
saatnya kita belajar pengetahuan dengan teknologi. Bukan lagi teknologi sebagai
media pembelajaran . Mengenalkan hal yang jauh pada siswa dengan teknologi.
Contohnya ilustrasi berbagai fenomena alam. Kita tidak bisa melihat langsung
proses terjadinya badai atau tsunami misalnya. Teknologi akan mempermudah hal
tersebut.. Teknologi digunakan untuk memaksimalkan potensi anak. Bingung?
1.
Berkenalan dengan PUSTEKKOM
Tak perlu bingung. Kita bisa
menciptakannya sendiri atau bekerja sama dengan Kemendikbud, khususnya
Pustekom. Kita bisa memanfaatkan berbagai inovasi buatan Pustekkom untuk proses
pembelajaran kita.
Apa sajakah inovasi-inovasi itu?
Ini dia beberapa diantaranya.
a. Rumah
Belajar
b. E-learning
c. TV
Edukasi
Dalam inovasi-inovasi tersebut, kita
bisa memanfaatkannya untuk proses pembelajaran, juga kita bisa mengirimkan
karya sendiri agar bisa dimanfaatkan juga oleh orang lain. Kita ditantang juga
untuk berinovasi. Luar biasa nih profil guru di abad sekarang.
2.
Memanfaatkan Berbagai Macam Aplikasi Pendidikan
Nah, selain inovasi Pustekom,
banyak juga aplikasi pendidikan yang bisa kita manfaatkan untuk proses
pembelajaran. Aplikasi ini bisa bersumber darimana saja, tergantung kelincahan
kita dalam memanfaatkan data di internet. Bisa dari Google, Microsoft, MIT dan
sebagainya.
Dalam
acara sosialisasi kemarin, kami diperkenalkan pada aplikasi:
a. Scratch
( cakar kucing )
b. One
Hour Of Code
c. Pizza
Edukasi
Dalam demonstrasi cakar kucing, kita
bisa memanfaatkannya untuk berbagai keperluan. Hiburan, presentasi, penjelasan
dan sebagainya. Melihatnya, kita seperti
sedang bermain games. Menggerakkan kucing ke sana kemari. Lucu. Sayang, kami
tidak bisa mencobanya secara langsung. Aplikasi ini digunakan untuk
mengembangkan logika, kreatif dan kolaborasi.
Aplikasi ini dibuat oleh Universitas
Teknologi terbaik di Amerika. Coba saja kita jelajah di www.scratch.mit.edu dan www.studiocode.org/s/20
Untuk informasi lebih lengkap kita bisa
mengundang Bapak Michael Sunggiardi dari Relawan TIK Bogor ke sekolah. Mereka
memiliki program REGOS. Relawan Goes To School. Relawan TIK berkunjung ke
sekolah. Kalau di Bandung, kita juga bisa berkunjung ke Balai Teknologi
Informasi dan Komunikasi Pendidikan.
Selain itu, jika memiliki email berbasis
sekolah, kita bisa memanfaatkan berbagai macam aplikasi Google for Education
dari Google dan Microsoft 365 secara gratis. Itulah informasi menarik dari
kegiatan Sosialisasi Literasi Teknologi Pendidikan.
KUIS KIHAJAR
Satu lagi inovasi pendidikan yang sedang
digalakkan dewasa ini adalah kuis Kihajar. Kita Harus Belajar. Ini adalah acara
CerdasCermat yang dimodernkan. Setiap siswa diberi 20 soal yang harus
dikerjakan secepat dan setepat mungkin. Kalau tidak salah waktu maksimalnya
adalah 3000 menit. Soalnya beragam dari berbagai macam disiplin ilmu, bahasa,
ipa, matematika dan lain-lain. Kata salah seorang peserta dari Subang, kita
lebih banyak menggunakan logika.
Kuis ini dilombakan secara berjenjang, mulai
dari tingkat kota/ kabupaten, provinsi dan nasional. Bersamaan dengan acara
Sosialisasi, diadakan lomba Kuis Kihajar tingkat provinsi Jawa Barat. Para
pemenangnya akan mewakili Jawa Barat ke Jakarta untuk lomba tingkat nasional.
Mereka adalah:
1. SD
Merdeka Bandung
2. SMPN
1 Lembang
3. SMAN
1 kota Bogor.
Semoga kalian berjaya di tingkat
nasional. Dapat memboyong hadiah dan piala lagi, juga mengharumkan nama sekolah
dan provinsi Jawa Barat. Selamat bertanding.
Juara |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar