10/28/2018

BOTRAM ASYIK DI PUCUK COOLINARY FESTIVAL BANDUNG



Hai para pecinta kuliner,
Selama dua hari, Sabtu – Minggu, 27-28 Oktober 2018, wargi Bandung dimanjakan oleh Mayora, khususnya Teh Pucuk Harum. Perusahaan ini mengadakan acara khusus berupa sebuah festival kuliner terbesar di Jawa Barat. Mengapa ? Karena di sini, ada lebih dari 100 tenan yang ikut memeriahkannya. 108 tepatnya. Ada berbagai jenis makanan enak dan favorit hadir dalam acara ini. Semuanya di bagi dalam tiga zona. Gurih. Manis. Dan pedas. Jadi, kita bisa bebas memilih makanan sesuai dengan selera kita masing-masing. Oleh karena itu, tema yang diangkat adalah Temukan Rasa Favoritmu. Di sini, kita bisa makan-makan ditempat sambil botram di area yang disediakan. Acara dengan tema yang menarik ini semakin mengukuhkan Bandung sebagai kota tujuan wisata kuliner. Asyek yah.

Tempat makan yang asyek sambil kumpul-kumpul dengan keluarga, sahabat atau pacar
Bertempat di lapang Pussenif, jalan Supratman Bandung, para pupuhu perusahaan dan wakil pupuhu kota Bandung menekan sirine bersama-sama sebagai tanda dibukanya gelaran Pucuk Coolinary Festival. Beliau-beliau ini adalah Sales dan Marketing Director PT Mayora Indah Tbk, Bapak Rico Sistanto. Kepala Bidang Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bapak Arifin. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM kota Bandung, Priana Wira Saputra. Selanjutnya, mereka membuka area festival dengan memotong pita. Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk komitmen Mayora untuk perkembangan dan kemajuan UMKM kota Bandung.
Seiring dengan berjatuhannya pita yang berwarna-warni, maka warga Bandung yang sudah menunggupun mengikuti rombongan memasuki tiga zona favorit. Demikian pula, denganku dan teman-teman blogger yang lain.
Acara Potong Pita, membuka area kuliner

Terjebak di Zona Pedas
Begitu kaki melangkah, mataku langsung melihat-lihat stand yang berjejer rapi di kiri kanan. Mengapit perjalanan kami di siang yang terik itu. Kami mulai dengan zona gurih sampai ke zona pedas. Banyak tenan yang sangat menggoda hati. Di sini, makanan favorit dan terkenal enak berkumpul agar bisa dicicipi oleh para pengunjung dalam satu waktu dan tempat.
“Ngebaso, yuk!” ajak Kang Hilman.
“Hayuk,” jawabku dan teman-teman lainnya.

Stan Baso Trisno
Maka, kami berempatpun segera mencari tempat duduk. Kang Hilman mendapatkannya persis di depan sebuah tenan baso yang terkenal di kota Cimahi. Baso Trisno. Aku segera memesan semangkok baso. Kupilih Bihun baso dengan baso cincang. Tak lama, hidangan basopun tersaji di hadapanku.
“Yuk, kita icip-icip!” ajakku.
“Lha, mana cabenya?” tanya teh Gya.
“Aku gak suka pedas,” jawabku pendek.
“Waaah mengapa berada di zona pedas kalau gak suka pedas?” tanya teh Gya lagi.
Aku hanya tersenyum senang sambil ketar-ketir di dalam hati. Bisakah aku bertahan di sini? Botol-botol saus dan cabepun berdatangan. Eeeitsss… foto dulu. Jepret. Selanjutnya, kami asyek botram baso Trisno sambil ngobrol ngalor-ngidul. Seru pisan.

Semangkok Baso Trisno
Setelah perut terisi ( aku sengaja tak sarapan pagi, karena ingin makan di sini ), aku berkeliling di zona pedas. Kesimpulanku. Zona ini lebih banyak diisi oleh tenant makanan berat dengan berbagai macam level kepedasan. Tulang Jambal. Nasi Cikur. Ayam geprek. Seblak. Eat Boss. Semakin tinggi, semakin pedas rasanya. Wooow. Zona ini cocok dijadikan tempat untuk makan siang ( botram ) bersama sahabat atau keluarga.

Ayam Geprek di Zona Pedas
Botram asyek di acara Pucuk Coolinary Festival
Diantara jejeran tenan yang tersedia, ada dua stand yang menarik hatiku. Pertama, stan paling ujung. Seorang laki-laki berkulit agak gelap sedang sibuk memasak cumi-cumi besar. Sreng.. osreng… osreng. Dengan santainya, ia memasak cumi sambil dilihat oleh para pengunjung. Cumi-cumi itu dipotong-potong terlebih dahulu, lalu diberi bumbu special. Kedua, kulihat sebuah stand yang berlawanan arah dikerubuti banyak orang. Ayam Sawce. Kubaca tulisan di atas tenda.

Stan Cumi Bakar
Apa itu? Dengan harga cukup terjangkau, hanya 20 ribu saja. Mereka sudah dapat makan kenyang. Di sini, tersedia lima macam bumbu: pedas, lada hitam, asam manis, sawce, dan double dragon. Tentukan tingkat kepedasanmu sendiri! Juga topingnya: telor ceplok atau keju? Pilih nasi atau mie yang renyah.

Ayam Sawce yang murah meriah
Ah, kalau kalian merasa kepedasan di zona ini, jangan panik! Ada stan khusus Teh Pucuk harum di berbagai sudut. Pedasmu akan hilang dengan manisnya wajahku. Eh, dengan manisnya teh pucuk harum yang pas di lidah atau air mineral. Ukuran besar atau kecil. Semua tersedia di sini.

Stan Teh Pucuk Harum

Bertemu Blogger Lain di Zona Manis
Setelah kenyang di zona pedas, aku berniat memenuhi keinginan yang sudah lama terpendam. Menikmati Gelato. Saat perjalanan bersama rombongan tadi, aku menangkap stan ini. Hari ini kudobrak pantangan. Icip-icip yang dingin. Maka, aku ditemani Bunda Intan dan Ambu Maria, bergerak ke zona manis. Sayang, dengan keasyekan masing-masing, kami terpisah sebelum sampai pada tenan yang diinginkan. Waduh…
Saat mataku berkeliling mencari-cari beliau, aku melihat rombongan blogger sedang duduk manis sambil tertawa-tawa riang. Maka kuhampiri mereka. Di atas meja, sudah tersedia aneka cemilan. Roti Long John, colenak, es krim gelato, semangkok minuman yang tersaji di batok kelapa ( asli ini amnesiaku kambuh hehehe… ), pie, bla bla bla…. Pantesan mereka tertawa senang, sudah kenyang rupanya hahaha….

Awug Cibeunying, kuliner tradisional yang banyak diburu warga Bandung

Stan inilah yang dipilih Blogger Bandung di zona manis

Zona Gurih yang Terlupakan
Semula, aku ingin makan-makan bersama Teh Nchie di zona gurih, makanan kesukaanku. Hmmm, apakah aku termasuk generasi micin, ya ? Tapi, rencana tinggal rencana. Perut dan hatiku tertambat di zona pedas.

Hmmm... mengapa tidak terpilih ya ?
Tak kalah dengan zona lainnya, di sinipun banyak makanan unggulan. Mie kocok Mang Dadeng. Batagor Yunus. Sate Taichan Buah Batu, dan sebagainya.

Stan Mie Kocok Mang Dadeng diserbu para pupuhu dan warga Bandung
Khusus, untuk Batagor Yunus, di jam-jam tertentu yang disebut Happy Hour, ada pembagian makanan gratis. Tempatnya terpisah dengan stan jualan. Makanan gratis ini ada di dekat zona pedas. Khusus tempat berbagi. Dan sekitar tengah hari, antrian mengular di tempat ini berharap dapat mencicipi batagor Bandung yang enak ini. Seru deh pokoknya.

Stand Batagor Yunus Gratis di Happy Hour
Nah, itulah pengalamanku berburu kuliner bandung di satu waktu, satu tempat. Praktis bangets. Tak lupa sebelum pulang, aku membawa oleh-oleh Bolu Bakar Keju untuk dibawa pulang. Berwisata kuliner di acara Pucuk Coolinary Festival merupakan satu hal yang membuat akhir pekanku menjadi tambah manis.

Bolu Bakar, Oleh-oleh untuk orang rumah

Terima kasih Teh Pucuk Harum
Terima Kasih Mayora
Sampai jumpa di event berikutnya
 
Blogger Bandung botram bareng di acara Pucuk Coolinary Festival




Sumber foto:
1.      Dokumen pribadi
2.      Kang Hilman
3.   Teh Sugi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Dua Puisiku di Bulan September

                                                                                    Peristiwa Sumber Inspirasi                              ...