1/18/2018

ICIP-ICIP KULINER YOGYA

Hayoook, ini apaaa ?

Masih tentang liburan nih, Sob. Liburan tanpa makan pan piraku yah. Mustahil hehehe…. Nah, kali ini, dalam perjalanan ke Yogyakarta ada beberapa kuliner yang kucoba. Seru juga berwisata kuliner, apalagi tanpa bantuan Google Maps eh informasi acuan. Acuannya hanya panggilan alam dari perut kami yang sudah minta diisi. Selama dua hari perjalanan, ada beberapa makanan yang kami coba. Salah satunya benar-benar surprise. Mau tahu ? Ini dia makanannya.
1.     Soto Daging
Dalam perjalanan dari Bandung ke Yogyakarta, perut kami keroncongan. Kami mulai perjalanan saat menjelang tengah malam. Hanya sempat makan dua suap saja. Oleh karena itu, setelah agak siang dalam perjalanan, perutpun keroncongan. Ah, rasanya tak ada tempat makan yang menarik. Saya mengusulkan untuk makan di House of Raminten saja. Namun, untuk sampai ke kota Yogyakarta masih sekitar 1,5-2 jam perjalanan. Mungkin tambah lama dengan banyaknya stopan lampu merah. Jadi, kami mencari saja di jalan yang kami lewati.
Nah, pada satu titik, kami menemukan tempat makan yang lumayan menarik dan bisa parkir mobil. Maka, kamipun singgah di sana, Sekitar Wates kalau tidak salah.
Nah, menu yang ada di sana cenderung tunggal. Soto daging dan daging goreng. Maka, kamipun memesannya. Saat icip, rasanya seperti daging sapi diguyur air panas hehehe… Tak ada bumbu apapun, kecuali kecap manis dan sambal. Hehehe…. Tapi lumayanlah, perut kami sudah terisi makanan hangat. Jadi kepala tak pusing-pusing lagi. Harga seporsi sekitar Rp 15.000,-

2.     Gudeg Yu Djum
Makanan kedua yang kami icip adalah Gudeg Yu Djum. Lumayan banyak juga pengunjungnya. Kami menikmatinya sepulang dari candi Prambanan. Letaknya ada di jalan raya Solo Yogya. Tak jauh dari tempat kami menginap. Lokasi utama ada di daerah Kaliurang.
Inilah gudeg juara yang saya rekomendasikan untuk disantap oleh para pecinta kuliner dan para pelancong yang datang ke Yogyakarta. Nasinya hangat, wangi dan enak. Gudegnya kering. Rasanya manis dan gurih. Lauk lainnya adalah kerecek yang lumayan pedas bagi kami yang tak suka pedas. Telor pindang. Hidangan lainnya seperti ayam sudah laris manis. Dengan rasa yang pas di lidah, tak heran jika hidangan di sana cepat habis, padahal baru sekitar pukul tujuh malam.
Harganyapun ringan di kantong. Mulai dari Rp 10.000,-  – Rp 200.000,-. Yang termahal adalah gudeg lengkap dengan ayam satu ekor utuh.

3.     Walang Goreng
Inilah pertama kalinya kami mencicipi kuliner yang agak ekstrim. Hanya di daerah Gunung Kidul, kami menemukan walang goreng. Hampir sepanjang jalan kami menemui pedagang walang goreng. Ada yang tahu ? Walang itu tak lain adalah belalang atau simeut kata orang sunda mah.
Rasanya garing dan gurih. Menu ekstrim ini juga ternyata enak di lidah. Tak terasa satu toplespun habis dimakan rame-rame. Hingga kami tertarik untuk beli dua toples lagi sebagai oleh-oleh unik dari Yogyakarta.

Walang goreng

Pengolahannya sederhana. Diproses langsung di tempat. Belalang hidup dibersihkan, dibumbui dan langsung digoreng. Mirip seperti pengolahan ikan. Kami senang juga melihat proses pembuatannya. Unik dan menarik.
Harganya juga cukup murah sekitar Rp 25.000,- per toples. Cobain deh. Tak lengkap rasanya jalan-jalan ke Gunung Kidul tanpa mencicipi kuliner khasnya.

4.     Bakmi Godhok

Bakmi Godhog Bantul, ueenaak tenaaan

Nah, menu ini juga khas daerah Yogyakarta. Kalau tak salah khas daerah Bantul. Dalam perjalanan pulang ke Bandung, kami menemukan Bakmi Bu Mitro di jalan Wahid Hasyim, Bantul Yogyakarta. Sekitar 10 menit dari Taman Paseban. Rasanya lebih enak dari bakmi godhok yang pernah saya cicip di Cimahi. Hangat dan bumbunya pas. Apalagi ditambah suwiran ayam kampung. Pastinya sedap banget.
Di sini, ada juga menu nasi goreng, bakmi goreng, soto dan baso. Warung sederhana ini mampu memberikan rasa yang ngangenin, khususnya untuk bakmi godhognya. Menu khusus yang menjadi perburuan kami.
Harganyapun termasuk ringan. Sekitar Rp 10.000,- per porsi. Nikmat di lidah dan nikmat di kantong. Hahaha….
Warung bakmi yang sedehana dan gerobaknya
 
Ini mereknya. Ingat-ingat yah

5.     Kopi Jos
Nah, ini dia minuman yang paling membuat saya penasaran abis. Sudah sejak lama, saya mendengar minuman khas Yogyakarta ini. Dan, sudah sekian rencana gagal untuk mencicipinya.
Setelah sekian purnama, barulah di akhir tahun 2017, saya bisa mencicipi kopi jos ini. Enak dan unik. Kopi hitam dengan ekstra arang. Sebagai penyuka kopi, ini rekomendasi juga buat yang lain. Dengan catatan jangan terlalu manis, karena saya sudah manis. Ceilaaaah. Hahahaha….
Sambil menikmati keramaian jalan Malioboro dengan segala kekhasannya, kami ngariung ditemani beberapa kuliner angkringan. Nikmat tenan.


Nah itulah hasil wisata kuliner kami. Semoga bisa memberikan informasi saat kalian jalan-jalan ke Yogyakarta. Yuk, liburan dan kuliner lagi !

4 komentar:

  1. Wah langgananku tuh gudeg Yu Jum. Lain kali kudu ke gudeg pawon teh :)

    BalasHapus
  2. Walang gorengnya mhhhhh berani ngak ya saya makan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau punya alergi, makannya dikit aza. Kalau sudah terasa gatal di lidah. Stop.
      Kalau tidak ada alergi sikaaat habis 😅

      Hapus

Featured Post

Dua Puisiku di Bulan September

                                                                                    Peristiwa Sumber Inspirasi                              ...