1/25/2018

REVIEW BUKU BERCERMIN PADA KEHIDUPAN NYATA

JUDUL                   :  Berbagi Ruang ( Kumpulan esai )
Pengarang          :  Nur Utami S.K
Penerbit              :  Frasa Media
Tahun Terbit      : 2017
Tebal Buku         : 214 halaman

Kita sebaiknya mencari tahu lebih banyak tentang identitas yang ingin kita sandang. Sebagai warga Negara Indonesia seharusnya kita mengenal bangsa ini.  Jika ingin dikenal pakar dalam bidang A, pelajarilah bidang itu. Lalu, tunjukkan kata dan perilaku.
 

1/21/2018

WISATA EDUKASI KE BAPUSIPDA JABAR



Sebelum masuk, mejeng dulu ah di depan gedung
            Di Sabtu yang diguyur hujan sejak pagi, kami melakukan perjalanan di dalam kota. Perjalanan ini sudah kami programkan sejak semester lalu. Tujuan utamanya adalah mengajak para siswa yang tergabung dalam kegiatan ekstrakurikuler WJLRC untuk mengenal salah satu perpustakaan di Bandung yang sudah berstandar internasional. Kalian sudah mengenalnya ? Yup. Bapusipda Jabar. Dinas (Badan) Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa barat. Lokasinya berada di jalan Kawaluyaan Indah II no 4 Soekarno Hatta Bandung. Telpon : 022-7320048. Sekarang jadinya, Dispusipda yah.

Gedung Dispusipda Jabar

                Pada awalnya, kami hanya akan mencari dan membaca buku di sana. Namun, setelah saya ngobrol dengan petugas di sana, Pak Muhammad Ihsan, beliau bersedia menjadi pemandu kami untuk mengenal perpustakaan tersebut. Ternyata perpustakaan ini sering menjadi tujuan wisata dari berbagai rombongan. Juga dari berbagai daerah di luar Bandung. Jika berminat, bisa mengajukan surat permohonan terlebih dahulu.
                Pak Ihsan memberikan berbagai macam informasi yang kami butuhkan. Mulai dari pengenalan ruang perpustakaan, cara peminjaman buku yang sudah menggunakan system digital atau komputerisasi, cara mencari literature, pendaftaran anggota baru dan sebagainya. Kamipun diajak berkeliling mengenal berbagai macam ruang baca yang ada di sana, mulai lantai I sampai III.  Asyek dan seru.

                Kalian mau membaca dimana ? Ada lima ruang baca yang bisa menjadi pilihan. Pertama, ruang para inohong. Kedua, ruang baca keluarga dan anak. Ketiga, ruang baca dewasa ( dua ruangan ), Keempat, ruang Referensi. Kelima, ruang baca remaja. Semua ruang sangat menarik. Tertata apik dengan pencahayaan yang baik. Selain itu, bisa juga lho, menikmati view Bandung yang aduhai cantiknya. Mau bermain game ? Bisa juga ternyata.
                Perpustakaan ini ternyata telah bertransformasi dari perpustakaan tradisional yang serba tulis menjadi perpustakaan digital yang sudah serba komputerisasi. Selain itu, perpustakaan ini juga memiliki unsur rekreasinya. Oleh karena itu, tak salah jika kita melakukan wisata edukasi ke perpustakaan ini. Anak-anak pasti senang. Penasaran ? Ayo,  kita segera berkunjung ke perpustakaan ini.  

Salam literasi,

Yayu Arundina

1/18/2018

TIPS LIBURAN HEMAT


         
Liburan hemat
        Saat ini banyak orang baru saja usai menjalani libur natal dan tahun baru. Namun, masih ada sisa liburan sekolah beberapa hari lagi. Liburan merupakan dambaan banyak orang, apalagi mereka yang bekerja. Liburan merupakan salah satu cara untuk mengembalikan semangat dan gairah bekerja kembali. Namun, tak semua orang bisa menjalani liburan dengan gembira. Salah satu kendala adalah budget atau masalah keuangan. Inilah masalah yang sering kuhadapi. Tooos.
                Nah, berdasarkan pengalaman liburan kemarin, ada beberapa tips agar kita bisa menjalani liburan dengan budget terbatas. Liburan ini dilakukan bersama keluarga berjumlah enam orang. Mau tahu ? Ini dia tipsnya.
1.       Niat
Setelah sekian tahun hidup dengan berbagai macam beban anggaran yang menggunung, kali ini kami berniat untuk liburan bersama. Beban-beban anggaran seperti cicilan rumah, biaya sekolah dan sebagainya sudah sebagian besar terlunasi. Dengan demikian, kami ingin hidup bersenang-senang. Enjoy your life ! Yup, kami ingin menikmati liburan dengan anggaran yang masih terbatas.

Liburan bersama keluarga itu asyeek


2.       Menabung
Niat berlibur itu memotivasi kami untuk melakukan penghematan pengeluaran. Sebisa mungkin, pendapatan yang kami terima harus tersisa untuk kegiatan liburan. Kami mengurangi belanja yang tidak perlu dan menghindari kuliner atau jajan di luar. Sisa pengeluaran itu, kami tabungkan untuk kegiatan berlibur. Yup, sejak berniat liburan, kami jadi rajin menabung. Puasa mata, puasa perut dan puasa keinginan. Semuanya direm semaksimal mungkin.

3.       Perhitungan
Dari awal kami merencanakan liburan dengan segala tetek bengeknya. Memperhitungkan biayanya dari A sampai Z. Pun demikian dengan pelaksanaan liburannya.

4.       Minimalis
Anggaran yang terbatas membuat kita harus mau dan mampu untuk liburan minimalis. Artinya kita tidak akan menikmati berbagai macam kemewahan dan nilai plus dalam liburan ini. Tujuan kita untuk berlibur bukan menikmati kemewahan. Tujuannya adalah membuat hati senang. Pikiran rileks. Badan lebih segar dan semangat kerja kembali membara. Dengan niat ini, kita bisa mencari fasilitas liburan dengan harga yang terjangkau. Penginapan, makan, jajan, transportasi, juga yang utama adalah obyek wisatanya. Semua hal tersebut kita cari yang sesuai dengan anggaran kita.
Nah, dalam liburan kemarin, kami menggunakan fasilitas yang ada. Untuk masalah transportasi, kami menggunakan kendaraan yang ada tanpa supir pribadi. Yang bisa nyetir dalam rombongan siap membawa mobil ke tempat tujuan. Jadi, kami hanya perlu memperhitungkan biaya bensin dan cadangan kalau-kalau ada kerusakan mobil.
Untuk penginapan, kami mencari tempat yang nyaman dengan harga terjangkau. Berbagai macam aplikasi sangat membantu kami dalam hal ini. Sampai pada akhirnya, kami mendapatkan penginapan yang pas di hati dan di kantong.

Ingin tahu kami menginap dimana ? Ini dia review hotelnya.

Selama liburan, perut jangan diabaikan yah. Kami memilih makan dan jajan dengan harga kaki lima. Enak. Bersih. Harga terjangkau. Di liburan kali ini, aku ketularan menu angkringan dan bakmi godhok. Uenak tenan.

5.       Waktu liburan
Dengan anggaran yang terbatas, kita juga harus memperhitungkan waktu liburan. Semakin singkat, semakin baik. Pengeluaran dari berbagai aspek lebih terbatasi. Tidak mau kan kalau kita jebol ? 
Nah, liburan kami saat kemarin dilakukan selama 3 hari. Mulai berangkat dari Jumat hampir tengah malam. Sabtu dan Minggu kita mengunjungi obyek wisata. Minggu malam kita kembali melakukan perjalanan pulang.
Obyek wisata pertama yang kami kunjungi adalah Candi Prambanan. Rasa penasaran terbayar lunas. Kami mengitari Prambanan yang maha luas. Bukan hanya candi utama tapi juga hampir ke candi Sewu dengan berjalan kaki. Ini yang namanya liburan sambil olah raga. Hahaha…. Untung cuaca mendukung. Sore hari yang sejuk. Jadi, kami bisa menikmati udara segar. Kami beristirahat sambil memberi makan rusa. Favorit keponakanku tuh. Gak sabar dia ingin lihat rusa. Setelah itu, kami menikmati kelapa muda.
Obyek kedua yang kami kunjungi adalah ikon kota Yogyakarta, Malioboro. Banyak cerita seru dalam perjalanan ke obyek wisata ini. Kesabaran kami mulai diuji dengan kemacetan lampu merah yang luar biasa. Baru dua mobil melaju, lampu sudah merah kembali. Perjalanan panjang ini memang harus menempuh lampu merah yang banyak pula. Setelah sampai di lokasi, ternyata kami harus berjuang mencari tempat parkir. Alhamdulillah ada. Setelah itu, seperti orang lain, kami berjalan di jalan ini sampai pusing karena semakin lama, semakin banyak orang. Niat berbelanjapun urung dengan kondisi yang padat itu. Tapi, ada kabar bahagia, aku berhasil memuaskan rasa penasaranku.

Apa itu ? Nanti, kita bahas di tulisanku tentang kuliner Yogyakarta, ya.

Esok paginya, kami sarapan di hotel, kemudian melanjutkan perjalanan ke obyek ketiga yaitu daerah Gunung Kidul yang sekarang sedang menjadi primadona wisata di Yogyakarta. Menurut informasi, perjalanan ke sana dari kota Yogyakarta lumayan cukup jauh sekitar 1,5 – 2 jam. Jadi, kami memutuskan membeli oleh-oleh kecil terlebih dahulu. Memperhitungkan kemacetan semalam, jadi kami memutuskan membeli oleh-oleh di sekitar hotel. Untungnya ada tempat yang menarik dan cukup lengkap.
Setengah jam kemudian, kami mulai perjalanan menuju Gunung Kidul. Di wilayah ini ternyata banyak obyek wisata yang menarik: Goa Pindul, Bukit Bintang, Berbagai macam pantai ( diantaranya pantai Krakal dan Sadranan ), hutan raya, dan mungkin masih banyak lagi. Setelah berembug, akhirnya kami sepakat menuju pantai Sadranan. Bersnorkling ria.

Pantai Sadranan

Pinggir Pantai

Snorkling yuuk

Perjalanan ke Gunung Kidul ini sangat menarik. Pemandangan alam yang indah membuat mata kami tak lelah memandangnya. Luar biasa. Subhanalloh.

6.       Jarak tempat liburan
Hal terakhir yang harus diperhitungkan dalam liburan hemat adalah jarak obyek wisata. Semakin jauh akan semakin banyak pengeluaran. Jadi, pilihlah tempat liburan yang sesuai dengan budget. Dekat. Sedang. Jauh. Sangat jauh. Yang mana pilihanmu ?
Kalau anggaran masih sangat terbatas, pilihlah tempat liburan dalam kota, seperti berbagai macam taman yang ada di Bandung, tempat renang, kebun binatang dan lain-lain.

Itulah tips hemat liburan ala saya. Untuk menambah referensi, saya sertakan budget liburan kami kemarin, yah. Selamat berlibur !

Anggaran Berlibur di Yogyakarta :
        Lama Liburan        = 2 hari, 1 malam
        Jumlah personil   = 6 orang
1.       Bensin                                          = Rp 500.000,-
2.       Penginapan ( dua kamar )            = Rp 700.000,-
3.       Makan                                          = Rp 270.000,-
4.       Jajan                                             = Rp 200.000,-
5.       Oleh-oleh                                     = Rp 500.000,-
6.       Tiket Prambanan                          = Rp 230.000,-
7.       Tiket pantai                                  = Rp 60.000,-

Total               


=       Rp 1.960.500,-

ICIP-ICIP KULINER YOGYA

Hayoook, ini apaaa ?

Masih tentang liburan nih, Sob. Liburan tanpa makan pan piraku yah. Mustahil hehehe…. Nah, kali ini, dalam perjalanan ke Yogyakarta ada beberapa kuliner yang kucoba. Seru juga berwisata kuliner, apalagi tanpa bantuan Google Maps eh informasi acuan. Acuannya hanya panggilan alam dari perut kami yang sudah minta diisi. Selama dua hari perjalanan, ada beberapa makanan yang kami coba. Salah satunya benar-benar surprise. Mau tahu ? Ini dia makanannya.
1.     Soto Daging
Dalam perjalanan dari Bandung ke Yogyakarta, perut kami keroncongan. Kami mulai perjalanan saat menjelang tengah malam. Hanya sempat makan dua suap saja. Oleh karena itu, setelah agak siang dalam perjalanan, perutpun keroncongan. Ah, rasanya tak ada tempat makan yang menarik. Saya mengusulkan untuk makan di House of Raminten saja. Namun, untuk sampai ke kota Yogyakarta masih sekitar 1,5-2 jam perjalanan. Mungkin tambah lama dengan banyaknya stopan lampu merah. Jadi, kami mencari saja di jalan yang kami lewati.
Nah, pada satu titik, kami menemukan tempat makan yang lumayan menarik dan bisa parkir mobil. Maka, kamipun singgah di sana, Sekitar Wates kalau tidak salah.
Nah, menu yang ada di sana cenderung tunggal. Soto daging dan daging goreng. Maka, kamipun memesannya. Saat icip, rasanya seperti daging sapi diguyur air panas hehehe… Tak ada bumbu apapun, kecuali kecap manis dan sambal. Hehehe…. Tapi lumayanlah, perut kami sudah terisi makanan hangat. Jadi kepala tak pusing-pusing lagi. Harga seporsi sekitar Rp 15.000,-

2.     Gudeg Yu Djum
Makanan kedua yang kami icip adalah Gudeg Yu Djum. Lumayan banyak juga pengunjungnya. Kami menikmatinya sepulang dari candi Prambanan. Letaknya ada di jalan raya Solo Yogya. Tak jauh dari tempat kami menginap. Lokasi utama ada di daerah Kaliurang.
Inilah gudeg juara yang saya rekomendasikan untuk disantap oleh para pecinta kuliner dan para pelancong yang datang ke Yogyakarta. Nasinya hangat, wangi dan enak. Gudegnya kering. Rasanya manis dan gurih. Lauk lainnya adalah kerecek yang lumayan pedas bagi kami yang tak suka pedas. Telor pindang. Hidangan lainnya seperti ayam sudah laris manis. Dengan rasa yang pas di lidah, tak heran jika hidangan di sana cepat habis, padahal baru sekitar pukul tujuh malam.
Harganyapun ringan di kantong. Mulai dari Rp 10.000,-  – Rp 200.000,-. Yang termahal adalah gudeg lengkap dengan ayam satu ekor utuh.

3.     Walang Goreng
Inilah pertama kalinya kami mencicipi kuliner yang agak ekstrim. Hanya di daerah Gunung Kidul, kami menemukan walang goreng. Hampir sepanjang jalan kami menemui pedagang walang goreng. Ada yang tahu ? Walang itu tak lain adalah belalang atau simeut kata orang sunda mah.
Rasanya garing dan gurih. Menu ekstrim ini juga ternyata enak di lidah. Tak terasa satu toplespun habis dimakan rame-rame. Hingga kami tertarik untuk beli dua toples lagi sebagai oleh-oleh unik dari Yogyakarta.

Walang goreng

Pengolahannya sederhana. Diproses langsung di tempat. Belalang hidup dibersihkan, dibumbui dan langsung digoreng. Mirip seperti pengolahan ikan. Kami senang juga melihat proses pembuatannya. Unik dan menarik.
Harganya juga cukup murah sekitar Rp 25.000,- per toples. Cobain deh. Tak lengkap rasanya jalan-jalan ke Gunung Kidul tanpa mencicipi kuliner khasnya.

4.     Bakmi Godhok

Bakmi Godhog Bantul, ueenaak tenaaan

Nah, menu ini juga khas daerah Yogyakarta. Kalau tak salah khas daerah Bantul. Dalam perjalanan pulang ke Bandung, kami menemukan Bakmi Bu Mitro di jalan Wahid Hasyim, Bantul Yogyakarta. Sekitar 10 menit dari Taman Paseban. Rasanya lebih enak dari bakmi godhok yang pernah saya cicip di Cimahi. Hangat dan bumbunya pas. Apalagi ditambah suwiran ayam kampung. Pastinya sedap banget.
Di sini, ada juga menu nasi goreng, bakmi goreng, soto dan baso. Warung sederhana ini mampu memberikan rasa yang ngangenin, khususnya untuk bakmi godhognya. Menu khusus yang menjadi perburuan kami.
Harganyapun termasuk ringan. Sekitar Rp 10.000,- per porsi. Nikmat di lidah dan nikmat di kantong. Hahaha….
Warung bakmi yang sedehana dan gerobaknya
 
Ini mereknya. Ingat-ingat yah

5.     Kopi Jos
Nah, ini dia minuman yang paling membuat saya penasaran abis. Sudah sejak lama, saya mendengar minuman khas Yogyakarta ini. Dan, sudah sekian rencana gagal untuk mencicipinya.
Setelah sekian purnama, barulah di akhir tahun 2017, saya bisa mencicipi kopi jos ini. Enak dan unik. Kopi hitam dengan ekstra arang. Sebagai penyuka kopi, ini rekomendasi juga buat yang lain. Dengan catatan jangan terlalu manis, karena saya sudah manis. Ceilaaaah. Hahahaha….
Sambil menikmati keramaian jalan Malioboro dengan segala kekhasannya, kami ngariung ditemani beberapa kuliner angkringan. Nikmat tenan.


Nah itulah hasil wisata kuliner kami. Semoga bisa memberikan informasi saat kalian jalan-jalan ke Yogyakarta. Yuk, liburan dan kuliner lagi !

1/15/2018

PUNDI GARDEN: HOMESTAY MUNGIL YANG NYAMAN

PUNDI GARDEN YANG MUNGIL

      Berniat jalan-jalan ke Yogyakarta tapi dana terbatas ? Bingung dengan akomodasi yang sesuai kantong ? Pundi Gardenlah solusinya. Pundi Garden ini menjadi tempat menginap kami ketika berada di Yogyakarta di akhir musim liburan Natal dan Tahun Baru kemaren. Nah, inilah opini kami tentang homestay cantik  ini.

Pintu Masuk

Featured Post

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

  Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cire...