Hai sob,
Aku mo nostalgia nih.
Masih
di bulan Desember. Kalau di awal Desember, kita pernah mengenang jasa dan
perjuangan tokoh emansipasi wanita dari Jawa Barat, Ibu Dewi Sartika. Nah, di
akhir Desember ini, kitapun masih tetap memperingati hari penting terkait
dengan wanita, yaitu hari Ibu.
Apa
sih yang terpikirkan di benak kita jika ingat pada hari Ibu ini ? Bunga dan
coklat ? Kalau yang ini bukan kesukaan mamaku, lebih baik aku memberikan kue
sus untuknya. Pelukan ? Yup, ini yang paling kusuka. Seringkali aku memeluk
mamaku, rasanya damai banget di hati. Perasaan yang sedang galau melowpun jadi
hilang seketika. Inilah salah satu anugrah terindah dalam hidup, memiliki Ibu
yang selalu menyayangiku sepanjang zaman. Kalian juga, kan ?
Yah,
cinta itulah mungkin kata yang paling tepat untuk ibu kita. Selalu ada cinta di
hati bunda. Sebandel apapun kita, beliau tetap cinta nomor satu. Eh, beliau
selalu mencintai kita lebih dari apapun juga, bahkan lebih dari menyayangi
dirinya sendiri. Ibu akan selalu siap berkorban untuk kita. Doa-doanya selalu
mengalir untuk mengiringi perjalanan hidup kita. Keberhasilan kitapun kini,
tentu karena doa-doanya pada Sang Maha Pengatur, Allah SWT. Inilah penafsiran
saya tentang surga ada di telapak kaki ibu. Surga itu merupakan lambang kebahagiaan
sejati dan abadi. Cinta dan doa ibulah yang selalu memberikan rasa bahagia itu.
Murni 24 karat. Asli dan tak pernah dibuat-buat. I love you, Mama.
Banyak
cara yang ibu lakukan untuk menyayangi anaknya. Termasuk hal-hal yang tak
terduga. Kalau aku berbuat salah, mamahku akan diam seribu bahasa. Cemberut
cantik. Beliau berharap agar aku tak melakukan kesalahan itu lagi. Untuk bekal
hidupku, beliau juga sering mengajakku untuk membuat kue lebaran atau memasak
untuk makan sehari-hari. Nah, ini yang paling menarik. Kami semua akan
berkumpul untuk membuat kue. Ada yang bagian membuat adonan. Mencetak. Mempanir.
Mengoles. Dan mamaku bagian memanggang. Selalu riuh di dapur kalau menjelang
lebaran. Selalu banyak pesanan kue dari kami, orang-orang yang dicintainya.
Nah, kalau masak, apalagi yang harus ada bumbu halus, semua pada lari. Jadi,
mamaku yang ngulek bumbu dengan mutu andalannya dan aku yang menumisnya. Aku
paling jago memberikan bumbu tanpa dirasa. Begitu kata beliau. Nah, itulah
bentuk kecintaannya pada kami. Cara mencintainya memang unik. Terkadang membuat
kita kesal dan sebal, tapi itulah cinta. Pahit itu obat.
Dulu,
saat saya masih kecil, sambil pergi dan pulang sekolah, beliau banyak
memberikan ilmunya juga dengan cinta. Cara menyebrang, mengenalkan berbagai
macam tumbuhan yang ada di sepanjang jalan. Termasuk juga sabar menungguku,
saat aku kepincut tanaman putri malu. Kamu tahu kan tanaman itu ? Daun-daunnya
akan menguncup saat disentuh. Aku paling suka dengan tanaman itu. Bisa diam
lama, kalau di jalan menemukan putri malu. Sentuh, diamkan. Sentuh, diamkan.
Begitulah sampai aku bosan. Dan mamaku dengan penuh cinta, sabar membiarkanku
bermain dengan tanaman perdu itu. Itulah kenangan manis bersama mamaku.
Cucu Kesayangan |
Rasa
cinta mamaku ternyata tak hanya selesai di anaknya saja. Cintanya tak pernah
putus. Dicurahkannya juga pada cucunya. Walau sempat mengatakan tidak mau repot
mengasuh cucu, tapi saat keadaan mendesak, beliau mau juga terjun mengasuh
cucunya. Ketika itu, adikku melahirkan anaknya yang kedua. Maka, anaknya yang
pertama sementara tinggal bersama kami. Entah karena cemburu dapat adik baru atau
apalah alasannya, ponakanku itu membuka jendela mobil selebar-lebanya. Saat pulang
dari rumah sakit. Hari sudah malam. Angin malam yang dingin dengan garang
menerpa kami. Semua menyuruhnya untuk menutup jendela, termasuk mamaku. Namun,
cucunya itu membandel. Alhasil, sampai di rumah, ponakanku itu muntah-muntah.
Badannya panas. Wajahnya memerah. Aku panik dong. Takut terjadi sesuatu yang
buruk pada ponakanku itu. Dengan tenang, mamaku mengompres cucu kesayangannya
itu. Begitulah, beliau mencurahkan cintanya saat aku sakit dulu. Dan, kini beliau
berikan cintanya pada Ariq, cucunya.
Ah,
Bunda engkau adalah pahlawanku. Kasih sayang dan cintamu akan kukenang
sepanjang masa. Pun dalam tulisanku ini. Semoga engkau bahagia di alam sana !
Saat itu, akupun menelepon. Minta
saran saudaraku. Beliau menganjurkan untuk memberikan obat penurun panas. Malam
itu, Tempra Syrup mampu
menghilangkan ketakutanku. Panasnya menurun.
Itulah untuk pertama kalinya, aku mengenal Tempra.
Tempra Syrup andalan penurun panas |
Selanjutnya,
sering pula kulihat di iklan-iklan televisi. Ternyata, banyak juga temanku yang
menggunakan Tempra Syrup untuk mengobati anaknya, khususnya menurunkan panas. Dengan
dosis yang tepat, tempra syrup mampu meredakan panas anak-anak. Tempra selembut
kasih ibu. Membuat para ibu tak dilanda panik saat buah hati tercintanya sakit
panas. Tempra aman untuk lambung. Tidak perlu dikocok, langsung larut 100%. Kemasannyapun
apik dan menarik. Tertutup rapat, tak khawatir terkontaminasi. Jadi, tempra syrup benar-benar dewa
penolong nih.
Anak sehat, liburanpun ceria |
Gemesin yah anaknya |
Bagaimana
kawan-kawan ? Nah, itulah sekelumit nostalgiaku bersama mama tercinta. Bersama
Tempra Syrup, aku curahkan kembali cara ibu mencurahkan cintanya. Begitu banyak
dan dahsyat. Luar biasa cintanya untuk buah hatinya. Sampai saat ini, aku tak
mampu membalas semua kebaikan beliau. Hanya doa yang bisa kurapalkan. Semoga
Allah SWT menempatkan mamaku di tempat terbaik, surga. Semoga beliau bisa hidup
tenang dan bahagia bersama bapakku ! Aamiin. Semoga tulisan ini bisa menjadi
salah satu caraku berterima kasih padanya. Juga terima kasih untuk semua Ibu
yang ada di dunia. We love you, mom !
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang
diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
Tempra ini andalan ibu2 bgt ya :)
BalasHapusMemang ya mba seorang ibu itu besar banget pengaruhnya bagi perjalanan kita menuju kedewasaan..Bahkan sampai kita punya anak, Ibu tetap memberikan kasih yg berlimpah pada cucu2nya.
BalasHapusMembalas kebaikan mereka selain dengan doa, adalah dengan memberikan sesuatu yang dia suka. Mungkin itu "sederhana" .
Untuk Tempra, dulu menjadi persediaan wajib di rumah sewaktu anakku masih balita.
Ya setuju mbak
HapusSiapaun memilih tempra ya, Tempra pilihan tepat ibu bijak
BalasHapusYup. Banyak yg cocok
Hapus