Aih,
kalau sudah acara jalan-jalan itu pasti hati ini super senang. Di atas kepalaku
pasti muncul bintang-bintang dan lope-lope hehehe…. Yah, setelah sekian lama
terjebak pada rutinitas yang menyita waktu. Akhirnya, Minggu, 6 Agustus 2017,
aku dan teman-teman bisa jalan bareng lagi. Acara kali ini bergabung dengan
komunitas Lembang Heritage yang digawangi Teh Malia Alibina dan komunitas
Tjimahi Herritage yang diketuai oleh Kang Makhmud Mubarok.
Ada tiga tempat yang kami datangi.
Pertama, Pameran filateli dunia di Hotel Trans Luxury Hotel ( TSM ). Dua lokasi
lainnya terletak di Cimahi, yaitu mesjid Kapal dan gereja Ignatius. Sekali
mendayung, dua tiga pulau terlampau.
Saat di TSM, kami melihat berbagai
macam jenis perangko koleksi beberapa filatelis. Konon kabarnya,
perangko-perangko itu juga dilombakan. Ada aneka gambar dan bentuk. Yang paling
menarik dan kaya warna adalah perangko-perangko dari Indonesia, lho. Bangga deh
jadinya. Ehm. Bocoran dari panitia, acara ini digelar tiap tahun.
Hmmm, tapi yang ingin saya abadikan
dalam tulisan kali ini adalah tiga buah tempat ibadah yang unik. Ini yang
paling menarik dari acara hari itu.
1. Mesjid Kapal
Pertama
kali mesjid ini mulai di kenal masyarakat sekitar dua tahun lalu. Bentuknya
sangat unik, berupa sebuah kapal raksasa. Yup, selama ini, saya belum pernah
melihat bentuk kapal seperti itu. Awalnya, tak percaya. Masa sih mesjid
berbentuk kapal ? Bagaimana kita shalat ? Memang bisa yah ? Itulah beberapa
pikiran yang terlintas di benak saat pertama kali mendengar informasi tentang
mesjid unik ini.
Ini
adalah kali kedua saya menyambanginya. Pertama kali hanya selintas saja.
Meyakinkan diri bentuk mesjid yang benar-benar seperti sebuah kapal. Bayangan
saya mah Titanic ( halah ini mah ngefans
sama Leonardo de Caprio ).
Nah,
pada kesempatan kedua kemarin. Terkuaklah kapal yang diwujudkan menjadi mesjid
tersebut. Ternyata kapal yang menjadi mesjid tersebut adalah kapal Kerinci.
Karena pemilik mesjid tersebut adalah kapten kapalnya, Pak Budiono alm.
Miniatur kapal Kerinci |
Mesjid
kapal ini sengaja dibuat oleh keluarganya, anak dan istrinya sebagai
persembahan khusus untuk beliau. Sebuah bentuk cinta dan bakti yang tulus. Sekaligus juga untuk mengenang beliau. Arsitek mesjid ini adalah salah seorang anak pak Budi. Mesjid ini dipersembahkan
untuk masyarakat Baros dan sekitarnya, karena keluarga pak Budi ini tinggal di
Jakarta.
Untuk
kegiatan ibadah seperti shalat, kita bisa masuk ke bagian bawah. Ada kamar
kecil dan toilet yang sangat terjaga kebersihannya. Wangi lagi. Di ruangan
lainnya adalah tempat menjalankan ibadah. Terbagi dua, untuk laki-laki dan
perempuan. Katanya, mesjid ini mampu menampung seratus jemaah.
Setelah
selesai melaksanakan shalat ashar, kami naik ke bagian atas untuk merasakan
sensasi berada di atas kapal. Banyak spot yang menarik untuk swafoto dan foto
beramai-ramai. Kalau berani, bisa juga mencapai puncak tertinggi. Dari atas
ini, kita bisa menikmati panorama indah yang melingkupi kota Cimahi.
Puncak Kapal |
Mesjid
kapal ini bernama masjid Jami Al Baakhirah. Terletak di jalan Bapak Ampi Baros.
Tak jauh dari pintu tol keluar Baros Cimahi. Tinggal cari Warung timbel. Nah
sebelahnya persis adalah jalan Bapak Ampi.
2. Gereja Santo Ignatius
Para anggota Komunitas Tjimahi Herritage bersiap difoto |
Persis
di sebrang jalan Bapak Ampi, kita bisa menemukan salah satu saksi bisu sejarah
penjajahan Belanda di kota Cimahi. Sejak dulu, Cimahi memang lekat dengan
interniran. Banyak tentara Belanda yang ada di Cimahi dan mereka membutuhkan
dukungan spiritual. Daerah Baros merupakan tempat tinggal para perwira Belanda.
Oleh karena itulah gereja ini dibangun.
Asal-usul
gereja paroki ini berasal dari gereja Cirebon. Menurut Suyanto ( dalam Tribun
Jabar ), peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Pastor Jacobus van Santeri
dan Pastur Mauritius Timmers. Sedangkan arsiteknya adalah Fermont Cuypers. Di
masa perang, gereja ini sempat dijadikan markas dan gudang senjata.
Foto Gereja zaman dulu |
Walaupun
sudah berusia 109 tahun, gereja ini masih terlihat kokoh, bersih dan terjaga
dengan baik. Interiornyapun semakin lengkap. Kaca-kaca patri dan kursi-kursinya
masih berasal dari masa lalu. Sesepuh gereja menginginkan keaslian bangunan
gereja tertua di kota Cimahi ini tetap dipertahankan.
Sampai
sekarang, gereja ini masih aktif. Seringkali di hari Minggu, gereja ini
terlihat ramai didatangi para jamaah.
3. Mesjid Agung Trans
Mesjid Agung Trans |
Saat
pertama kali kaki melangkah memasuki pelataran mesjid ini, hatiku dag dig dug
tak karuan. Ada sesuatu yang berbeda dengan mesjid ini. Kerinduan yang sangat
dalam, seperti Emak ingin Naik Haji. Apalagi saat temanku berkata-kata. Kosa
kata yang keluar dari mulutnya itu bagaikan jarum-jarum kecil yang semakin
meletupkan rindu yang terpendam itu.
Saat
berada di bagian bawah untuk berfoto-foto, seakan aku terbang ke tempat suci
yang selama ini menjadi kiblat shalatku. Dengan memegang pintu besar berwarna
hitam itu, serasa aku berada di depan Kabah di Mekah.
Ya,
konon katanya, mesjid Agung Trans ini, memang miniatur mesjid Nabawi di Madinah
Saudi Arabia. Mesjid ini dibuat untuk mengobati kerinduan sang pemilik, Akbar
Tanjung pada mesjid Nabawi yang kharismatik itu. Karena lokasinya yang jauh,
maka dibuatlah mesjid ini.
Sesuai dengan
suasana di lokasi TSM, begitu memasuki bagian dalam mesjid, keagungan yang maha
agung terpancar dari interiornya. Warna-warna emas menghiasi dinding mesjid.
Tiang-tiang kokoh menopang kemegahannya. Indah tiada tara. Mengundang rindu
yang makin tak terbendung.
wah yang mesjid kapal itu unik pisan ya teh, padahal sering bolak balik ke daerah cimahi tapi belum pernah liat ada mesjid bentuk kapal hehe. kapan2 kesana ah, tfs ya teh :)
BalasHapusYup betul. Asyek jg bisa shalat di sini. Serasa berada di kapal Titanic hehehe....
Hapusmba yang mesjid kapal baru tau sebagai orang Cimahi jadi merasa kudet hahahaha ;p kalau dari Baso Mymo ke mana mba?
BalasHapusAh sesama Cimahi geuning 😄😍 kl dari jaln cibeber/ baros sebelum mymo.lebih dekat dari sebrang gereja Ignatius. Langsung keliatan mesjidnya
HapusBaru tau ada mesjid kapal, teh. Keren juga yaa idenya si pemilik. Trus eta gereja teh meni syahdu ya foto jadoelnya ^^
BalasHapusYup betul. Kepikiran gituh yah hehehe...
HapusTiap berkunjung ke rumah mertua, pasti ngelewatin masjid kapal, tp belum pernah sempat berhenti dan masuk, huhu...
BalasHapusWah ada orang Baros nih
HapusAcara mengunjungi tempat ibadah ini unik banget ya, semoga masyarakat bisa tetap menjaga persatuan walau berbeda keyakinan. Saya sendiri walau non-muslim tetap ngga bisa berhenti kagum kalau melihat Mesjid Agung Trans -- dan sering banget foto-foto di sana, hehehe...
BalasHapusYup. Perbedaan bukan masalah ya mbak noniq
BalasHapusgereja yang ke dua itu bagus bangeeeettt! Favoriiit! pas ke Jogja kemarin ada gereja dengan nama yang sama, Teh. Santo Ignatius juga namanya. Bentuk2nya juga mirip.
BalasHapusSodaraan mungkin yah atau satu paroki gituh yah. Ya, tuh gereja usia udah ratusan tapi tetep cantik dan terawat
HapusBanyak juga ya wisata yang bisa dikunjungi di Cimahi. Jadi penasaran dengan masjid kapalnya nih. Terus di TSM yang pameran filateli dunia perangko2 itu masih ada ga ya kalau tahun 2021 ini?
BalasHapusHayuk piknik ke sini 😄 Sepertinya karena PPKM jadi gak ada deh, soalnya gak ada kabar nih. Pengen lihat-lihat perangkonya lagi sih kalo ada. Bagus-bagus
HapusAku pernah sholat di Masjid Agung Trans, keren masjidnya. Buesaaar dan indah. Mengunjungi tempat ibadah sangat mrnyenangkan, selalu ada sensasi terutama kalau gedungnya bersejarah. Saya pingin masuk gedung gereja tapi belum ada yang ngajakin, hehe
BalasHapusHayuk nanti ikut Jelajah Tjimahi Heritage
HapusKalau sudah pernah mampir ke tempat ibadah yang unik, kecuali yang masjid kapal, teh. Aku baru tau dan liat. next time mau coba mampir ahh
BalasHapusSeru loh. Yuk sini
Hapusihhh masjid kapalnya gemesin!! ahhh jadi mau pulang ke bandung. aku baru tau ada masjid kapal gitu
BalasHapusHayuuuk pulang, kita piknik di Bandung 😄
HapusJadi penasaran dengan masjid kapal teh, soalnya unik banget dan susah ditemui di daerah lain nih.
BalasHapusHayuk ke Cimahi
HapusUnik-unik ya... dan tahunya yang Masjid Agung Trans aja.. Ternyata termasuk wilayah Cimahi ya..hehe kirain Kota Bandungnya..
BalasHapusKalo Trans masuknya Bandung Teh Diane. Bandung Timur. Mesjid Kapal dan gerja itu ada di Cimahi. Lumayan ujung ke ujung
HapusKeren bngt nih mba yg mesjid kapalnya unik bngt tempat2 ibadah lainnya juga bagus2 menambah nilai spritual yang beribadah disana
BalasHapusYa ini piknik yang gak biasa hehehe. Seru juga sambil belajar sejarah
HapusMelanglang buana membuat kita jadi tahu ya bahwa ternyata mesjid itu bentuknya bisa beraneka ragam. Selain menjadi tempat ibadah, juga menjadi tempat kita mengagumi kehebatan para arsitek.
BalasHapusSetuju. Ilmu itu bertebaran di muka bumi jadi semakin nyata ya
HapusMbaa aku penasaran dengan bentuk utuh masjid kapal nih, foto yang ngeliatin semua bangunannya. Aku baru bisa ngebayangin dari foto miniatur kapalnya aja nih.
BalasHapusSeru ya menelusuri tempat-tempat menarik gini di dalam kota. Kayak di Semarang nih, ada komunitas khusus untuk jalan-jalan sekaligus menelusuri tempat-tempat bersejarah juga. Aku lupa tapi nama kegiatannya nih.
Hayuk ke Cimahi Mbak Uniek biar bisa jelas lihat bentuk kapalnya😄
HapusSebagai umat muslim, yuni begitu takjub sama kedua masjid itu. Satunya adalah miniatur kapal. Satu lagi menyerupai masjid Nabawi. Kenapa nggak tahu pas waktu ke Bandung 2 tahun lalu ya. Hmm...
BalasHapusDiulang lagi ke Bandungnya abis ppkm beres 😄
HapusMasyaAllah masjid kapalnya ini bagus banget ya kak,.. bisa jadi wisata religius yang super keren nih
BalasHapusYup betul. Walau kecil, tapi asyek main ke sini tuh
Hapus