BERKAH RAMADHAN
Percayakah kamu kalau
amnesia itu membawa berkah ? Yup. Bayangkan, kalau saja kita selalu mengingat
hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup. Sangat mengerikan tentunya, ya! Apapun,
sesuatu diciptakan oleh Allah SWT memang selalu ada hikmahnya. Ada manfaatnya.
Termasuk barokah hidup. Apalagi ini
bulan Ramadhan. Bulan yang penuh ampunan dan keberkahan. Apapun yang kita
lakukan pasti akan menjadi kebaikan (Ssssttt… jangan yang aneh-aneh tapi yah.
Please )
Hari ini, karena amnesiaku
kambuh parah kemarin, aku harus melakukan sesuatu. Ada makanan khas Bandung,
Cilok yang harus kukirimkan untuk teman ke luar kota. Jadi sejak pagi, aku
harus belajar packing barang. Ini untuk pertama kalinya sih hehehe… Setelah
siap, aku segera meluncur ke kantor pos untuk mengirimkannya. Keinginanku,
makanan itu harus diterima pada sore hari. Namun, akhir pekan gak bisa katanya.
Pasrah. Semoga makanan itu baik-baik saja yah !
Dengan langkah gontai dan
hati tak karuan, aku keluar dari kantor pos. Selamatkah makananku ? Walau
galau, aku tetap melangkahkan kaki. Diiringi doa sepenuh hati agar makanan itu
tetap selamat sampai tujuan. Bingung. Mo terus pulang atau lanjut kemana nih ?
Di depan kantor pos ada
rame-rame. Iseng, aku mendekatinya. Oh ternyata ibu-ibu sedang menawar buah.
Aku celingukan sejenak. Wah, ternyata pasar kaget. Banyak pedagang yang membuka
lapaknya di sana. Ibu-ibu dan bapak-bapak sepuh rupanya menjadi target pasar
para pedagang itu. Seru juga mengamati aktivitas mereka. Beberapa detik
kemudian, akupun jadi terbawa suasana. Melihat-lihat. Eh, akhirnya belanja
juga. Ada makanan kesukaanku. Sudah hampir seabad aku tak menemukan batang
hidungnya. Jadilah, akupun tawar menawar dan yeeeaaayyy dapat harga yang murce.
Asyeeek. Inilah berkah Ramadhan. Berkah untukku dan berkah untuk para pedagang
kaki lima itu.
|
beli buah yuuuk |
Hmmm… kalau gak inget puasa,
pastinya setiap lapak aku beli. Untung kali ini amnesiaku gak kambuh hehehe….
Ingat. Ingat. Ingat. Ah, tapi memang menggoda sih. Ada buah-buahan yang
keliatannya lebih enak daripada yang kubeli kemarin di supermarket. Jeruknya
keliatan bagus-bagus. Segar lagi. Ah, habisin stok di rumah dulu deh.
|
Pindang Ikan Mas |
Akhirnya, kurmalah yang
kubeli. Seperlunya saja. Tidak berlebih. Makanan lainnya adalah kerupuk dan
cemilan kesukaanku tadi eh sekeluarga deng. Kurang afdol rasanya kalau makan
tanpa kerupuk. Selain itu, aku juga membeli pindang ikan mas untuk berbuka
nanti. Hmmm… maknyus tenan. Maknyus di kantong dan maknyus di lidah.
|
Aneka cemilan kesukaan keluargaku |
Setelah itu, aku masih
menyisir jalan hingga ke dekat mesjid ABRI. Banyak juga barang-barang yang
dijual. Ada kebutuhan barang sehari-hari. Perkakas gitu. Perangkap tikus. Baju
dan sebagainya.
Asyek juga mengamati
aktivitas pasar tradisional. Pasar kaget. Diantara hiruk pikuk dan kemacetan
kendaraan, para pembeli itu memilih-milih barang. Sama sepertiku, menyusuri
jalan. Menawar. Bercanda dengan para penjual. Ngobrol sambil menunggu barang
selesai ditimbang dan dibungkus. Suasana yang mungkin termasuk langka di zaman
teknologi canggih sekarang ini.
Pengalaman ini seolah-olah
mengingatkanku pada kenangan masa kecil di bulan puasa. Sudah menjadi tradisi
di Indonesia, kalau sore-sore sampai menjelang buka puasa, kami ngabuburit. NGabuburit
adalah kegiatan yang dilakukan untuk menunggu waktu berbuka puasa. Bagi
anak-anak yang berpuasa sampai maghrib, menunggu jam buka itu adalah sebuah
perjuangan berat. Banyak godaan. Perut lapar. Haus. Dan pikiran selalu terfokus
pada makanan yang enak-enak. Kalau tidak kuat iman, pasti memilih batal
daripada lanjut puasa. Nah untuk mencegah hal itu, orang tua kami
mengalihkannya dengan ngabuburit.
KEGIATAN NGABUBURIT
Banyak kegiatan yang dilakukan untuk
ngabuburit. Ini diantaranya:
1.
Bermain. Kalau dulu, masih banyak lapangan.
Kami bisa bermain sapintrong atau adu kelereng. Sapintrong itu adalah mainan
lompat tali. Mulai dari lutut hingga di atas kepala. Kalau yang jago, pasti
bisa melewati tali yang dipegang diatas kepala. Tali yang dilompati bersifat
lentur karena terdiri dari karet gelang yang dipilin sampai panjang.
2.
Bermain di dalam rumah. Kalau tidak ingin
menguras tenaga dan kehausan, kami biasa bermain di dalam rumah. Cangkulan.
Beklen. Monopoli. ( Ini sih serasa jadi Raisa sambil nyanyi
Teka-teki). Rame-rame sekeluarga atau bersama para sepupu. Seruuu… hahaha… Cangkulan adalah
mainan favorit kami. Menggunakan kartu dengan aneka gambar. Keriting. Tempe.
Hati dan sebagainya. Tugas kami adalah menyamakan kartu. Kartu yang sama akan
dibuang dari pegangan kita. Kalau tidak ada, maka pemain harus mencangkul kartu
dari tumpukan kartu yang tidak dibagikan ke pemain. Ini yang seru. Semakin
dalam semakin asyek dan seru. Semakin banyak yang dicangkul berarti harus siap
kalah hahaha… Pemain yang pertama habis kartu dipegangannyalah yang menang.
3.
Jalan-jalan dan belanja. Ini yang sering jadi
hiburan dan yang paling kusuka. Kalau pas punya uang, biasanya kami akan
mencari makanan untuk berbuka puasa. Cemilan atau makanan berat. Kami akan
mengitari kampung. Banyak tetangga yang berjualan. Surabi. Kolak pisang.
Candil. Atau kue-kue basah. Asinan. Es buah. Seru deh rasanya.
Nah,
pengalaman siang ini sama seperti dulu. Amnesia membawa berkah. Membawaku pada
kenangan manis di masa kecil. Masa-masa menikmati masa ngabuburit yang
menyenangkan. Rasanya ingin sekali romantika Ramadhan ngabuburit ini tetap
abadi sepanjang masa. Kalau tidak amnesia, aku gak bakalan jalan-jalan dan
menemukan keasyikan itu. Malas sekali keluar rumah tanpa alasan yang jelas.
Aha, udah dulu yah cerita
seputar Ramadhannya. Nanti, kalau ada yang menarik lagi akan kutulis di blog.
Sekarang aku pamit. Selamat menjalankan Ibadah Puasa. Semoga ibadah kita ini
mendapatkan pahala yang luar biasa dari Allah SWT. Aamiin.