JUDUL : IQRO
SUTRADARA : IQBAL ALFAJRI
PEMAIN : 1. COK SIMBARA
2. NENO WARISMAN
3. MERIAM BELINA
4. AISHA NURRA DATAU
5. RAIHAN KHAN
Durasi : 97 menit
Sumber Gambar : http://www.film-iqro.com/ |
Boscha dan Ilmu pengetahuan bisa mati total karena polusi cahaya
Saat
liburan, AQILA dan kawan-kawannya mendapatkan proyek untuk mengamati
penemuan-penemuan baru. Aqila yang menggemari dunia astronomi ingin mengamati
Pluto. Menurutnya, Pluto bukan sebuah planet lagi. Selain itu, temannya, Reni
berniat untuk mengamati spesies baru kupu-kupu. Demi tugas tersebut. dia akan
berlibur di rumah Kakeknya. Kakek Aqila bekerja di peneropongan bintang Boscha
di daerah Lembang, Bandung. Namun, Aqila mendapatkan tantangan sekaligus
halangan dalam mewujudkan keinginannya mengamati Pluto. Akibatnya, pelaksanaan
tugas tersebut belum bisa dilakukannya. Sedangkan kawannya yang berlibur di
Lampung sudah berhasil melakukan pengamatan dan menyelesaikan tugasnya.
Mengamati spesies baru kupu-kupu. Bagaimana nasib Aqila ? Mampukah ia
menyelesaikan tantangan dan hambatan tersebut ?
Dari
segi cerita, film ini sangat cocok dan sangat baik untuk keluarga. Kita bisa
menemukan pelajaran tentang membuat kesepakatan dengan anak. Selain itu, banyak
juga pengetahuan baru yang kita dapatkan dari film ini, baik astronomi maupun
agama. Bagaimana agama Islam betul-betul menjadi landasan hidup manusia.
Yang
menarik dari film ini adalah dilema peneropongan bintang Boscha. Ternyata,
semakin menuju dunia modern, warisan sejarah ini justru malah tenggelam. Bahkan
bisa lumpuh total dan mati. Mengapa ? Boscha harus berjuang untuk tetap
mempertahankan langit yang gelap, agar mereka bisa melaksanakan pengamatan
benda-benda angkasa. Boscha harus berjuang melawan polusi cahaya akibat
keserakahan manusia modern. Semakin banyak lampu penerangan di sekitarnya, maka
cahaya bintangpun akan hilang. Akankah kita dan pemerintah mempertahankan
berkembangnya ilmu pengetahuan ataukah pengembangan usaha ?
Dari
segi latar, saya seperti menonton kembali film Petualangan Sherina. Latar yang sama dan konflik yang mirip mungkin
menjadi penyebabnya. Namun, dalam film ini peneropongan bintang Boscha
dieksplore lebih luas dan dalam, sehingga kita bisa menikmati keindahannya
secara utuh. Bukan hanya hutan saja.
Sayangnya,
cerita yang bagus ini tidak didukung oleh puncak-puncak konflik yang tajam dan
menegangkan. Konflik yang dibangun sepertinya hanya sekedar penghias saja.
Perbedaan kepentingan dari berbagai pihak, seharusnya bisa menjadi modal utama
dalam membangun konflik yang menarik. Demikian juga dengan tokoh. Hanya Meriam
Belina yang mampu bermain secara total. Sedangkan yang lain terbawa pada dunia
akhwat dan ikhwan yang kalem dan datar.
Namun
demikian, film Iqro ini layak
ditonton oleh siapapun. Ceritanya menjanjikan kepuasan yang diharapkan oleh
para pecinta film. Satu lagi film Indonesia yang religius dan memukau. Selamat
untuk Salman ITB yang sudah berhasil memproduksi film yang berkualitas seperti
ini. Semoga besok-besok bisa lahir film-film terbarunya.