1/06/2017

NGOBROL BARENG TIAS TATANKA DAN GOL A GONG

        
We Are Here
        Menutup tahun 2016 ini, saya bersama sahabat mendapatkan rejeki besar. Kami berdua bisa berkunjung ke Rumah Dunia, pusat literasi Serang. Lalu, berjumpa dengan mpu-nya Rumah Dunia, Kang Gol A Gong dan Mbak Tias Tatanka. Kebetulan keduanya sedang berada di rumah. Mereka bersama dengan para relawan sedang mempersiapkan acara Detik Awal, Detik Akhir. Sebuah acara yang rutin diadakan menjelang tahun baru.
        Rumah Dunia ini terletak di Kampung Ciloang, Kompleks Hegar Alam no 40, Serang-Banten. Tak jauh dari pintu tol keluar Serang Timur atau pintu tol masuk Merak. Ketika sampai di tempat ini, udara terasa sejuk padahal selama di Serang, saya harus berjuang melawan panas. Teduh. Banyak pepohonan melingkupi tempat ini. Kesejukan dan keteduhan itu juga merupakan cerminan penghuninya. Mereka dengan ramah menyambut kedatangan kami. Padahal sebelumnya, kami harus mengumpulkan keberanian penuh untuk berjumpa dengan tokoh penting Serang itu. Kang Gol A Gong dan Mbak Tias Tatanka melumerkan keraguan dan ketakutan  kami.
Literasi, Cinta Buku
Karya Legendaris Gol A Gong
        Rumah Dunia memiliki misi untuk membangun Banten lewat kegiatan literasi. Mbak Tias Tatanka dan Kang Gol A Gong berusaha untuk menanamkan cinta buku pada keluarganya dan menularkannya pada masyarakat setempat. Mereka membuat sebuah perpustakaan dan mengajak masyarakat di sekitarnya, terutama anak-anak untuk gemar membaca. Kegiatan sosial ini dilakukannya hampir sekitar 15 tahun. Tanggal 3 Maret nanti, genap 15 tahun.
        Gemar membaca dan cinta buku merupakan kunci kemajuan. Pintu gerbang utama menuju kemajuan dan kesuksesan. Seperti pepatah buku adalah gudang ilmu. Cinta buku ini merupakan upaya untuk membangun pikiran secara positif. Mind set. Jika pikiran ini sudah positif, maka orang akan dengan mudah dibawa pada hal-hal yang lebih baik, lebih maju, lebih sukses.
        Mbak Tias Tatanka memiliki cara atau pendekatan khusus untuk menanamkan gemar membaca ini kepada anak-anaknya. Pada anak-anaknya yang sudah besar, Mbak Tias tak mengalami kendala yang berarti. Kedua anaknya ini Alhamdulillah memiliki kecintaan pada buku dan gemar membaca. Sebaliknya, pada anaknya yang kecil, tantangan itu datang. Anak-anaknya yang kecil ini termasuk generasi gadget. Mereka lebih dikuasai oleh games pada telepon genggam dan sering nonton televisi. Buku dan gemar membaca sangat jauh dari mereka.
Namun, Mbak Tias tidak menyerah begitu saja. Anak-anak harus cinta buku dan gemar membaca. Nah, bagaimana triknya ? Mbak Tias menyediakan aneka buku yang bagus di sekitar televisi. Lalu, di sela-sela acara televisi, beliau mencoba menarik minat anak-anaknya pada buku. Beliau membaca buku semenarik mungkin sehingga mampu mengalihkan perhatian anaknya. Dari televisi ke buku. Cara itu berhasil dengan sangat gemilang. Menurut Mbak Tias Tatanka, orang tua memiliki peran sangat penting untuk menumbuhkan cinta buku dan gemar membaca pada anak-anak. Orang tua harus bekerja keras.
        Di samping itu, Rumah Dunia juga memiliki peran penting lainnya. Sesuai dengan keahlian mereka, Mbak Tias Tatanka  dan Kang Gol A Gong secara terus-menerus mengasah dan mengembangkan kemampuan masyarakat di bidang membaca dan menulis. Berbagai upaya mereka lakukan. Di rumah Dunia, banyak kegiatan yang sering dilaksanakan secara rutin. Pelatihan menulis. Pertunjukkan teater. Diskusi, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya.
Guru dan Literasi
Salah Satu Sudut Rumah Dunia
        Awal tahun pelajaran ini, sekolah-sekolah di Jawa Barat mulai melaksanakan program pembiasaan membaca. Program tersebut dikenal dengan nama GLS, yaitu Gerakan Literasi Sekolah. Selama dua hari dalam sepekan, siswa dibiasakan membaca buku selama 15 menit, sebelum jam pertama dimulai. Di SMP Negeri I Cimahi, Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan pada setiap Selasa dan Kamis, mulai pukul 6.45 – 7.00 WIB.  
        Nah, menurut Mbak Tias, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru  agar kegiatan ini berhasil dan berdaya guna.
1.   Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara bertahap sesuai dengan jenjang pendidikan.
a.   SD   : siswa sekolah dasar wajib diarahkan untuk kegiatan membaca. Harus cinta buku dan gemar baca.
b.   SMP     : siswa sekolah menengah pertama harus fokus membaca dan belajar membuat review.
c.   SMA    : siswa sekolah menengah atas diarahkan untuk gemar membaca dan presentasi.
2.   Dalam melaksanakan kegiatan ini, hendaknya guru juga mendata siswa yang membaca dan yang tidak membaca. Atau lebih baik juga dengan judul-judul buku yang dibacanya. Jangan hanya sekedar menyuruh membaca saja !
3.   Setelah membaca, adakan bincang buku atau pembahasan tentang buku tersebut sebagai tindak lanjut dari kegiatan membaca.
4.   Mbak Tias, setuju yah… kalau siswa diberi tugas untuk membuat Laporan Kegiatan Membaca ? (Ini mah pesan sponsor hehehe…. )
5.   Gerakan Literasi Sekolah ini bernilai positif untuk menumbuhkan minat baca dan membangun masyarakat yang cinta literasi. Berawal dari paksaan, dengan harapan kecintaan pada buku dan membaca akan tumbuh dan berkembang secara positif.

Kemandirian Rumah Dunia
Berpose di depan gerbang rumah dunia lama
        Dalam melaksanakan sebuah kegiatan, tentu kita membutuhkan dana. Bagaimana cara Rumah Dunia mendapatkan dana sedangkan seluruh kegiatannya bersifat sosial, nonprofit ?
        Ternyata kata kuncinya ada dua, yaitu sedekah dan bisnis. Mbak Tias percaya dengan kekuatan dahsyat sedekah yang akan mendatangkan rejeki berlipat ganda. Hal inilah yang mendasari kegiatan rumah dunia. Memberikan sedekah ilmu sebanyak-banyaknya kepada warga masyarakat sekitarnya.
        Selain itu, mereka juga mulai merintis beberapa bisnis, seperti Gong publishing, kafe, travel atau berbagai macam pelatihan menulis. Sebagian dari keuntungan bisnis ini diarahkan untuk mendanai kegiatan Rumah Dunia. Ini yang saya suka dari obrolan siang itu.
        Di samping itu, saya juga menemukan kekuatan pertemanan. Jaringan dan relasi dimana-mana juga bisa mendatangkan bantuan dana tanpa harus dipaksa-paksa. Inilah pelajaran penting tentang manfaat membangun relasi dan menjalin pertemanan.

Cerpen Yang Baik
Ngobrol Asyik tentang Cerpen
        Menutup perjumpaan kami di Rumah Dunia, saya meminta Kang Gol A Gong untuk mengomentari cerpen yang telah saya buat dan diposting di blog www.yayuarundina.com. Cerpen ini juga telah saya ikutsertakan dalam sebuah lomba tapi belum berhasil menjadi juara. Ternyata masih banyak kelemahannya.
        Untuk mendapatkan sebuah cerpen yang baik, ada beberapa saran positif dari penulis Balada Si Roy ini. Saran-saran tersebut adalah :
1.   Penulis cerpen harus dekat dengan dunianya. Sering ikuti kegiatan diskusi, bedah buku, dan sejenisnya.
2.   Penulis wajib banyak membaca.
3.   Penulis wajib melakukan riset agar isi cerpennya tajam, mendalam dan tidak bersifat tempelan semata.
4.   Cerpen wajib dibuat by design, artinya kita harus membuat sebuah persiapan yang matang untuk menulis cerpen. Direncanakan dengan baik, dari awal sampai akhir. Di sini, saya menafsirkan bahwa menulis cerpen itu wajib dibuat kerangka karangannya.
5.   Penulisan cerpen harus mengembangkan unsur intrinsik sebaik mungkin.
6.   Penulis harus memiliki mentor.
        Nah itulah beberapa obrolan penting kami di siang sampai menjelang senja pada Sabtu, 31 Desember 2016. Obrolan itu diakhiri dengan menikmati sajian kafe yang maknyus: jus buah naga dan mangga serta pisang keju, mie  goreng, juga aneka gorengan dari seorang penjual keliling yang datang sore itu. Keakraban itu berharap tak pernah pudar.

Terima kasih banyak Mbak Tias Tatanka dan Kang Gol A Gong atas kesempatan ngobrol-ngobrolnya yang berkualitas. Terima kasih banyak atas ilmunya. Terima kasih banyak atas sambutan dan keramahannya pada kami. Wilujeng patepang deui ! Amit mundur. Permios

8 komentar:

  1. Pengen banget bisa ikut workshop dan ketemu mereka juga, TFS ya mbak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip. Sok atuh ikutan mbak Aprilia Ekasari. Cerpen kalo gak salah hari Minggu.
      Makasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak

      Hapus
    2. Sip. Sok atuh ikutan mbak Aprilia Ekasari. Cerpen kalo gak salah hari Minggu.
      Makasih sudah berkunjung dan meninggalkan jejak

      Hapus
  2. wah asik ya mbak bisa ketemu dengan mbak tias dan gol a gong. Aku pengen banget ketemu mereka, terutama sama gol a gong. Keren mereka ya mbak, 15 tahun menginspirasi untuk menumbuhkan minat baca anak-anak disekitarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya luar biasa hebat. Sok atuh jjs ke serang. Maen ke rumah dunia. Tahun baruan di sanah asyik kayaknya deh

      Hapus

Featured Post

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

  Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cire...