Membaca kata itu, pikiran kita akan teringat pada sebuah cerita legenda, asal-usul gunung Tangkuban Perahu. Seorang anak yang mencintai ibu kandungnya sendiri, Dayang Sumbi. Dia berniat menikahi wanita tersebut dengan syarat harus membuatkan sebuah perahu sebelum muncul fajar. Namun, usaha itu gagal dan Sangkuriang menendang perahu buatannya yang belum sempurna hingga terbalik. Lalu, jadilah gunung Tangkuban Perahu.
Entah apa maksudnya, pemilik
restoran ini menamai tempat makan ini dengan nama Sangkuriang. Karena terletak
di wilayah gunung Tangkuban Perahukah atau berada di Tatar Sunda ? Entahlah !
Hanya beliau yang tahu. Yang jelas, ketika berkunjung ke tempat ini tak ada
jejak Sangkuriang sama sekali. Interior dan eksterior tempat makan ini tak ada
penampakan Sangkuriang sama sekali, bahkan cuplikan cerita itu juga tak ada.
Pun dengan menunya.
Salah satu pintu masuk |
Resto
Sangkuriang ini
terkenal dengan olahan ikannya yang enak. Ikan Subang, lho ! Sedapkan,
pastinya. Menu spesialnya adalah sup ikan. Ada bermacam-macam. Kami memilih sup
ikan Gurame. Wah, mantap ! Tak ada bau amis sama sekali. Jadi, kami bisa
melahapnya sampai tandas ! Bumbunya sederhana tapi rasanya maknyus. Selain itu,
pilihan menu makan siang kami pada hari Minggu kemarin adalah : gurame goreng, ikan
mas kacolo, dan ikan nila bumbu saos padang.
beberapa menu makan siang |
menu spesial: sop ikan gurame |
Bagi yang tidak suka ikan, ada
pilihan lain. Ayam goreng. Aneka olahan cumi dan udang. Tak ketinggalan juga
aneka sayuran: kangkung, jamur, karedok, leunca dan lain-lain. Tinggal memilih
deh menu yang paling favorit menurut versimu masing-masing.
Minumannya pun beragam pula
serupa dengan restoran lain, jeruk, kelapa muda, stroberi, kopi dan sebagainya.
Sayangnya, saat itu, karena lagi ramai, kami kehabisan banyak pesanan minum.
Jeruk dan kelapa muda. Namun, makanan yang telah kami nikmati tidak sampai meleg (tersangkut di tenggorokan = Bahasa Sunda ).
Karena restoran telah memberikan air teh seteko penuh buat rame-rame.
Asyik, kan ?
welfie dulu ah |
Untuk menikmati makanan-makanan
tersebut, kita bisa memilih tempat. Lesehan atau kursi. Lumayan cukup banyak
tempat lesehan, besar dan kecil. Sambil duduk lesehan, kita juga bisa memberi
makan ikan yang berenang-renang di balong ( kolam
ikan = Bahasa Sunda ).
Anak kecil pasti suka melakukannya. Bagaimana yang dewasa ? Seru juga ! Apalagi
kalau datang ikan berukuran jumbo berwarna kuning. Wow deh ! Selain itu, kita
bisa juga menikmati alam khas tatar priangan. Balong. gunung dan pesawahan.
Adem dan tentram banget deh. Di sini, mata, perut dan hati pasti kenyang.
cuci mata : pesona alam tatar priangan |
balong |
Sangkuriang resto ini terletak di
pinggir jalan raya Subang – Bandung, tepatnya di daerah Cijambe. Kalau dari arah Bandung, sebelum rumah makan
Abah. Setelah Gracia dan Ciater. ( tempat
berendam air panas ). So, bagi yang kepincut tinggal menelusuri jalanan
menuju kota Subang. Lirik-lirik dikit. Dan tangkaplah nama restoran
Sangkuriang. Selamat berwisata kuliner yah ! Pulangnya jangan lupa beli oleh-oleh
nanas madu atau aneka olahan nanas : dodol, keripik, sirup dan aneka oleh-oleh
lainnya. Pokoknya maknyuuusss !
Ikannya diambil langsung dari empangnya ya mbak?
BalasHapusHmmm, masakannya keliatan lezat2 :D
asik ada referensi tempat makam di subang. nice info
BalasHapusHmmm... menunya menggugah selera ya mbak😀 btw itu mangkuk sop guramenya gede bener ya😀 apa itu tadinya penuh?
BalasHapusGak ada amis ikannya mungkin selain mengolahnya tepat juga karena dari kolam sendiri, ya?
BalasHapus