Novel Terbaru Pidi Baiq |
Judul : Milea : Suara dari
Dilan
Penulis
: Pidi Baiq
Penerbit
: PT Mizan Pustaka
ISBN :
978-602-0851-56-3
Ilustrasi Sampul dan Isi : Pidi Baiq
Penyunting Naskah : Andika Budiman
Penyunting Ilustrasi : Pidi Baiq
Desain Sampul : Kulniya Sally
Cetakan Kedua : September 2016
Jumlah Halaman : 357
Seolah-olah, dia sengaja datang ke
Bandung hanya dengan tujuan untuk menjatuhkan hatiku.
22
Desember 1990, Dilan dan Milea Adnan Husain resmi berpacaran. Seorang gadis cantik
pindahan dari Jakarta. Primadona sekolah. Keberhasilan Dilan ini tentu juga
berkat doa Bunda.
Sejak
saat itu, Panglima Tempur geng motor tersebut menjalani hari-hari romantisnya
dengan Lia. Menyusuri jalanan Bandung dengan jejak-jejak cerita cinta. Tawa
bahagia selalu mewarnai hari-hari mereka. Mengapa Milea lebih memilih ketua
geng motor ?
Lalu,
sebuah tragedipun terjadi. Tanpa disangka, tanpa diduga peristiwa itu
mempengaruhi kisah cinta mereka. Apa yang terjadi ? Apakah kisah cinta mereka
dipisahkan oleh maut ?
Novel
ini benar-benar melambungkan asa dan rasa. Kisah cinta di SMA memang selalu
menarik untuk diangkat menjadi cerita. Setelah era Galih dan Ratna, kini
saatnya ada Dilan dan Milea. Menikmati aliran cerita dalam novel ini serasa
kitalah yang sedang berpacaran. Menjalani suka duka masa-masa berpacaran. Baper
habis.
Konflik
yang dibangun untuk merangkai cerita tergolong sederhana dan tidak terlalu
kuat. Namun, hal inilah yang sering terjadi pada orang-orang yang berpacaran.
Hal itu pula yang mengikat pembaca untuk menamatkan novel ini. Cinta
bergelombang. Apa maknanya ? Ya, cari tahu sendiri aza di Milea, ya ! Hehehe…
Yang jelas Pidi Baiq sukses mengaduk-ngaduk perasaan kita di sini. Aneka rasa.
Inilah daya tarik novel Milea.
Bahasanya terasa ringan
dipikiran tapi menusuk dalam di rasa. Pemakaian campur kode, yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa Sunda semakin
memperkuat gambaran latar Bandung yang selalu romantis dan ngangenin.
Novel ini merupakan
buku ketiga dari trilogi karya Pidi Baik. Buku pertama berjudul Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990.
Buku kedua berjudul Dilan: Dia adalah Dilanku
Tahun 1991. Buku ketiga berjudul Milea:
Suara dari Dilan.
Adakah sesuatu dari
ketiga judul buku tersebut ? Saya sempat bertanya-tanya,”Apakah perlu ada
semacam tanya jawab dari sebuah kisah cinta ?” Perlukah cerita itu disampaikan
dari sudut pandang yang berbeda, dari seorang gadis dan laki-laki ? Semacam
klarifikasi. Ini mungkin keunikan dan kekhasan dari novel ini. Berbeda dengan
trilogi karya Ahmad Tohari, Ronggeng
Dukuh Paruk. Ada Rasus dan Srintil. Ketiga novel tersebut hanya menyajikan
satu cerita utuh dari awal mula menjadi ronggeng sampai akhir kisah seorang
ronggeng terkenal. Atau trilogi Andrea Hirata, Laskar Pelangi. Tiga buku, tiga
cerita dengan tokoh yang sama.
Trilogi novel Dilan
ini, menurut saya ( dengan minus novel
pertama karena gak kebagean hehehe… ) rasanya terasa agak membosankan,
karena novel ini memiliki cerita yang sama. Itu-itu saja ceritanya.
Namun, jika novel ini
bertujuan untuk memberikan pelajaran seperti dikatakan pada bagian pendahuluan,
maka hal itu berjalan dengan sangat sukses. Kita bisa belajar banyak dari sini.
Belajar tentang proses menjadi manusia dengan segala riak-riaknya. Belajar
memahami cara pandang dan cara berpikir kaum adam dan kaum hawa. Belajar
menciptakan bahasa-bahasa yang unik dan kreatif. Belajar memadukan teori dengan
kisah-kisah menarik. Juga belajar tentang kesalahan dalam menjalin sebuah
hubungan. Tak salah jika teman saya mengatakan bahwa novel ini menjadi bacaan
wajib bagi kawula muda di abad millennium ini.
Rasanya akan rugi besar
jika kita tidak membaca novel ini. Berbeda dari novel yang lainnya, membaca
Milea ini takkan pernah membuat kita frustasi.. Humor-humor ringan dengan
pemakaian bahasa yang kreatif dan lucu menjadi kekuatan utama dan daya tarik
novel ini. Ok deh, selamat membaca novel terbaru karya Pidi Baiq ini, ya !
Jangan sampai ketinggalan dan kehabisan yah men-temen !
Saya jg lg baca ini :D
BalasHapusasyiik bingiits yah mbak. awas masakan gosong hahaha...
HapusGua jatuh cinta sama Dilan sejak novelnya yg pertama. Tapi rasanya di novel Milea ini rasanya ceritanya terlalu datar dan alurnya ga fokus ya...
BalasHapusyup.
HapusAku baru baca juga. Jadi mancing buat baca 2 buku sebelumnya.
BalasHapushehehe... selamat merenda rindu
Hapus