9/08/2016

ESENSI HIDUP KEDUA

Seringkali manusia dilanda kecemasan, ketakutan kegalauan atau berbagai pikiran dan perasaan negatif lainnya. Tulisan Desi Anwar ini bisa jadi menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan hal tersebut. Apalagi bagi mereka yang sudah kronis. Mari membuka diri. Relakanlah !
Kata ibu saya, tidak ada satupun yang layak membuat kita depresi dan kecewa, dan bahkan kondisi itu bisa merenggut kemampuan kita untuk menikmati hidup dengan segala pasang surutnya. Dalam hidup ini, jarang sekali segala sesuatu menjadi sesuatu  seperti yang kita inginkan atau tetap sama. Itulah yang membuat hidup menjadi menarik dan layak dijalani.
            Saya dulu sampai stress bila harus belajar untuk menghadapi ujian. Sebegitu gugupnya sampai-sampai rasa gugup itu membuat saya tidak mampu menghadapi dengan baik ujian yang sesungguhnya dan membuat saya takut sekali bila sampai mendapat nilai buruk dan tidak bisa masuk ke universitas. Tidak adayang lebih menakutkan daripada kegagalan dan kekecewaan. Bagi orang muda, tidak mendapatkan hal yang diinginkan bisa jadi merupakan pengalaman yang sangat menghancurkan, sama dengan kiamat.  Namun, ibu saya mengajari saya seni mengubah pikiran.
            Seandainya, kata ibu saya, setelah kamu berusaha sebaik mungkin dan tetap saja hasilnya tidak seperti yang kamu inginkan, lalu apapun caranya, cobalah ubah pikiranmu tentang hal itu. Siapa yang bilang kamu harus mendapatkannya hanya karena kamu menginginkannya ? Ada banyak hal yang dapat kamu lakukan seandainya kamu membuka diri pada berbagai kemungkinan lainnya.  Belajarlah dari kegagalan dan kemudian cobalah lagi, tetapi jangan larut dalam perasaan kecewa.
          Dia menceritakan kisah anak perempuan tetangga kami, seorang anak yang cerdas dengan masa depan yang cemerlang yang bermimpi akan kuliah di luar negeri.  Namun karena kondisi keuangan orang tuanya tidak memungkinkan mereka untuk memenuhi keinginan itu, dia memilih tenggelam dalam perasaan kecewadan marah daripada memanfaatkan bakatnya untuk melakukan yang terbaik yang dia bisa. Tak cukup bujukan, dorongan, dan bantuan dari ahli untuk membantunya keluar dari cara berpikirnya yang salah , yakni bahwa hidupnya kurang beruntung. Akhirnya, dia menolak menjalani hidup secara produktif dan menghabiskan waktunya dengan menyendiri seperti pertapa, terkurung dalam ketidakbahagiaan dan depresi hingga akhir hayatnya.
Kata ibu saya, tidak ada satupun yang layak membuat kita depresi dan kecewa, dan bahwa kondisi itu bisa merenggut kemampuan kita untuk menikmati hidup dengan segala pasang surutnya. Dalam hidup ini, jarang sekali segala sesuatu menjadi seperti yang kita inginkan atau tetap sama. Itulah yang membuat hidup menarik dan layak dijalani.
            Dengan memandang berbagai hal dengan cara ini, saya merasa beban yang ditimpakan pada diri sendiri menjadi terangkat. Jika saya gagal kali ini, saya akan selalu bisa menjalani ujian lagi. Lagi pula, ada banyak hal dalam hidup ini selain kuliah dan masuk universitas. Siapa yang bilang saya harus kuliah atau apapun? Setelah bebas dari rasa takut dan tekanan itu, saya pun menjalani minggu terakhir ujian dengan lebih santai dan tenang. Ketika itu musim panas, dan saya tak sabar menikmati sinar matahari.
            Pastilah saya telah mengerjakan ujian itu dengan baik, karena ternyata saya mendapatkan nilai yang bagus dan diterima di universitas pilihan saya. Tentu saja, sejak saat itu, segalanya bukan masalah besar. Saya telah belajar, bahwa menikmati hidup secara penuh adalah dengan menjalaninya, bukan dengan terlalu memikirkannya. Begitu saya melepaskan kemungkinan terjadinya kekecewaan, hidup pun tak lagi bisa mengecewakan saya, malah menyodorkan berbagai peluang yang tiada habisnya.
            Ya, memang menyenangkan punya mimpi dan mengejarnya, tetapi jauh lebih baik mengetahui bahwa Anda tidak terbelenggu oleh mimpi itu atau menjadi budak kekecewaan bila berbagai hal tidak berjalan seperti yang Anda inginkan.
            Siapa tahu, ketika kita akhirnya rela melepaskan, kita bukannya terjerumus ke jurang tanpa dasar, tetapi bisa jadi tengah terbang tinggi ke dataran yang baru.

         
Mari belajar tentang makna hidup dari buku ini
   IDENTITAS BUKU :
JUDUL : HIDUP SEDERHANA
PENGARANG : DESI ANWAR
PENERBIT : GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
TAHUN TERBIT : 2014
SUBJUDUL : MELANJUTKAN LANGKAH KE DEPAN
HALAMAN : 94 - 99


            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

  Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cire...