Nonton
film Comic 8 ? Tentu boleh dong. Yes ! Film komedi yang dibintangi oleh para
jebolan stand up komedi tersebut tentu sangat mampu membuat kita tertawa. Jadi,
positif untuk menghalau galau yang melanda hati. Itung-itung di-betterin ala
Raditya Dika. Sssst …. Tapi, jangan bawa anak kecil, ya !
Pembiasaan Karakter Membaca |
Namun, postingan saya kali ini jauh
dari film. Lho ? Yup. Tulisan ini terinspirasi dari kegiatan baru yang ada di
sekolah mulai minggu kemarin. Apaan tuh ? Pembiasaan karakter membaca.
Baca, yuk ! |
FAKTA MINAT BACA DI INDONESIA
Rendahnya budaya
baca di kalangan masyarakat kita adalah lagu lama. Latar belakang inilah yang
memunculkan program baca tersebut. Tak percaya ? Ini beberapa faktanya :
1. Badan
Pusat Statistik : Penduduk Indonesia yang mendapatkan informasi dengan membaca
hanya sekitar 23,5 %.
2. Laporan
Bank Dunia : tingkat membaca siswa SD kelas VI hanya mencapai nilai 51,7.
Indonesia masih kalah oleh Filiphina, Thailand an Singapura.
3. UNESCO
: indeks minat baca masyarakat Indonesia
adalah 0,001. Itu berarti baru satu orang yang baca dari setiap 1.000 orang
penduduk Indonesia.
4. PISA
(Programme for International Student Assessment ) : sebuah penelitian
menyatakan budaya literasi di Indonesia menjadi kedua terburuk dari 65 negara.
Minat baca siswa Indonesia berada di urutan ke-57 dari 65 negara.
Fakta ini diperoleh dari sahabat guru dan badanbahasa.
BUDAYA
BACA
Baca, yuk |
Baca dan Baca |
Membaca sekarang ini sudah
seharusnya menjadi kebutuhan. Derasnya informasi memang harus diimbangi oleh
budaya baca. Oleh karena itu, tahun 2016 ini menjadi tonggak budaya literasi.
Kegiatan ini akan dimulai dari siswa SD. Gerakan ini menjadi salah satu program
dari Badan Bahasa. Rencana sekitar bulan November akan diadakan Olimpiade
Literasi sebagai upaya tindak lanjut dari program ini.
Gerakan ini juga menjadi salah satu
perwujudan Permendikbud no 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Terkait dengan budaya baca, setiap siswa diberi waktu sekitar 15 menit untuk
membaca. Kebiasaan ini sudah dilakukan oleh Jepang selama 30 tahun. Jepang
menumbuhkan minat baca dari bangku sekolah. Salah satu cara untuk menumbuhkan
minat baca tersebut adalah dengan komik. Itulah salah satu faktor penentu
kemajuan Negara Jepang yang sangat pesat.
AYO
MEMBACA
Menindaklanjuti kebijaksanaan dan
program tersebut, kini siswa di sekolahku juga mulai membiasakan diri untuk
membaca. Kegiatan itu dilakukan dua kali seminggu, yaitu setiap hari Selasa dan
Kamis. Berselang dengan pembiasaan karakter yang lainnya.
NO
|
HARI
|
PEMBIASAAN
KARAKTER
|
1
|
SENIN
|
UPACARA
|
2
|
SELASA
|
MEMBACA
|
3
|
RABU
|
PIDATO
|
4
|
KAMIS
|
MEMBACA
|
5
|
JUMAT
|
BACA AL QURAN
|
Buku asyik |
Aku dan buku |
POJOK BACA
Ini bukuku |
Terkait dengan kebiasaan tersebut,
setiap siswa diwajibkan untuk membawa buku. Siswa banyak yang membawa buku
sendiri, ada juga yang meminjamnya dari perpustakaan sekolah. ( Hmmm… ada juga yang amnesia, lho ! ). Rencananya buku tersebut akan disimpan
pada sebuah rak kecil di sudut sekolah. Namun, sementara raknya belum ada, jadi
kami memanfaatkan loker yang ada di kelas. ( Warisan RSBI ).
BAHAN
BACAAN
Komik Pengetahuan |
Aneka komik |
Yang menarik dari kegiatan ini
adalah sebuah pertanyaan yang selalu muncul ( bahkan sebelum ada pembiasaan ini
) :
“Boleh membaca komik ?”
( Sssst… Comic hanya
kamuflase aza. Yang benar adalah Komik. Yes ! )
Dan jawabanku selalu sama :
“Tidak Boleh !”
“No… No … No … “
Yaaahhh, kok gitu
sih ? Sebagian orang mungkin saja tidak setuju. Betul ?
Dari segi keterbacaan,
komik terlalu sangat mudah. Terlalu singkat. Itu yang menjadi kendalanya.
“Keterbacaan
yang tinggi lebih baik untuk meningkatkan kemampuan membaca.”
Apalagi,
jika dikaitkan dengan target membaca bagi
siswa SMP, yaitu mampu membaca hingga 250 kata per
menit (kpm). Jujur, target ini sangat sulit untuk dicapai bahkan dengan
bacaan yang sudah familiar sekalipun. Butuh latihan. Latihan. Latihan. Latihan.
Dan Latihan. Juga Pembiasaan !
Oleh
karena itu, lebih baik membaca dengan bahan bacaan yang lebih banyak tulisannya
daripada gambar. Bukankah semenjak kecil, mereka telah kenyang dengan Picture Book ? Jadi, biarlah komik di
masa remaja ini menjadi bahan bacaan selingan bukan yang utama !
Yang
perlu juga dibiasakan dalam gerakan membaca ini adalah memvariasikan bacaan
dari berbagai segi. Keterbacaan : mudah,
sedang, sulit. Isi bacaan : pengembangan
diri, hobi, agama, cerita, pengetahuan dan sebagainya. Jenis
bacaan : Koran, majalah, tabloid, buku, kamus, ensiklopedi dan lain
sebagainya. Teknik membaca : cepat, zig zag,
intensif, kritis. Tebal bacaan : tipis dan
tebal.
Nah,
itulah poin penting dari postingan kali ini. Semoga budaya literasi di
Indonesia, khususnya di kalangan pelajar bisa tumbuh semakin baik, berakar dan
berjejak. Mari selalu membaca di manapun, kapanpun, dengan siapapun ! Setuju ?
Kalau saya sih YES pada komik, Teh. Sekarang banyak komik ilmu pegetahuan. Menyampaikan ilmu pegetahuan yang rumit dalam bentuk komik. Seperti WHY Series. Materi yang rumit jadi lebih mudah dipahami. Oya, komik ibadah juga banyak.
BalasHapusSepertinya sih mesti kembali lagi pada tujuan membacanya, ya. Membaca tidak hanya untuk belajar serius tapi juga untuk refreshing, pengayaan batin, hiburan :)
Yup, setuju, Mbak. Saya juga suka komik. happy banget deh kalau udah baca komik hehehe...
HapusKomik yang NO itu jika dihubungkan dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan membaca, misalnya tes efektif membaca. Sumbangan pada ketercapaian target membaca 250 kata per menit tampaknya kurang bagus.
Menarik kayaknya kalau ini menjadi bahan penelitian hehehe...
biasanya harus membaca dulu agar seseorang tertarik untuk membaca
BalasHapusOBAT BATUK ANAK HERBAL