Monumen TMP Cikutra |
Setelah
sebulan berpuasa selama Ramadhan, di awal bulan Syawal, umat Islam akan tiba
pada hari kemenangan, Idul Fitri. Menang melawan kantuk. Menang melawan malas.
Menang atas segala bentuk godaan. Dan yang utama adalah menang atas perang
terhadap hawa nafsunya sendiri, musuh terbesarnya.
Banyak tradisi atau budaya khas yang
selalu menjadi ciri hari raya umat Islam tersebut. Mulai dari makanan. Budaya. Mungkin
pakaian dan sebagainya. Pada hari lebaran tersebut, makanan yang menjadi
hidangan utama adalah ketupat, opor, ace cabe hijau, acar, sambal goreng kentang.
Itu kalau di daerah saya, lho. Sunda. Bandung. Satu lagi yang khas adalah ulen dan bebeye.
Hmmm… enak
tenan. Di daerah lain juga pasti ada makanan khas lainnya. Bukankah Indonesia
itu termasuk negara kaya akan budaya, kuliner, tradisi, baju adat, bahasa dan
lain sebagainya. (Ah, tapi kalo dibahas semua
takutnya para pembaca mabok semua hehehe….). Cukup satu saja yah !
Makam Ujungberung |
Ada satu tradisi unik yang ada pada
momen lebaran tersebut. Tradisi ini jarang saya temui di lain waktu. Tempat
yang dikunjungi pasti akan penuh dan ramai. Tradisi yang saya maksudkan adalah
Nyekar atau Nadran. Nyekar yaitu satu budaya untuk melihat dan mendoakan orang
yang sudah meninggal. Nama yang lebih populer adalah Ziarah. Ya, pada saat
ziarah, kita akan mendatangi kuburan atau pemakaman, baik keluarga atau umum,
untuk sekedar melihat nisan orang tua dan kerabat yang telah menghadap Ilahi.
Pada saat berada di nisan keluarga
tersebut, kita biasanya akan membersihkan makam dari segala tanaman liar yang
tumbuh (yaaah… tidak semua pemakaman itu terawat bersih, apalagi jika keluarga
jarang berkunjung). Setelah itu akan berdoa khusyu, “Semoga beliau mendapatkan kelapangan
kubur, dijauhkan dari siksa kubur dan mendapatkan kenikmatan yang telah Allah
janjikan bagi orang-orang beriman.” Sebagian masyarakat juga akan
membacakan satu surat khusus, dari Al Quran, yang identik dengan orang yang
telah meninggal dunia, yaitu surat Yasin. Kemudian, tahap berikutnya adalah
menaburkan bunga aneka warna dan menyiramkan air beberapa kali. Terakhir,
biasanya akan membaca informasi di batu nisan sambil mengenang berbagai macam
kenangan manis bersama almarhum/ almarhumah.
Gerbang TMP Cikutra |
Salah
satu pemakaman di Bandung yang menarik untuk dikunjungi adalah Taman Makam
Pahlawan Cikutra. Jika kita melewati daerah tersebut, bangunan pertama yang
kita lihat adalah dua buah tugu berwarna hitam yang menyerupai gerbang. Kemudian,
untuk memasuki kawasan tersebut, kita harus menaiki tangga. Barulah kita akan
sampai pada jejeran makam. Sangat bersih, terawat dan teratur. Nisan-nisan tersebut berada di sisi kiri dan kanan.
Terbagi-bagi pada beberapa blok. Melihatnya, saya teringat pada sebuah
pemakaman Belanda yang ada di kota Cimahi. Ereveld Leuwigajah atau makam Kerkhof.
Papan (Tembok) Informasi |
Adakah Tokoh yang kalian kenal ? |
Makam-makam
di sini berderet rapi terkotak-kotak dari bawah sampai atas. Nisannya pun
beragam, masing-masing menjadi penanda khas. Ada makam Muslim, Kristen dan
Hindu. Di sini, banyak orang berjasa pada Negara Indonesia yang ditempatkan
dengan sangat layak. Termasuk juga tokoh masyarakat. Berdasarkan papan
informasi, pemakaman ini sampai pada blok H. Di papan ini juga saya menemukan
nama salah satu Gubernur Jawa Barat, Bapak Yogie S. Memet dan tokoh Pramuka,
Mashudi. Konon, kabarnya penulis satra terkenal Abdul Muis katanya dimakamkan
juga di sini. Sayang, saya tidak menemukan makamnya. Karena keterbatasan waktu,
menjelang Maghrib, jadi tidak leluasa untuk menjelajah seluruh wilayah
tersebut.
Tahukan siapa beliau ?
Ayo, karyanya yang
terkenal apa coba ?
Siti Nurbaya, kan Bu Guru
?
Makam Cikutra |
Namun demikian, jalan-jalan di Taman
Makam Pahlawan Cikutra ini sangat berkesan. Selain kita mengenang kembali jasa
para pahlawan untuk kita dan Indonesia, banyak hal lain yang kita dapatkan.
Wisata Rohani. Tak selamanya kita akan hidup di dunia. Ada saatnya, kita
kembali pada Sang Maha Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa. Selama hidup itu, kita
akan berbuat apa untuk nusa, bangsa, agama dan keluarga ? Akankah hidup itu
penuh makna dan manfaat ? Ataukah hanya sebuah kesia-siaan ? Akankah kita nanti
mendulang pahala dan menjadi penghuni surga ? Ataukah penuh dengan dosa dan
menjadi penghuni neraka ? Semoga kita semua tetap berada di jalan yang lurus
sampai akhir hayat !
Pemandangan Senja di TMP Cikutra |
saya belum pernah berkunjung ke sana tmp cikutra
BalasHapusayo mbak cobain. asyik menikmati suasana
HapusBtw kalo masuk kesini bebas ga sih atau harus ada keluarga yg di makamin disitu suapaya bs masuk, sering lewat tapi blm pernah msk
BalasHapusSalam
www.travellingaddict.com
Cobain masuk aza mas. Di sana, ada dua pemakaman: umum dan pahlawan.
Hapus