BAPAK
VIRTUAL
Jumat
bahagia itu datang juga, nobar lagi. Kalo boleh membuat tulisan tandingan Sabtu Bersama Bapak, maka Jumat kemarin
adalah Jumat Bersama Teman hehehe….
Sama seperti orang tua (Bapak), teman juga punya peran penting dalam kehidupan
kita. Berperan penting dalam menentukan pribadi kita ini.
Ah,
tapi kali ini fokus bahasan kita pada film Aditya Mulya saja, ya ! Yup, Film Sabtu bersama Bapak itu berawal dari
novel. Untuk kesekian kalinya, cerita novel menjadi film itu adalah sesuatu
yang menarik. Benarkah demikian ? Ataukah ini pertanda gagalnya budaya literasi
?
Di
film ini, kita bisa berjumpa dengan artis-artis: Abimana
Aryasatya, Ira Wibowo, Arifin C. Putra, Deva Mahenra,Acha Setriasa, Ernest
Prakarsa, Sheila Dara Aisha, Jennifer
Karnelita, Rendy Kjaernet, Tutti Kembang Mentari, Farras Fatik dan Tri Yudiman.
Ayo, yang kangen sama mereka, nonton
filmnya yah !
Cerita
dibuka dengan sebuah persoalan klasik orang tua. Sang Bapak divonis kanker
dengan ancaman kematian. ( penyakit yang lagi-lagi menjadi trend cerita film
Indonesia. Adakah kisah penyakit lainnya yang lebih menarik ? ) Bagaimana
kelanjutan hidup keluarganya sepeninggal Sang Bapak ? Ternyata, Gunawan, Sang
Bapak itu perencana kehidupan sejati. Beliau menyiapkan rekaman kaset untuk
membimbing anak-anaknya, Satya dan Cakra. Berbagai pesan dan pelajaran hidup
diberikannya secara virtual. Setiap Sabtu menjadi momen khusus untuk menerima
pelajaran dari Sang Bapak, didampingi Sang Ibu, Ijte.
Berbekal
pelajaran secara virtual itulah anak-anak mengarungi kehidupan, sehingga mereka
bisa hidup mandiri dengan karir masing-masing. Sang Ibu pun bisa hidup dengan
keahliannya memasak, membuka rumah makan.
Walaupun
tema yang diangkat dalam film ini sangat sederhana dan biasa, tapi racikan
ceritanya menjadi sangat luar biasa. Monty Tiwa, sang sutradara berhasil
mengemas cerita menjadi penuh konflik, drama, air mata dan membuat para
penonton terpukau sampai akhir. Tak percaya film sudah berakhir. Kami masih
haus dengan kelanjutan ceritanya. Tuntas tapi masih menyisakan rasa penasaran.
Di
film ini, ada yang terasa aneh atau mungkin lucu yah. Acha Septriasa- yang di film 99 Cahaya
di Langit Eropa- menjadi istri Abimana. Di sini, menjadi menantunya.
Entahlah, dari segi penokohan, bagi saya terasa agak membosankan. Tokoh Abimana
masih memerankan karakter serupa. Suami yang penyayang dan peduli pada istri
dan anak-anaknya. Acha dengan karirnya yang bagus, walau di film ini mendapat
tantangan dari suami.
Namun
demikian, kita bisa menikmati candaan-candaan adik-kakak, Satya dan Cakra serta
candaan bos dan anak buah setianya, Cakra-Wati. Adegan-adegan mereka mampu mengocok
perut. Oh ya, satu lagi adalah kekikukan bos pada wanita pujaannya. Seru banget
deh !
Kesederhanaan
tema cerita ini mampu melahirkan kebermaknaan hidup yang luar biasa. Tak salah
kalau film ini dikatakan memiliki nilai edukatif. Melalui film ini, kita bisa
belajar banyak tentang manusia yang mendekati paripurna. Bagaimana menjadi
manusia yang sukses, walau kedua orang tua tidak lengkap ? Bagaimana menjadi
orang tua yang bijak dan anak yang berbakti ? Bagaimana menjadi suami dan istri
yang saling melengkapi ? Bagaimana menciptakan keseimbangan dalam hidup
berkeluarga dan karir ? Pesan utama dari film ini adalah setiap manusia itu
unik. Kita takkan pernah bisa menyerupai seseorang secara sempurna. Tetap akan ada
rasa, penafsiran dan jalan hidup masing-masing. Kitalah yang harus melakoninya
dan memutuskannya. Orang lain, termasuk orang tua (Bapak) adalah warna dalam
kehidupan kita. Pengalaman mereka adalah cermin tempat kita belajar tentang
hidup. Pengalaman mereka adalah pengetahuan. Pengalaman mereka adalah kekayaan
batin sebagai bekal mengarungi kehidupan yang tak pasti ini.
Kitalah yang harus melengkapi
diri kita sendiri. Bukan orang lain.
Bukan pula tugas pasangan
kita.
Sebagai
sebuah film, Sabtu Bersama Bapak
merupakan tontonan yang menarik, menghibur dan sarat makna. Sayang sekali,
kalau kita melewatkannya begitu saja. Film ini layak menjadi tontonan keluarga.
Ayah, Ibu, Anak, Tante, Paman, Nenek, Kakek. Semua umur cocok deh ! Pokoknya
dua kata : Luar Biasa !
Sumber gambar buka ini aza
Lupa nggak bawa tisu, jadi nyusut air mata pake jilbab. Hahahaha
BalasHapusnah yang itu harusnya masuk poin penting review yah hahaha....
Hapus