7/23/2016

PEGALKU UNTUK MAAFMU


antri dong
Kali ini, postinganku masih terkait tradisi Idul Fitri. Entahlah, banyak hal menarik yang menggelitik hati untuk kutulis. Berbeda tempat, maka berbeda pula tradisinya.
        Salah satu tempat itu adalah sekolah. Nah lho, pada kangen gak sama almamaternya ? Mungkin kamu masih ingat tradisi khas di momen setelah lebaran di sekolahmu. Ayo tebak, apakah itu ?
                Tebakanmu benar sekali, kawan ! Setiap hari pertama, setelah liburan Idul Fitri, kita akan berkumpul di lapangan. Melaksanakan upacara bendera. Setelah itu, kita akan bersilaturahmi. Melebur segala salah, khilaf dan alfa, baik lisan maupun perbuatan. Dari hati yang paling dalam memohon maaf sebesar-besarnya atas segala dosa-dosa, baik kecil maupun besar, baik disengaja atau tidak, dan juga baik sering atau sesekali. Betul ?
Maaf yaaa
        Semua siswa dan guru yang hadir akan saling bersalaman. Satu per satu kamu salami semua guru-gurumu. Mulai dari kepala sekolah, staf dan guru dan jajaran tata usaha. Ada yang kamu kenal atau tidak. Ada yang mengajar di kelasmu atau di kelas temanmu. Semua berbaris rapi, mengular dan memenuhi lapangan. Persis seperti pejabat yang melakukan open house di televisi. Adakah yang kangen dengan suasana seperti itu ?
Antrian panjang berderet per kelas. Beruntungnya kamu berada di kelas awal, 9A misalnya. Dan apesnya kamu jika berada di kelas terakhir, misalnya : 7K. Lho, mengapa seperti itu, ya ? Kalau kamu termasuk tipe orang penyabar, maka kamu pasti akan mengikuti alur yang sudah ditetapkan. Sebaliknya, jika kamu termasuk tipe orang yang berjiwa pemenang, maka kamu pasti akan mencari celah untuk berada di depan barisan. Apalagi, jika kamu termasuk kakak senior. Geser-geser orang. Salib-salib orang. Ayo, ngaku siapa dulu yang pernah berbuat jahil seperti itu ? Hehehe…. Itulah memori lebaran yang tak terlupakan.
Kumaafkan
Menatap beribu-ribu wajah dengan berbagai ekspresi. Ada yang tulus- bahagia. Full senyum. Ngantuk-lesu. Tanpa ekspresi. Malas-terpaksa. Jutek. Tegak-percaya diri. Tertunduk malu. Berpaling. Ah, sangat beragam. Ada juga wajah yang memerah karena sedang mengikuti perawatan. Biar kinclong cemerlang. Model rambutpun beraneka rupa. Dari yang klasik hingga model terbaru. Bahkan, bajupun mendadak baru, putih cemerlang. Beragam strata terbaca sudah. Beragam hasil pendidikan karakter tergambarkan. Sapaan manis. Obrolan singkat. Candaan. Nasihat berlompatan mengikuti alur barisan. Itulah momen lebaran yang terjadi sekali dalam setahun.
Tak kalah seru adalah pegal-pegal tangan, mulai dari siku sampai telapak. Menerima salaman ribuan orang termasuk olah raga juga. Sekali-kali dalam kekosongan jarak, kusempatkan meregangkan tangan beberapa kali, supaya pegalnya hilang atau berkurang. Memang benar, pegalku ini untuk maafmu.
Minal Aidzin Walfaidzin. Mohon Maaf Lahir dan Batin. Taqabalallahu Mina Waminkum, Syiamana Wasyiamakum. Semoga Ibadah puasamu dan puasaku diterima oleh Allah SWT. Amin.



2 komentar:

  1. Haha...lucu juga ya...tapi memang begitu suka ada yang memanfaatkan celah....xixi. Hayo ngacung siapaaaa...

    BalasHapus
  2. ya mbak itu salah satu kenangan manis di masa sekolah. ngobrolin ini saat reuni seru juga hehehe.

    BalasHapus

Featured Post

Dua Puisiku di Bulan September

                                                                                    Peristiwa Sumber Inspirasi                              ...