Jelajah Tjimahi Heritage |
Tjimahi
Heritage kembali mengadakan program penelusuran sejarah. Di bulan Mei ini,
tempat yang menjadi sasaran adalah sebuah makam bersejarah dan kampung
Cireundeu. Keduanya terletak di daerah Leuwigajah Cibeber Cimahi.
Ereveld Leuwigajah
Pemakaman Unik: Ereveld Leuwigajah Cimahi |
Tempat ini lebih sering disebut
orang sebagai makam Kerkof. Kejutannya di Minggu pagi itu, tanah ini terbagi
dalam dua wilayah negara yang berbeda. Bagian depan termasuk negara Indonesia
dan bagian belakang termasuk negara Belanda. Ah, akhirnya saya bisa berwisata
di negeri Kincir Angin ! Dua tempat dengan kondisi yang berbeda.
Ereveld Leuwigajah merupakan makam
yang disediakan untuk orang Indonesia dan Belanda yang meninggal sekitar tahun
1941 – 1945. Makam ini bisa jadi merupakan saksi dan bukti sejarah perang di
masa lalu. Orang-orang yang dimakamkan di sini pada umumnya berasal dari kamp
militer Cimahi. Sekitar tahun 1960, ereveld Leuwigajah ini menerima tambahan
5.000 penghuni dari Munthok. Tokoh yang ada di sini adalah seorang arsitek kota
tua Semarang , Lawang Sewu, sekaligus juga dosen ITB bernama Ir Karsten.
Proses Pembuatan Batu Nisan |
Nisan di pemakaman ini awalnya
terbuat dari kayu jati. Seiring zaman dan demi melestarikan lingkungan, kini
nisan tersebut dibuat dari beton dengan kriteria khusus. Nisan-nisan tersebut
bisa menjadi penanda orang yang dimakamkan. Muslim, Kristen, Yahudi. Ada juga
anak-anak.
View Pemakaman yang memesona |
Tempat seluas 3 hektar ini tak
terkesan angker tapi menawarkan pemandangan yang bagus, indah, tertib, nyaman
dan bersih. Selain itu, petugasnya, Bapak F. Turumulih banyak bercerita aneka
kisah. Oleh karena itu, kami bisa betah berlama-lama di sini, sehingga jelajah
kali ini berjalan sampai sore.
Petugas |
Kampung Cireundeu
Selamat Datang |
Tempat kedua yang kami singgahi
adalah sebuah masyarakat adat yang ada di kota Cimahi. Masyarakat tersebut
tinggal di kampung Cireundeu yang letaknya tak jauh dari makam tersebut. Berada
pada satu jalur yang sama. Jalan Kerkof Leuwigajah, Cibeber Cimahi Selatan.
Musyawarah |
Penjelasan Kampung Cireundeu |
Kang Going dan Kang Yana menerima
rombongan di bale-bale. Di sini, kami bisa menyimak sejarah kampung Cireundeu.
Sebuah tempat yang unik, karena masyarakatnya menggunakan sampeu (singkong)
sebagai makanan pokoknya.
Hal itu awalnya terjadi dulu pada
masa penjajahan Belanda, pulau Jawa dilanda gagal panen. Agar tak kelaparan, masyarakat menanam
singkong. Sejak saat itu, masyarakat ini menjadikan singkong sebagai makanan
pokoknya sebagai simbol perjuangan melawan penjajahan Belanda.
Sekarang, kampong Cireundeu ini
bersifat terbuka. Banyak dikunjungi wisatawan dan juga para akademisi yang
sering mengadakan penelitian tentang singkong ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar