Cimahi selain sebagai kota militer, selama
beberapa tahun belakangan ini juga memiliki tempat wisata yang unik. Di sudut
selatannya terdapat sebuah kampung yang sering menjadi tempat kunjungan khusus.
Kampung itu adalah Cireundeu yang terletak di daerah Leuwigajah ( jalan Kerkof
) Cibeber Cimahi Selatan. Tempat ini terasa unik karena masyarakat adatnya
(bukan kampung adat, ya).
Masyarakat
adat Cireundeu memiliki kebiasaan yang unik, yaitu makanan pokoknya adalah singkong
( Sampeu = Bahasa Sunda ). Singkong tersebut dijadikan beras . Mereka
menyebutnya sebagai Rasi ( Beras Singkong ). Jadi, sehari-hari masyarakat adat kampung
Cireundeu itu selalu memakan beras singkong sebagai makanan pokoknya. Salah
seorang tokoh muda di sana, Kang Yana mengatakan bahwa ia tidak tahu rasa beras
padi. Karena kemanapun dia pergi, selalu memakan beras singkong. Teman saya
yang orang Jawa bilang, katanya mirip tiwul, hanya rasanya tawar. Itulah
keunikan kampung Cireundeu. Rasi ini bisa dipadukan dengan lauk-pauk yang
lainnya. Hmmm… maknyusnya !
Rasi
atau beras singkong tersebut terbuat dari singkong kerikil atau Sampeu Pait.
Singkong tersebut tahan terhadap berbagai macam hama, termasuk babi hutan. Untuk
menjadi beras, singkong tersebut diparut. Dulu masih dilakukan dengan parut
tradisional, kalau sekarang sudah menggunakan mesin. Untuk menghilangkan
racunnya, parutan singkong tersebut harus dicucui beberapa kali dengan air
bersih dan disaring dengan kain. Di tahap ini perlu feeling yang kuat, lho supaya pas. Racunnya hilang, kadar airnya
tepat dan kadar aci ( tepung kanjinya) tidak terlalu banyak. Setelah itu,
parutan tersebut wajib dijemur. Jika cuaca bagus, biasanya memakan waktu
sekitar tiga hari. Setelah itu, tahap berikutnya adalah ditumbuk dan diayak.
Proses ini adalah memisahkan bagian tepung yang kasar dan halus. Tepung yang
kasar dijual ke pasar sedangkan yang halus diolah menjadi rasi.
Hasil ayakan inilah yang kemudian
diolah menjadi beras dengan cara dikukus. Tepung tersebut bisa disimpan sekitar
tiga bulan. Jadi, masyarakat adat Cireundeu tinggal mengolahnya saja. Yang
unik, proses tersebut harus dilakukan oleh kaum wanita. Oleh karena itu, beras
singkong ini disebut juga Kersa Nyai.
Tepung yang semakin halus itu
bisa diolah kembali untuk dijadikan berbagai jenis makanan yang enak dan renyah.
Saat rombongan Tjimahi Herritage
melakukan kunjungan ke Cireundeu, para peserta banyak yang memborong berbagai
macam cemilan. Ada cireng, simping, opak bumbu, pastel, aneka kue kering, dendeng
singkong dan masih banyak lagi jenis cemilan lainnya. Bahkan beberapa ibu-ibu
ingin memesan brownis untuk lebaran nanti. Rombongan ini pun masih penasaran
dengan rasi karena telah diborong oleh rombongan yang lainnya. Rasi ini sama
seperti beras padi juga dijual dalam kemasan kiloan.
Kampung Cireundeu bisa menjadi
salah satu tujuan wisata kuliner yang unik dan lebih sehat. Katanya singkong
itu bisa menyembuhkan kanker dan gula darahnya lebih baik daripada beras padi,
hasil penelitiannya itu nol. Namun, sayangnya belum tersedia restoran yang bisa
dijadikan tempat makan secara langsung di sana. Jadi, Anda bisa jalan-jalan di
sana, mendapatkan kisah tentang kampung ini dan pulang membawa oleh-oleh berupa
berbagai macam olahan singkong.
Oh ya, kalau berniat pergi ke
sana bisa membawa kendaraan atau motor sendiri. Jalannya cukup luas. Hanya
belum ada tempat parkir yang memadai. Ingin praktis ? Kalian harus sampai dulu
di Pasar Antri Cimahi, ya ! Di sekitar itu atau di terminalnya, ada dua pilihan
angkot. Cimahi-Cibeber dan Cimahi-Cangkorah. Jika naik angkot kuning jurusan
Cimahi-Cibeber. Kamu bisa jalan-jalan dulu di makam bersejarah, yaitu Ereveld Leuwigajah ( makam Kerkof ).
Turun pas belokan jalan Kerkof (makam Kerkof). Lalu disambung naik mobil berwarna
biru muda. Cimahi-Cangkorah. Jika dari Pasar Antri, memilih jurusan
Cimahi-Cangkorah, maka kalian turun di jalan menuju Kampung Cireundeu. Minta
aza sama sopir angkotnya, ya ! Dari sana bisa berjalan kaki kurang dari
setengah jam (itu ukuran saya yang bukan ahli olah raga ). Tapi, jalanannya
naik, lho. Alternatif lainnya, di
sekitar jalan itu bisa naik ojeg. Nah, selamat menikmati keunikan kampung
Cireundeu, ya !
Asyik y .
BalasHapuspisan kang iyan. lebih asyik kalo disuguhan parasmanan hehehe...
BalasHapusbetul mbak.... beras itu mengandung gula yg tinggi
BalasHapuskebanyakan org yg kena diabetes hrs mengurangi makan nasi
jadi makan beras singkong itu jg sehat ya
yup, betul mbak Avy. hasil penelitian jg mendukung itu
Hapus