GARIN NUGROHO DAN MAS AGUS SAFARI |
Ahay,
Sabtu itu ternyata sangat menakjubkan ! Dua tokoh terkenal yang selama ini
hanya ada di dunia imajinasi mendadak nyata di depan mata. Eddy D Iskandar yang sering saya temui dalam dunia imajinasi novel
dan Garin Nugroho yang ada di dunia
imajinasi film. Keduanya hadir di Museum
Sri Baduga Bandung, jalan BKR no
185, dalam rangka hari film nasional, 30 Maret 2016. Acara ini diprakarsai oleh
komunitas Festival Film Bandung. Eddy D Iskandar sebagai ketua Festival Film
Bandung dan Garin Nugroho sebagai pembicara.
EDDY D. ISKANDAR |
Acara dimulai sejak pukul sepuluh
pagi dengan beberapa agenda acara. Pertama,
diskusi dan sharing komunitas film yang ada di Bandung. Kedua, nonton bareng Film Terpuji FFB 2015, Guru Bangsa Tjokroaminoto. Ketiga, diskusi film bersama sutradara terkenal, Garin Nugroho.
REZA RAHADIAN DALAM FILM TJOKROAMINOTO |
Mas Garin Nugroho ternyata menjadi
sosok yang menyenangkan, menghibur dan banyak memberikan ilmu tentang film.
Sama sekali diluar dugaan. Semula, saya mengira beliau itu jutek, galak,
serius, tapi ternyata kocak habis. Waktu dua jam terasa sangat singkat, karena
kesenangan kami mendengarkan obrolan berkualitas dari seorang Garin Nugroho.
KENALI
DIRI SENDIRI
Di awal diskusi, kami seperti
kembali pada penjelajahan di sebuah rumah. Kembali belajar menulis dari setiap
bagian-bagian rumah seperti yang pernah saya tuangkan dalam tulisan sebelumnya.
Dalam pembuatan filmpun, ternyata hal pertama yang harus kita lakukan adalah
mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Siapa saya ? Apa passion saya ? Dimana kemampuan
dan kekuatan saya ?
PROSES
KREATIF
“Melakukan perjalanan untuk mendapatkan hal baru sebagai bekal perjalanan berikutnya. “
Begitulah cara sutradara film Daun di Atas Bantal itu mendapatkan
ide-ide segar untuk film-filmnya. Mas Garin boleh dibilang mengeksplor
Indonesia untuk dituangkan dalam karya-karyanya, sehingga kita bisa melihat
keanekaragaman Indonesia dalam puluhan film-filmnya tersebut. Jawa. Papua.
Bromo dan sebagainya.
Dalam proses pembuatan film, kita
wajib memerhatikan beberapa hal penting. Menurutnya, film itu merupakan tafsir
personal. Seseorang pasti memiliki pemikiran-pemikiran khas terhadap banyak
hal, termasuk juga sejarah atau novel. Tafsir personal inilah yang menjadi
kekuatan sebuah film, sehingga penonton mendapatkan sesuatu yang berbeda dan
baru dalam karya-karyanya. Ketika menonton film Tjokroaminoto, misalnya, maka
penonton tidak akan dihadapkan pada teks biografi tokoh atau sejarah Syarikat
Islam. Mas Garin banyak melakukan berbagai interpretasi untuk mewujudkan karyanya
tersebut sehingga mendekati kenyataan. Data dan fakta menjadi unsur penunjang
yang sangat penting.
Selain itu, kita juga perlu
memperhatikan logika. Jangan sampai film tentang sejarah terasa aneh atau
melenceng ! Perhatikan logika estetik, hero, dramatik dan artistik ! Gunakan
pula insting drama, analisa unsur-unsurnya dan pahami formulanya !
Kekuatan lainnya adalah kita wajib
memahami dan menguasai faktor pendukung film, seperti kamera, pemain, seting
dan sebagainya. Pelajari kekuatan masing-masing yang bisa dengan tepat kita
gunakan dalam proses pembuatan film.
MENYATU
DENGAN DUNIA
Proses pembuatan film itu ternyata
tidak sederhana. Banyak lika-likunya. Banyak hal yang harus kita pelajari,
mulai dari awal, proses syuting, dan pasca pembuatan hingga sampai dihadapan
penonton. Bisa jadi film itu juga mendapatkan masalah. Kekayaan pengalaman,
pengetahuan, wawasan, relasi, kreatifitas, dan strategi seorang Garin Nugroho
menjadi kunci dari berbagai solusi masalah yang dihadapinya.
“Kesimpulannya
: Kita harus menyatu dengan dunia ! Tak cukup satu hal yang harus kita ketahui.
Namun, banyak hal yang harus kita ketahui untuk menunjang profesionalisme. Kita
harus terus belajar !”
FUNGSI
FILM
Film
bukan hanya berfungsi sebagai hiburan. Namun, ia juga bisa berfungsi ekonomi,
corporate sosiality, politik, artistik dan lain-lain. Oleh karena itu,
ketangguhannya wajib didukung oleh riset data, pengetahuan/ referensi yang
terpercaya, sistem budaya. Momen kreasi dan apresiasi juga wajib diperhitungkan
! Jika demikian, sebuah film bisa eksis narsis di dunia nyata. Selalu dinanti penonton dan bertahan lama di
bioskop.
Ok,
semoga film Indonesia semakin jaya di dalam maupun luar negeri ! Mampu
memberikan edukasi yang menarik ! Juga mampu mendapatkan berbagai penghargaan
bergengsi di dunia ! Mari kita doakan bersama ! Kita selalu bangga dengan film
Indonesia !
Garin Nugroho memang sutradara ternama yg keren, di mata saya dia memang sosok yang simpatik sesuai karya2nya yg ciamik :-)
BalasHapussetuju mbak Lia
BalasHapuswah ketahuannya ya angkatan berapa? #ehGagalFokus
BalasHapustetep masih muda kok hehehe...
Hapus