4/07/2016

NGOBROL FILM BARENG GARIN NUGROHO



GARIN NUGROHO DAN MAS AGUS SAFARI


Ahay, Sabtu itu ternyata sangat menakjubkan ! Dua tokoh terkenal yang selama ini hanya ada di dunia imajinasi mendadak nyata di depan mata. Eddy D Iskandar yang sering saya temui dalam dunia imajinasi novel dan Garin Nugroho yang ada di dunia imajinasi film. Keduanya hadir di Museum Sri Baduga Bandung, jalan BKR no 185, dalam rangka hari film nasional, 30 Maret 2016. Acara ini diprakarsai oleh komunitas Festival Film Bandung. Eddy D Iskandar sebagai ketua Festival Film Bandung dan Garin Nugroho sebagai pembicara.
EDDY D. ISKANDAR

            Acara dimulai sejak pukul sepuluh pagi dengan beberapa agenda acara. Pertama, diskusi dan sharing komunitas film yang ada di Bandung. Kedua, nonton bareng Film Terpuji FFB 2015, Guru Bangsa Tjokroaminoto. Ketiga, diskusi film bersama sutradara terkenal, Garin Nugroho.
REZA RAHADIAN DALAM FILM TJOKROAMINOTO


            Mas Garin Nugroho ternyata menjadi sosok yang menyenangkan, menghibur dan banyak memberikan ilmu tentang film. Sama sekali diluar dugaan. Semula, saya mengira beliau itu jutek, galak, serius, tapi ternyata kocak habis. Waktu dua jam terasa sangat singkat, karena kesenangan kami mendengarkan obrolan berkualitas dari seorang Garin Nugroho.
KENALI DIRI SENDIRI
            Di awal diskusi, kami seperti kembali pada penjelajahan di sebuah rumah. Kembali belajar menulis dari setiap bagian-bagian rumah seperti yang pernah saya tuangkan dalam tulisan sebelumnya. Dalam pembuatan filmpun, ternyata hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Siapa saya ? Apa passion saya ? Dimana kemampuan dan kekuatan saya ?
PROSES KREATIF

            Melakukan perjalanan untuk mendapatkan hal baru sebagai bekal perjalanan berikutnya. “          

            Begitulah cara sutradara film Daun di Atas Bantal itu mendapatkan ide-ide segar untuk film-filmnya. Mas Garin boleh dibilang mengeksplor Indonesia untuk dituangkan dalam karya-karyanya, sehingga kita bisa melihat keanekaragaman Indonesia dalam puluhan film-filmnya tersebut. Jawa. Papua. Bromo dan sebagainya.
            Dalam proses pembuatan film, kita wajib memerhatikan beberapa hal penting. Menurutnya, film itu merupakan tafsir personal. Seseorang pasti memiliki pemikiran-pemikiran khas terhadap banyak hal, termasuk juga sejarah atau novel. Tafsir personal inilah yang menjadi kekuatan sebuah film, sehingga penonton mendapatkan sesuatu yang berbeda dan baru dalam karya-karyanya. Ketika menonton film Tjokroaminoto, misalnya, maka penonton tidak akan dihadapkan pada teks biografi tokoh atau sejarah Syarikat Islam. Mas Garin banyak melakukan berbagai interpretasi untuk mewujudkan karyanya tersebut sehingga mendekati kenyataan. Data dan fakta menjadi unsur penunjang yang sangat penting.
            Selain itu, kita juga perlu memperhatikan logika. Jangan sampai film tentang sejarah terasa aneh atau melenceng ! Perhatikan logika estetik, hero, dramatik dan artistik ! Gunakan pula insting drama, analisa unsur-unsurnya dan pahami formulanya !
            Kekuatan lainnya adalah kita wajib memahami dan menguasai faktor pendukung film, seperti kamera, pemain, seting dan sebagainya. Pelajari kekuatan masing-masing yang bisa dengan tepat kita gunakan dalam proses pembuatan film.
MENYATU DENGAN DUNIA
            Proses pembuatan film itu ternyata tidak sederhana. Banyak lika-likunya. Banyak hal yang harus kita pelajari, mulai dari awal, proses syuting, dan pasca pembuatan hingga sampai dihadapan penonton. Bisa jadi film itu juga mendapatkan masalah. Kekayaan pengalaman, pengetahuan, wawasan, relasi, kreatifitas, dan strategi seorang Garin Nugroho menjadi kunci dari berbagai solusi masalah yang dihadapinya.
“Kesimpulannya : Kita harus menyatu dengan dunia ! Tak cukup satu hal yang harus kita ketahui. Namun, banyak hal yang harus kita ketahui untuk menunjang profesionalisme. Kita harus terus belajar !”

FUNGSI FILM
Film bukan hanya berfungsi sebagai hiburan. Namun, ia juga bisa berfungsi ekonomi, corporate sosiality, politik, artistik dan lain-lain. Oleh karena itu, ketangguhannya wajib didukung oleh riset data, pengetahuan/ referensi yang terpercaya, sistem budaya. Momen kreasi dan apresiasi juga wajib diperhitungkan ! Jika demikian, sebuah film bisa eksis narsis di dunia nyata.  Selalu dinanti penonton dan bertahan lama di bioskop.
Ok, semoga film Indonesia semakin jaya di dalam maupun luar negeri ! Mampu memberikan edukasi yang menarik ! Juga mampu mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi di dunia ! Mari kita doakan bersama ! Kita selalu bangga dengan film Indonesia !
                

4 komentar:

  1. Garin Nugroho memang sutradara ternama yg keren, di mata saya dia memang sosok yang simpatik sesuai karya2nya yg ciamik :-)

    BalasHapus
  2. wah ketahuannya ya angkatan berapa? #ehGagalFokus

    BalasHapus

Featured Post

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

  Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cire...