4/24/2016

JELAJAH STASIUN CIMAHI



        
Bagian Depan Stasiun Cimahi
        Minggu ini, Komunitas Tjimahi Heritage kembali mengadakan program menelusuri sejarah. Istimewanya, acara ini dihadiri oleh Bapak Nursaleh dari Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kota Cimahi. 
Bapak Nursaleh
 Kali ini, kami mengadakan penjelajahan ke beberapa tempat, yaitu : Stasiun Cimahi, Gedung Historich, Kolam Renang Berkles, Bangunan di sekitar jalan Sukimun, kawasan militer di sekitar jalan Gajah Mada dan berakhir di lapang Rajawali.
STASIUN KERETA API CIMAHI
Kang Dani
       
Peserta Jelajah
   
         Tempat ini menjadi titik kumpul para penjelajah, sekaligus juga menjadi obyek penjelajahan pertama. Di halaman parkir, kami pertama-tama menimba ilmu tentang sejarah kereta api dari pakarnya, yaitu Kang Dani. Setelah itu, secara bergantian kami memasuki kawasan stasiun sambil mendapatkan penjelasan tentang tempat ini dari Wakil Kepala Stasiun Cimahi, Bapak Dani Sumarna. 



Kami disuguhkan pada suasana yang nyaman. Bersih dan dimanjakan dengan arsitektur Eropa. Keaslian stasiun ini masih terjaga 100 % kecuali lantai yang sudah rusak dan dianggap membahayakan penumpang. Sambil memerhatikan kenyamanan penumpang, kami menikmati keindahan arsitektur stasiun dan tak lupa mengabadikannya.
Gedung Historich
            Tak jauh dari stasiun, kami melanjutkan perjalanan ke arah timur. Tempat kedua yang kami jelajahi adalah Gedung Historich. Tiang-tiang besar yang menyangga gedung ini menyebabkan saya seperti dilempar ke zaman Yunani Kuno, pun serasa terlibat dalam film The Mummy. ( Halah imajinasi penulis melambung tinggi hehehe… ). Konon, tempat ini merupakan ruang bagi pesta para pejabat militer, sedangkan para prajurit menggunakan Gedung Siliwangi ( gedung empat ).
        Tak banyak juga perubahan yang terjadi. Antara masa lalu dan sekarang, arsitekturnya hampir sama, kecuali sebuah gazebo yang sudah punah ditelan zaman. Di bagian depan, selain gazebo sempat pula ada tembok pembatas kiri kanan. Namun, kini bagian itu juga sudah tidak ada lagi. Katanya di dalam gedung ini masih ada bunker dan masih berfungsi dengan baik. Sayang hari itu, ada pesta pernikahan sehingga kami gagal menjelajahinya.
        Sekarang, gedung ini dimiliki (disewa ) oleh raja Factory Outlet ( FO ), Pak Ferry. Historich di masa kini banyak dimanfaatkan untuk pesta pernikahan, pameran dan bazaar ( ssst… komunitas kuliner cimahi/ kulcim pernah membuka banyak stand saat Ramadhan tiba ), seminar kewirausahaan, pentas teater dan sebagainya. Sebelum itu, gedung ini menjadi markas para anggota DPRD Kota Cimahi.
JALAN SUKIMUN
            Destinasi wisata ketiga adalah sebuah jalan yang berdampingan dengan jalur rel kereta api Cimahi-Bandung. Namanya jalan Sukimun. Nama jalan ini merupakan sebuah bentuk penghargaan pada seorang anggota Angkatan Muda Indonesia bernama Sukimun. Beliau ini menjadi korban kekejaman NICA.
Berkles

            Penjelajahan masih berada di jalan Sukimun. Kami mendatangi sebuah bangunan yang sangat dekat dan pasti menuai kenangan tersendiri bagi warga Cimahi. Bangunan itu adalah kolam renang Berkles. Ya, dulu, saat saya masih bersekolah, tempat ini menjadi salah satu tujuan piknik. Warga Cimahi datang ke tempat ini untuk berenang, kumpul bersama teman dan saudara, juga menikmati beberapa hewan peliharaan yang ada di sekitarnya. Yang masih saya ingat, dulu ada burung Rangkong dan monyet hitam besar. Menurut salah seorang peserta, burung Rangkong itu asli dibawa dari Papua oleh pemiliknya. Sayangnya tempat ini sekarang tidak terurus dengan baik.
        Di masa lalu, tempat ini ternyata menjadi hotel bintang lima bagi warga belanda. Tempat ini juga menjadi destinasi liburan atau pakansi. Kalau tidak salah harga sewanya sekitar 90 gulden. Kang Mahmud Mubarok banyak memberikan contoh iklan untuk tempat ini dari koran-koran masa lalu.
Pabrik Roti
           

         Tak disangka setelah melewati Berkles, ada satu tempat usaha bersejarah. Di jalan Sukimun ini, dulu ternyata ada sebuah pabrik roti. Setelah berpuluh-puluh tahun hidup di kota ini, baru kali ini saya mendengar kabar itu. Bangunannya tinggi sekali dan kami sejenak rehat di sana, berteduh sambil mengatur nafas dan minum. Siang ini lumayan terik juga. ( Seandainya ada pembagian roti belanda ya siang itu, jelajah kali ini pasti asyik, serasa jadi ratu belanda deh ! ).
            Pabrik ini pastinya bagian dari kebutuhan perbekalan militer. Mereka juga pasti butuh makanan, ya kan ?
BANGUNAN ( Rumah ) militer
            Kejutan kedua yang saya dapatkan dalam penjelajahan itu adalah jalan tembus. ( Hmmm… dulu zaman saya sering main ke sana ada gak ya ? ). Saat saya akan pulang dari rumah teman di daerah Sukimun, saya pasti akan kembali ke jalan raya di depan gedung Historich. Naik angkot. Nyampe rumah deh.
        Siang itu, setelah mengabadikan bangunan tua pabrik roti, kami melanjutkan perjalanan menuju rumah-rumah yang terkait erat dengan kemiliteran. Ada asrama, rumah pimpinan militer, dan mesjid. Sekarang, bernama Mesjid ABRI. Bangunan-bangunan itu sangat khas. Berbeda dari rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Masih jadul bangets. Warna, jendela, pintu, bentuk dan sebagainya. Kami merasakan eksotisme wisata sejarah sekaligus warisan masa lalu, heritage.
        Perjalanan berkeliling tersebut ternyata membawa saya ke jalan Gajah Mada dan sampai di dekat kawasan militer sebagai ciri khas kota Cimahi. Katanya, inilah satu-satunya jalan yang menggunakan nama Gajah Mada. Tahu kan siapa dia ?
LAPANG RAJAWALI
            Dari jalan Gajah Mada tersebut, kami kembali pada keramaian kendaraan yang cukup mendebarkan juga. Mobil dan kami hanya berbeda beberapa puluh centi saja. Kami menyusuri trotoar menuju lapang Rajawali. Destinasi terakhir.
        Di sinilah kejutan berikutnya. Ternyata di sebrang lapang Rajawali yang jauh nun di sana, ada sebuah penjara militer, Poncol katanya. Selama ini, saya mengira bangunan itu adalah perkantoran seperti tempat uwa saya dulu bekerja di pusat pendidikan militer itu. Dan setelah membandingkan lapang rajawali sekarang dengan gambar yang dibawa oleh Kang Mac, ternyata lapang itu tinggal sebelah. Bagian lainnya sudah berubah menjadi bangunan militer.
        Nah, penjelajahan kali ini berakhir dengan tetap eksis dan narsis. Kami berkumpul di salah satu kawasan pusat pendidikan militer. Di sana ada sebuah kapal terbang tua. Cheeessseee ! Puluhan kamera ponsel dan LDR mengabadikan senyum kami, gaya kami, kebersamaan kami, juga keceriaan kami.
        Kapal terbang itu, sekarang menjadi obyek wisata setiap Sabtu dan Minggu. Sayang, saya belum sempat mendatanginya. Lain kali aza, ya !

 
Peta Jadul

Liputan di koran Pikiran Rakyat

2 komentar:

  1. Masa kecil saya di jl. Setasiun Cimahi, mulai dari nomor D-12 lalu pindah ke D-15. bapak saya militer. Saya ingin ikut nimbrung di komunitas ini, bagaimana caranya ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. buka facebook aza Kang Indro. cari komunitas Tjimahi Heritage. Langsung gabung aza. Biasanya suka ada program jjs sebulan sekali

      Hapus

Featured Post

Festival Cireundeu Cimahi: Maknyus, Icip-Icip Nasi Goreng Rasi

  Halo sobat yayuarundina.com – Kali ini, kita jalan-jalan tipis di dalam kota Cimahi. Tanpa disengaja muncul informasi acara Festival Cire...