Hidup untuk makan atau
makan untuk hidup ?
Rasanya konsep diskusi masalah
kebahasaan beberapa tahun lalu ini masih relevan dengan realita kehidupan
sekarang ini. Siapakah manusia yang tak makan sepanjang hidupnya ? Makan itu
sebuah pilihan. Kita ingin makan segalanya atau memilih makanan tertentu ? Kita
ingin asal makan atau ingin makan secara sehat ? Kita sendiri yang
menentukannya atau lingkungan pun bisa mempengaruhi pola makan kita.
Ada
kecendeungan gaya makan dewasa ini mulai mengalami perubahan. Prinsip makan
yang hanya sekedar kenyang, sekarang berubah menjadi pola makan yang sehat.
Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat. Diet. Selektif memilih makanan.
Mengkonsumsi produk tertentu yang berlabel sehat dan lain sebagainya. Gaya atau
pola makan sehat ini mulai berkembang dan saling mempengaruhi. Penyebaran
gambar melalui media sosial, obrolan antarteman, iklan dan sebagainya.
Tampaknya sosialisasi dan proses membumikan pola makan sehat takkan pernah berhenti.
Kini,
di Bandung, ada tempat makan yang juga mengarah ke arah itu. Velbel Project berusaha untuk
menyebarkan gaya makan sehat tersebut melalui sistem pesanan/ catering. Dengan
dukungan ahli nutrisi dari Swedia dan keahlian Chef Mella Susantika, Velbel
Project berusaha menyediakan menu-menu sehat yang tetap berasa di lidah.
Makanan yang disajikan diolah tanpa digoreng dan dibumbui dengan rempah-rempah
(herb) khusus.
Saat
dinner di Velbel Project, saya
mencoba tiga menu makanan. Bagi saya, dinner saat itu benar-benar menjadi sebuah
tantangan baru. Rasa yang tak biasa di lidah dan cara pengolahan yang agak
berbeda lumayan memberikan sensasi khusus di lidah. Berbeda dengan masakan
Indonesia yang kaya dengan bumbu, boleh dibilang sajian menu Verbel lebih
menggunakan bumbu yang minimalis. Menurut kebiasaan makan, saya lebih senang
dengan makanan yang digoreng. Rasanya maknyus bingits. Namun, dinner kali itu,
tak ada satupun makanan yang digoreng. Walah ! Sempat ragu untuk mencicipi.
Tapi, akhirnya, prinsip maju terus pantang mundur kuterapkan. Ajaib, lidah saya
bisa menerima masakan yang berbeda dari keseharian saya itu. Tetap enak di
lidah. Terasa ringan dan mengenyangkan. Mau tahu menunya ? Ini dia.
Kedua,
sajian menu utama atau main course-nya berupa Tenderloin Steak Sheared and
Fresh Herb and Carrot Puree. Kali ini, saya serasa jadi bule. Makan
tanpa nasi. Hanya sepiring steak yang dimakan dengan wortel lembut. Gurih dan
manis bercampur di lidah.
Untuk
menetralkannya, suguhan berikutnya berupa minuman bening bernama Virgin
Mujito. Minuman ini kurang terasa jeruknya. Rasa soda lebih
mendominasi.
Sajian
terakhir adalah, Strawberry Chocolate with Cream Cashew. Rasanya manis, asam dan
gurih. Buah strawberry yang merah dibalut coklat yang masih meleleh. Disantap
bersama bread whole dan campuran cream, coconut oil, kacang mede bubuk dan daun mint
yang halus sekali. Daun mint memberikan sensasi khusus yang menyegarkan dan
memunculkan aroma yang menggoda.
Chef Mella Susantika |
Jadi,
kalau Anda ingin makan sehat, Velbel
Project bisa menjadi pilihan. Kelebihan lainnya, kita juga bisa mendapatkan
konsultasi nutrisi untuk kebutuhan kita. Termasuk juga jika kita menderita
penyakit khusus. Tim Verbel Project akan menyesuaikan menu dan kandungan
nutrisi sesuai dengan anjuran dokter.
Informasi Tempat :
Velbel Project
Jalan Bagusrangin no 21
A Bandung, Indonesia 40135
Chef : Mella Susantika
mella@velbelproject.com
Web : velbelproject.com
Sebeuah pengalaman kuliner yang asik & unik ya Teh.
BalasHapusyoi. betul euis. pengen lagi da hehehe....
BalasHapuschef nya cantik #gagalfokus
BalasHapushehehe... tarik jd pelanggan gojek xixixi...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus