|
Mengamati Batik |
Ada yang berbeda dalam pembelajaran
bahasa Indonesia pada kurikulum 2013. Seingat saya, baru kali ini ada bab
khusus tentang budaya Indonesia. Kekhawatiran tenggelamnya budaya Indonesia
oleh budaya asing, seperti Jepang dengan harajuku-nya dan Korea dengan film-nya
( atau K-pop) mungkin menjadi penyebab munculnya pengenalan budaya Indonesia
dalam kurikulum ini. Selain itu, pengakuan budaya kita oleh negara lain juga
mungkin menjadi penyebabnya. Jika dilihat sepintas, memang kita melihat
sebagian generasi muda Indonesia kurang bersahabat dengan budayanya sendiri.
Betapa banyak contoh kasusnya, misalnya: jarang siswa yang mau bergabung dengan
ekstrakurikuler tari tradisional. Jarang sekali siswa memainkan alat musik
tradisional, seperti gamelan atau degung. Namun, jika bermain band,mereka
sangat antusias. Demikian halnya dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda
Indonesia jarang berinteraksi dengan budaya Indonesia. Adakah yang menggunakan
baju adat Indonesia ? Adakah yang bermain calung ? Masih adakah generasi muda
yang memainkan permainan tradisional ? Adakah generasi muda yang peduli dengan
kearifan dan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia ? Dan juga seribu pertanyaan lainnya. Inilah beberapa hal yang
memunculkan kekhawatiran musnahnya budaya Indonesia di abad modern ini.
Namun,kekhawatiran
itu sedikit terobati dengan betapa banyaknya budaya Indonesia yang dibawa oleh
para siswa ke dalam kelas. Sekaligus juga, hal ini makin menyadarkan dan
meyakinkan diri kita tentang kekayaan
budaya Indonesia. Ketika akan membahas teks deskripsi, mereka diharuskan
membawa sebuah foto atau gambar atau benda budayanya secara langsung. Hasilnya
sangat menakjubkan. Para siswa itu, ada yang membawa gambar tari pendet, tari
merak, tari Saman, dan wayang. Selain itu, para siswa juga ada yang membawa
benda budayanya secara langsung, seperti karinding, suling bambu, sasando,
angklung, boboko, aneka kain batik atau baju batik, songket, songket (kain)
Lombok, tas laptop batik, dompet batik dan sebagainya.
|
Sasando | |
|
Angklung |
|
Boboko |
|
Batik |
|
Alat Musik Karinding |
|
Songket |
Selanjutnya,
dengan benda-benda tersebut, mereka dengan asyik mengamati benda-benda itu
untuk menuliskan sebuah teks deskripsi. Banyak pertanyaan yang muncul.
Disinilah, baru kusadari betapa penting dan perlunya informasi tentang budaya
Indonesia secara luas, mendalam, akurat, bebas dan mudah didapat. Pemerintah
atau pihak lain perlu menyediakan ketersediaan informasi ini secara mudah dan
dekat dengan kehidupan kita. Mungkin lembaganya sudah ada tapi kurang
memasyarakat. Upaya kearah sanapun sudah mulai tampak, misalnya pada acara
Dahsyat di RCTI. Setiap Sabtu, mereka menampilkan berbagai macam pertunjukan
budaya, berupa musik atau informasi budaya Indonesia secara sekilas. Hal ini
perlu lebih diperdalam lagi dan dimasyarakatkan kembali sehingga budaya Indonesia
tidak berada di awang-awang tetapi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Indonesia secara umum. Pengakuan
Angklung, Batik, dan Rendang oleh dunia ( UNESCO ), mudah-mudahan menjadi
pembuka lahirnya kecintaan kita pada budaya Indonesia! Marilah membumikan budaya Indonesia di tanah
air Indonesia dan dunia !
|
Suling Bambu |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar