NYUNDA SERU
Para Blogger (KEB) Bandung |
Tring…tring…tring
Suara hp mengalihkan perhatianku dari tugas rutin
yang setiap hari menghabiskan waktu.
“Teh, kita ikut acara kumpul-kumpul, yuk !” ajak
seorang sahabat lamaku, Efi.
“Hayu,
acara apa ? Dimana ?” jawabku balik bertanya.
“Kumpulan Emak Blogger ( KEB ) Bandung di taman lalu
lintas,” balas sahabatku itu.
“Kapan ?” Aku berusaha mencari informasi lengkapnya.
“Minggu, Teh. Kita seru-seruan nyunda abiz,” lanjut
sahabatku itu.
Aku melihat agenda kerjaku. Kosong. Segera kukirim balasan
keikutsertaanku dalam acara itu dengan mantap.
“Asyik, ada hiburan nih,” batinku gembira.
Wow… hadeuh. Aku
tak pernah memiliki baju khas sunda itu. Seumur-umur, kebaya bukan baju wajib
yang harus ada dalam keluargaku. Setiap acara hajatan, akulah yang selalu
paling keras menolak berkebaya dengan segala sanggul dan riasan lainnya. Ribet
amat. Gaya anggun. Langkah yang harus tertata. Berselop dengan hak tinggi. Tata
rias. Semuanya sama sekali bukan duniaku. Kau tahu teman ? Saat yang lain
berkebaya ria, aku akan mengenakan baju yang berbahan dingin di tubuh dan
celana panjang kesukaanku. Saat yang lain duduk manis menerima tamu, aku akan
berjalan-jalan dari sudut ke sudut di pesta itu. Berburu stand-stand makanan
yang baru. Itulah duniaku.
Deg… dilema
menyergapku. Aku sudah mengirimkan pesan siap datang ke acara itu, tapi aku tak
mau berkebaya. Kalau aku tak datang, pasti tak enak hati nantinya. Janji kok
ingkar. Kalau datang, pasti aku akan tersiksa dengan baju kebaya itu. Akankah
aku nekad berbeda seperti biasanya ? Waktu tinggal tiga hari lagi.
Pucuk dicinta
ulam tiba. Seperti digiring pada sebuah jawaban. Teman-teman kantorku
membicarakan kebaya untuk datang pada acara hajatan salah seorang rekan kerjaku
bulan depan. Mereka merancang baju kebaya yang berbeda dari biasanya. Kebaya
modern. Bahannya enak di tubuh. Tidak panas. Tidak menerawang. Ada banyak
ragam. Kebaya seperti blus biasa atau kebaya tipis dengan baju manset di
dalamnya. Dipadukan dengan celana panjang kesukaanku. Hari itu, aku sudah
membuat sebuah keputusan. Hari Sabtu nanti, aku akan sowan ke rumah temanku
itu, Ceu Indra. Seorang desainer semi professional.
Alhasil, Minggu
pada saat acara berlangsung, aku bisa memenuhi keinginan pribadi dan ketentuan
komunitas. Aku datang berkebaya dengan nyaman sambil membawa cemilan khas
sunda, kue serabi. Yes, Merdeka! Hari itu, anggapan kebaya menyiksaku pupus
sudah. Kami bersenang-senang dengan kebaya. Kami berpose dengan kebaya. Kamipun
menerima ilmu dengan kebaya. Kami beryoga ria dengan kebaya. I love kebaya. Aku menyukai
aneka kebaya yang dipakai juga oleh sahabat-sahabat komunitasku yang lain.
Menarik. Enak dipandang. Berkelas.
Hari itu,
identitas kesundaan benar-benar mewarnai pertemuan kami di tempat terbuka.
Kebaya, pepes nasi, serabi, nagasari, ongol-ongol, bugis, gehu, comro, aneka
gorengan. Semua menyatu dalam keceriaan. Benar-benar Nyunda seru !
Makasih ya teh udah datang. Jangan kapok kalo diajak kumpul lagi. Surabinya enak pisan,
BalasHapusEh cieeeeee... ada yang jatuh cinta sama kebaya :)
hehehe... deudeuieun sigana fi. pengen ngumpul lg, seru-seruan lg. makasih dah komen yaa
HapusTuh kan.... Yang namanya ngumpul dengan KEB pasti seru, Mak... Mau berkebaya atau kostum lainnya... Pasti seru khaaan? Dan yg paling seru adalah.... Dikau dan Efi pasti paham yg kumaksud lah... Wekekek...
BalasHapusseru aabiiizzzzlah hehehehe.... siap kopdar lg xixixi...
Hapus