9/12/2014

FESTIVAL FILM SALMAN


SALMAN PUN MEMERAH

Matahari belumlah sampai di ubun-ubun. Namun, hari sudah mulai terang dan panas. Aku bergegas mengejar angkot yang akan segera melaju. Tapi… Tipu. Setelah kududuk dengan manis di dekat pintu, angkot tak bergerak sedikitpun. Sang supir dengan tenang menunggu penumpang yang tinggal dua orang lagi. Sebaliknya, para penumpang, termasuk aku sangat gelisah dikejar waktu. Hanya satu jam waktu yang kupunya untuk mengejar acara pembukaan pelatihan. Aku ingin turun dari angkot itu, tapi tak satupun angkot yang sama melintas di jalanan padat itu. Dengan terpaksa, kami menunggu sang supir melakukan tugasnya. Alhasil, tinggal sepuluh menit tersisa sebelum acara itu dimulai.
Dengan setengah berlari, aku menuju tempat pertemuan. Namun, aku merasa ada yang aneh pagi itu. Suasananya tidak pernah seramai pagi  ini. Banyak anak muda yang datang. Aku serasa menjadi anak sma lagi atau anak kuliahan ( hehey…). Pelataran gedung pertemuan itupun sangat padat dan penuh warna. Banyak meja terpasang. Komputer. Spanduk. Baligo. Ada dimana-mana. Salman pun memerah. Ada apakah gerangan ? Sayang, waktu tak bersahabat denganku. Walaupun penasaran, langkahku tetap menuju tujuan utama. Aku menghampiri deretan meja dengan beberapa komputer yang terpasang. Beberapa gadis muda sedang bertugas. Beberapa orang antri di depan mereka. Dua barisan. Inikah acara yang kutuju ? Aneh rasanya. Benar saja, aku salah tempat. Meja yang biasa di sana untuk daftar ulang acaraku telah tergusur. Pindah ke lantai dua. Setelah mengurus administrasi, aku segera memasuki ruangan. Acara telah berlangsung sekitar sepuluh menit yang lalu. Pembicara masih memperkenalkan dirinya. Aku segera mencari posisi aman. Temanku melambaikan tangannya. Aku enggan pindah ke bangku depan. Menit demi menit berlalu. Pikiranku bercabang antara materi di ruangan itu dan suasana merah di bawah. Adzan Dzuhur mengakhiri ceramah itu. Jawaban atas pertanyaanku menggantung.
Kami bergegas turun. Keramaian pagi tadi semakin hebat. Orang pun mulai menyemut dengan berbagai aktivitas. Banyak stand yang berdiri di sepanjang koridor. Sayup-sayup kudengar sebuah informasi yang meruntuhkan rasa penasaranku. Hari itu, ada acara spesial. Selepas Dzuhur, akan ada pemutaran dan workshop film pendek tentang korupsi.
Salman ITB sedang hajatan. Dalam upayanya memajukan dunia perfilman nasional, Lembaga itu mengadakan acara festival film tahunan yang bertajuk Festival Film Salman. Acara tersebut merupakan sebuah media untuk mengembangkan nilai-nilai yang bernuansa keislaman dalam bentuk nilai-nilai budaya.
Di samping itu, Festival Film Salman juga berfungsi untuk memfasilitasi film-film karya komunitas pelajar dan mahasiswa. Ada catatan penting yang perlu digarisbawahi dalam program tersebut. Festival Film Salman ini ingin mengangkat trend film tersebut sebagai media bagi gerakan moral dan kebudayaan. Dengan demikian, film adalah sebuah sarana perubahan sosial. Perubahan pada sistem atau tatanan yang lebih positif. Lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Sesuai dengan kondisi yang terjadi di negara tercinta ini, tema yang diusung pada festival film tahun 2014  ini adalah Film dan Budaya Anti Korupsi.
Mudah-mudahan di masa depan, generasi yang akan datang tidak lagi tertarik untuk merampok uang negara. Namun, mereka akan mampu berdiri di atas kaki sendiri dalam mencari penghasilan. Mereka akan berusaha mendapatkan uang yang halal atas dasar ilmu, kompetensi dan keahlian yang mereka miliki ! Salman, teruskan langkah dan usahamu, Nak !
Beberapa Film Pendek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Dua Puisiku di Bulan September

                                                                                    Peristiwa Sumber Inspirasi                              ...