Banyak cerita ABG yang beredar di
berbagai media. Yang paling sering kudapatkan adalah cerita ABG yang bernada negatif
seperti video porno yang terjadi baru-baru ini. Cerita ABG yang menghilang
karena facebook. Juga sejuta cerita ABG lainnya yang seringkali membuat hati
ini miris dan berdenyut-denyut. Tidak adakah cerita ABG yang positif? Cerita
ABG berprestasi yang membanggakan ? Dari
sekian cerita ABG yang tidak pasti itu. Aku telah menemukan sesuatu cerita ABG.
Namun, ada cerita ABG yang unik.
Ada sesuatu yang
berbeda saat aku memasuki kelas pagi ini. Di setiap meja siswa, berdiri dengan
gagah botol-botol minuman ukuran satu liter. Di semua meja.
“Ada acara apakah ini ?” pikirku.
Tanpa membuang waktu, aku segera
menanyakannya pada siswa-siswi itu.
“Pesta minum bareng, Bu,” jawab mereka.
Aku mengerutkan kening.
” Bukankah ini jam pelajaran ? Hmmhh …,”
pikirku.
Seolah memahami kebingunganku, seorang
siswa yang duduk di bangku depan segera memberikan penjelasan yang pasti.
“Ini semua untuk Kak Itsnan, Bu. Kami
mengumpulkan botol-botol kosong ini. Isinya nanti akan kami minum bersama-sama
saat jam istirahat.”
Aha,
aku teringat pada peistiwa dua hari yang lalu. Siswa sekolah kami, Itsnan
Widiantoro memenangkan lomba roket dan dia akan bertanding di tingkat
internasional pada Desember mendatang. Kalau tidak salah di Vietnam. Oleh
karena itu, dia harus banyak berlatih.
Keluarga
Itsnan bukanlah keluarga kaya. Prestasi itu menorehkan kebanggaan sekaligus
juga kebingungan. Untuk berlatih, dibutuhkan banyak botol-botol minuman itu.
Itsnan harus membuat berbagai macam roket dengan beberapa perhitungan.
Ketiadaan bukan alasan untuk menghentikan langkah menuju prestasi. Ketiadaan harus
disiasati. Prestasi takkan tercapai tanpa perjuangan. Inilah sebuah cerita ABG
yang menarik.
Botol
dan prestasi menjadi simbol lunturnya ketiadaan dalam cerita ABG ini. Dalam
botol-botol itu tersimpan kekuatan kebersamaan yang saling melengkapi. Kerja
sama. Membangun jejaring sosial merupakan salah satu cara untuk berprestasi
dalam status ekonomi yang sulit. Manusia itu memang makhluk sosial. Dia tidak
dapat hidup sendiri. Dia membutuhkan orang lain. Orang lain akan memberikan
warna dan juga akan melengkapi kekurangan seseorang. Tidak semua orang
berstatus kaya. Tidak pula berstatus miskin. Hidup memang berbeda-beda.
Perbedaan itu diciptakan untuk saling mengenal. Orang kaya membutuhkan orang
miskin. Orang miskin membutuhkan orang kaya. Simbiosis mutualisma.
Dalam
cerita ABG ini, seorang remaja dari keluarga tidak mampu membutuhkan
remaja-remaja lain untuk mendukung prestasinya. Sebaliknya, remaja-remaja itu
membutuhkan Itsnan sebagai inspirator, mentor, bahkan kakak. Semoga jalinan
kerjasama itu akan menorehkan prestasi-prestasi lain yang lebih membanggakan.
Prestasi sebagai simbol sehatnya generasi muda Indonesia, lahir dan batin.
Simbol dari dari cerita ABG yang akan membuat semua orang tersenyum lega.
Cerita ABG tidak hanya bernada miring saja. Namun, banyak juga cerita ABG lain
yang bernilai positif.
Artikel ini turut mendukung gerakan PKK Warung Blogger |