Tahun ini, Cimahi mendapat kesempatan
sebagai salah satu kota tempat berlangsungnya acara Sastrawan Bicara Siswa
Bertanya atau SBSB. Acara ini berlangsung selama tiga hari di SMP Negeri 2
Cimahi pada Senin-Rabu, 24- 26 Juni 2013.
Para
sastrawan yang menghadiri acara ini adalah Putu Wijaya, Jamal D. Rahman, Joni
Ariadinata, Cecep Syamsul Hari, Ari KPIN, dan Iman Soleh. Para siswa bertemu, berkenalan,
dan berinteraksi secara langsung dengan para sastrawan yang asli bukan yang
palsu.
Dalam
sambutannya, Pak Thamrin, Sesdikbud, mengatakan bahwa acara ini memiliki tiga
sasaran utama, yaitu: bertambahnya pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan
karakter. Sesuai dengan motonya berawal dari keriangan, berakhir dengan
kearifan.
Melalui
acara SBSB ini banyak hal (pengetahuan) yang didapatkan oleh siswa. Dengan
antusias, siswa mengikuti workshop sastra yang diselenggarakan selama dua hari
(24-25 Juni 2013). Mereka mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam seputar
puisi, pantun dan cerpen dari Iman Soleh, Ari KPIN, Cecep Syamsul Hari, Jamal
D. Rahman dan Joni Ariadinata.
Secara
menarik, para sastrawan ini berhasil membuat para siswa senang belajar sastra.
Para siswa dimotivasi untuk gemar membaca dan menulis. Para siswa juga
mendapatkan informasi yang nyata seputar profesi penulis.
Dalam
workshop tersebut, siswa diajak berani untuk mengembangkan minatnya dan juga
berani berkarya. Para sastrawan membagi kelas dalam beberapa kelompok dan siswa
diharuskan memilih menjadi anggota kelompok yang diminatinya. Setelah itu,
mereka diajak untuk berkarya membuat puisi bertema aku ingin, berpantun, dan
menulis cerpen dengan tema-tema yang unik, seperti: maling jemuran.
Melalui
kegiatan menulis cerpen dalam waktu yang cukup singkat, para siswa diajak untuk
mengembangkan imajinasi. Sebelum menulis, para siswa mendengarkan pembacaan
sebuah cerita tentang kiai Aria yang baik hatinya. Joni Ariadinata sangat
piawai dalam hal ini. Setelah itu, para siswa harus melanjutkan cerita tersebut
secara tertulis sesuai dengan tema-tema yang ditentukan oleh cerpenis Kompas
tersebut. Ajaib, walaupun terasa sulit,
para siswa berhasil membuat sebuah cerpen sebanyak satu-dua halaman dalam
jangka waktu lima belas menit.
Selanjutnya,
Jamal D. Rahman mengajak siswa untuk mengolah kata (diksi). Pemimpin majalah
Horison ini menekankan pentingnya kekuatan kata dalam menulis sastra.
Tambahan
pengetahuan lainnya adalah para siswa diberi kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan. Banyak pertanyaan yang muncul mulai dari pertanyaan yang sederhana
sampai pada perrtanyaan yang berbobot. Apa motivasi menjadi sastrawan ? Apa itu
karya sastra? Apa itu definisi apresiasi ? Bagaimana mengembangkan imajinasi ?
Itulah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh para siswa, baik siswa sekolah
dasar, siswa sekolah menengah pertama maupun siswa MTs.
Dalam acara ini, para
sastrawan pun sangat pandai memberikan penghargaan yang luar biasa untuk para
siswa. Mereka memilih karya-karya terbaik untuk ditampilkan dan peserta
workshop dilibatkan dalam konser musikalisasi puisi. Ari KPIN menjadi manajer
pertunjukkannya. Sang maestro ini, dalam waktu yang relatif singkat mampu
menyuguhkan sebuah konser yang menarik.
Sebagai
acara penutup, pada hari terakhir, Peserta workshop menampilkan kebolehan
mereka di hadapan para tamu dan penonton.
SBSB
mampu menyajikan sebuah pertunjukkan yang memukau. Sastra ternyata juga bisa
memberikan hiburan yang luar biasa menyenangkan seperti halnya konser musik
band-band terkenal. Para sastrawan tersebut mampu memadukan kreatifitas dengan
kebutuhan hiburan sehingga karya sastra bisa tampil sebagai sebuah karya seni
yang patut mendapat apresiasi positif. Inilah salah satu nilai penting yang
dapat dipelajari oleh siswa. Karya sastra bukanlah sesuatu yang menakutkan
ataupun membosankan. Tapi, karya sastra adalah sebuah hasil kreatifitas tingkat
tinggi yang sarat makna sekaligus juga menghibur. Dengan demikian, diharapkan para siswa itu
tidak lagi menjauhi karya sastra. SBSB pada akhirnya akan mampu mendekatkan
para siswa pada berbagai macam karya sastra sekaligus juga mampu
mengapresiasinya dengan baik dan mendapatkan nilai-nilai positif daripadanya.
Inilah muara akhir dari belajar sastra.
Selain
pengetahuan, melalui SBSB ini siswa juga mendapatkan tambahan keterampilan,
khususnya dalam menulis. Mereka mendapatkan kunci bagaimana mengembangkan
imajinasi, mengolah kata dan menghasilkan karya. Modal utamanya, para siswa
dirangsang untuk banyak-banyak membaca. Inilah hal yang memiliki dampak positif
untuk mengembangkan kebiasaan membaca. Selama ini, para siswa di Indonesia
masih (malas) membaca. Kegiatan membaca baru sebatas paksaan belum menjadi
sebuah budaya yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dengan
acara ini,mudah-mudahan suatu saat kelak, para siswa itu termotivasi dan merasa
butuh untuk membaca secara berkesinambungan. Bukankah membaca merupakan jendela
dunia dan gudang ilmu ?
Pembentukan
karakter juga menjadi sasaran utama dalam acara ini. Para siswa bisa melihat
kekompakan para sastrawan yang bahu-membahu dalam membantu Putu Wijaya yang
akan tampil ke atas panggung. Mereka bekerja sama agar beliau bisa tampil di
atas panggung dengan nyaman. Begitupun setelah selesai manggung. Selain itu,
dari sosok Putu Wijaya, para siswa bisa melihat kebulatan tekad. Walaupun
sakit, Putu Wijaya tetap bersikeras untuk tampil sebaik mungkin. Sakit tak
menghalanginya untuk tetap berkarya. Penampilan Putu Wijaya juga tetap prima.
Mudah-mudahan semangat seorang Putu Wijaya untuk bekerja secara professional
mampu menular pada para siswa dan menjadi bagian yang hidup dalam jiwa para
siswa tersebut. Inilah beberapa nilai-nilai karakter yang tersaji dalam acara
Sastrawan bicara Siswa bertanya.
Dengan
acara ini, bidang studi Bahasa Indonesia memiliki nilai-nilai penting. Bahasa
Indonesia memiliki misi untuk mengembangkan kecintaan siswa pada bahasa
Indonesia, sastra Indonesia dan juga sangat berperan penting dalam pembentukan
karakter siswa. Pelajaran Bahasa Indonesia bukanlah sebuah pelajaran hapalan,
tapi sebuah pelajaran yang harus berakar dari kehidupan masyarakat Indonesia. Pelajaran
bahasa Indonesiapun bisa berjalan lebih menarik dari biasanya.
Guru
Bahasa Indonesia harus mampu memadukan antara unsur materi pelajaran, standar
kompetensi dan kompetensi dasar, kreatifitas dan unsur hiburan dalam menyajikan
pelajaran Bahasa Indonesia. Siswa harus dikondisikan untuk berkarya bukan
menghapal materi. Guru Bahasa Indonesiapun harus mampu menyajikan pelajaran itu
dengan berbagai macam metode yang menarik dan membuat siswa senang belajar
Bahasa Indonesia.
Pelajaran Bahasa
Indonesia bukan lagi hanya sekedar beban untuk kelulusan tapi pelajaran Bahasa
Indonesia juga memiliki manfaat dalam kehidupan siswa nantinya. Hasil belajar
siswa itu akan mampu menunjang kesejahteraan mereka, karena karya sastra dapat
dijadikan sebagai sumber penghasilan, salah satu caranya adalah dengan menjadi
penulis. Hasil belajar itu juga akan menumbuhkan kepekaan para siswa terhadap
lingkungan sekitar mereka.
Dengan demikian,
pelajaran Bahasa Indonesia berkontribusi positif dalam pembentukan karakter
positif siswa. Cinta tanah air, bekerja keras, kreatif, mampu menghargai karya
orang lain, bekerja sama, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, dan sebagainya.
Jika tujuan ini tercapai, pelajaran Bahasa Indonesia akan memiliki gengsi yang
lebih tinggi lagi.
Semoga dengan itu semua, para siswa akan
semakin bangga menjadi orang Indonesia, semakin bangga berbahasa Indonesia, dan
juga semakin lebih mencintai sastra Indonesia! Dengan kebanggaan itu pula, para
siswa diharapkan mampu menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa kita di
mata dunia. Mudah-mudahan pula suatu saat nanti, Bahasa dan Sastra Indonesia
bisa menjadi bagian dari sastra dunia dan
berperan penting dalam kehidupan masyarakat dunia !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar