Melalui karya-karyanya, seorang Dedy Mizwar telah mendidik anak bangsa
bahkan semua lapisan masyarakat Indonesia. Karya-karyanya yang berkualitas merupakan
upaya membangun karakter bangsa secara positif
Siapa yang tak kenal Dedy Mizwar ? Jika sering
melihat dunia hiburan, pastilah kita akan melihat sosoknya. Si Naga Bonar ini
sering menghiasi layar kaca ataupun layar lebar, baik sebagai aktor, pemain
sinetron, sutradara, produser film, ataupun juri FFI. Lihat saja sinetron Para
Pencari Tuhan, Lorong Waktu atau tengok pula filmnya yang berjudul Naga Bonar, Alangkah
Lucunya Negeri Ini dan lain sebagainya.
Karya-karyanya tersebut sarat dengan pendidikan moral
sebagai dasar dalam sebuah pembangunan karakter. Secara tidak langsung tanpa
menggurui, kita digelitik tentang semangat kebangsaan, kesadaran tentang
nilai-nilai moral, nilai keagamaan, cinta tanah air, kepedulian sosial, kemandirian,
kreatifitas dan sebagainya.
Karya-karyanya tersebut banyak mengangkat
permasalahan bangsa yang belum terselesaikan hingga kini bahkan mungkin itulah
cerminan karakter bangsa yang telah berurat akar saat ini di negeri tercinta
ini.
Dalam film Naga Bonar 2 sebenarnya kita digugah tentang
semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Apakah materi atau kekayaan lebih
dikedepankan daripada rasa cinta tanah air berupa tanah warisan leluhur ?
Apakah kita akan selalu mengejar keuntungan dan kekayaan tanpa batas dengan
mengorbankan segala hal ? Dalam kenyataan hidup, seringkali kita membaca dan
melihat bangunan-bangunan bersejarah lebih sering dirobohkan demi kepentingan
bisnis. Ironi bukan?
Dalam sinetron Para Pencari Tuhan, kita disadarkan
akan pentingnya nilai-nilai keagamaan dalam hidup kita. Kepercayaan manusia
kepada Tuhan secara mutlak wajib menghiasi kehidupan kita. Tanpa itu, hidup
kita akan salah arah dan hampa. Apakah kita akan membantu orang miskin dengan
merampok uang orang lain? Kepercayaan akan Tuhan juga akan memperkuat mental
kita saat kita mengalami hal yang serupa dengan tokoh Pak Jalal. Kemiskinan
yang datang secara tiba-tiba tentu saja akan membuat manusia frustasi, stress
bahkan bunuh diri. Tapi kekuatan mental dan kepercayaan akan nasib baik dan
buruk dalam hidup akan membuat manusia mampu melewatinya dengan baik. Di sini
juga, kita sebenarnya diajarkan untuk menumbuhkan sikap peduli pada orang lain.
Saat kita punya harta lebih, mari kita membantu orang lain ! Tak ada harta,
perhatian atau tenaga kita pun dapat digunakan untuk menumbuhkan kepedulian sosial
ini!
Di samping itu, dalam sinetron ini juga, Deddy Mizwar
membukakan mata kita agar menjadi orang-orang kreatif dan mandiri. Tanpa hal
tersebut kita akan menjadi orang miskin. Miskin ilmu, miskin kemauan dan miskin
harta. Dengan bantuan dari baitul mal, para tokoh dalam PPT berusaha mendirikan
usaha agar bisa memperbaiki kesejahteraannya. Dengan kemandirian dan
kreatifitasnya mereka berusaha untuk mengembangkan bisnisnya tersebut. Hal
seperti itulah yang harus dilakukan bangsa ini agar bisa keluar dari jerat
kemiskinan.
Persoalan yang lebih menarik lagi, ada pada film berjudul
Alangkah Lucunya ( Negeri Ini ). Melalui gambaran pendidikan para pencopet yang
masih anak-anak dan remaja, proses pendidikan itu tidaklah mudah. Pendidikan
berperan untuk memberikan cara pandang yang positif dan berusaha untuk mengubah
paradigma para siswa. Pendidikan berperan memberikan ilmu yang bermanfaat dan
dengan ilmu itulah para siswa akan menapaki jalan hidupnya menuju masa depan
yang lebih baik. Pendidikan harus terjadi secara berkesinambungan dan harmonis
antara pendidikan lahir dan bathin, juga antara pendidikan dunia dan akhirat.
Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah tapi juga seluruh komponen bangsa. Pendidikan juga
memberikan kebebasan secara demokratis pada siswa untuk memilih jalan hidupnya.
Makna pendidikan demikian agung namun perwujudannya kembali pada manusia
sebagai pelaksananya. Peran siswa, orang tua, guru, lingkungan masyarakat,
pemerintah dan kebijaksanaanya, serta sistem pendidikan akan mewarnai hasil dan
proses pendidikan itu nantinya. Tentunya, positif dan negatifnya wajah
pendidikan Indonesia akan kembali kepada kita. Mendidik bukan upaya perorangan
tapi merupakan upaya bersama yang saling berkesinambungan dan harmonis
antarseluruh komponen bangsa.
Di samping itu, sudah saatnya bagi kita untuk
mengembangkan berbagai jenis jalur pendidikan dan pemerataan pendidikan.
Pendidikan jangan hanya bertumpu pada jalur formal saja, tapi juga harus
mengembangkan jalur pendidikan nonformal dan informal. Manusia sukses bukan
hanya butuh ilmu tapi juga butuh keahlian atau keterampilan hidup. Harmonisasi
antara ilmu, akhlak dan keahlian akan menciptakan generasi penerus bangsa yang
akan membangun negeri ini kea rah yang lebih maju lagi.
Mudah-mudahan karya-karya yang bermutu, sinetron atau
film pada khususnya akan menyumbangkan peran positif dalam pembangunan karakter
anak bangsa. Semoga dalam perannya yang baru nanti sebagai wakil gubernur Jawa
Barat, akan ada lagi pencerahan-pencerahan lain demi kemajuan bangsa dan negara
Republik Indonesia dan provinsi Jawa Barat khususnya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar