Pemakaian bahasa Indonesia dalam berbagai macam sendi kehidupan manusia, khususnya masyarakat Indonesia masih memiliki berbagai macam kerancuan atau tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. Banyak kesalahan yang sering dilakukan oleh masyarakat. Kesalahan-kesalahan tersebut ada pada tataran ejaan, kata, kelompok kata bahkan kalimat. Perhatikan contoh penulisan bahasa berikut ini
NINA SALON
POTONG RAMBUT
FAISAL
KRIM BAD
CUCI BLOU
POTONG RAMBUT
FAISAL
KRIM BAD
CUCI BLOU
Apa pendapat Anda tentang hal
tersebut ? Apakah Anda tertawa terbahak-bahak setelah membacanya ? Berdasarkan
tulisan ini, bahasa bisa menjadi salah satu kekuatan komedi, Stand Up Comedy. Anda setuju dengan hal tersebut ?
Inilah
beberapa bentuk bahasa yang bisa dijadikan sebagai pengetahuan yang benar
tentang bahasa Indonesia. Kita juga bisa memanfaatkan pengetahuan ini dalam
kegiatan berbahasa Indonesia dalam beragam situasi.
1.
Padanan dalam bahasa Indonesia
daring
|
Online
|
Luring
|
offline
|
Pos-el
surel
|
e-mail
|
Situs web
|
website
|
laman
|
Homepage
|
pindai
|
scan
|
2.
Padanan dalam bahasa daerah
Nyeri ( Sunda )
|
Pain
|
Gambut ( Banjar )
|
peat
|
Mantan ( Basemah )
|
Ex
|
Ranah ( Minang )
|
domain
|
Unduh ( Jawa )
|
Download
|
Kedaluarsa ( Jawa )
|
expired
|
3.
Kata baku dan tidak baku
SALAH
|
BENAR
|
Resiko
|
risiko
|
sistim
|
sistem
|
Efektip
|
efektif
|
esselon
|
Eselon
|
metoda
|
Metode
|
praktek
|
Praktik
|
Prosentase
|
persentase
|
aktifitas
|
Aktivitas
|
Komplek
|
kompleks
|
analisa
|
Analisis
|
pasen
|
pasien
|
ramadhan
|
Ramadan
|
Meng-Indonesia-kan
|
Mengindonesiakan
|
kerjasama
|
Kerja sama
|
Menyhebar luaskan
|
Menyebarluaskan
|
Bertanggungjawab
|
Bertanggung jawab
|
beritahukan
|
Beri tahukan
|
Jalan2
|
Jalan-jalan
|
di-besar2-kan
|
Dibesar-besarkan
|
Me-nulis2
|
Menulis-nulis
|
walikota
|
Wali kota
|
bulutangkis
|
Bulu tangkis
|
Dimana
|
Di mana
|
Pada hal
|
Padahal
|
Dasa darma
|
Dasadarma
|
standarisasi
|
Standardisasi
|
Amandemen
|
amendemen
|
otoriti
|
Otoritas
|
respon
|
Respons
|
lembab
|
lembap
|
Seribu lima ratus
|
1500
|
12
|
Dua belas
|
4.
Akronim
POLRI
|
Polri
|
abri
|
ABRI
|
PUSKESMAS, Puskesmas
|
puskesmas
Jika diikuti nama, menggunakan huruf capital
Puskesmas Leuwigajah
|
PT / P.T
|
PT.
|
DKK
|
dkk.
|
an
|
a.n.
|
Selain
bentuk bahasa tersebut, kita juga sering menggunakan kalimat-kalimat yang tidak
sesuai dengan kaidah bahasa. Kesalahan yang sering terjadi, biasanya disebabkan
oleh ketaksaan ( kekaburan, ambigu,
ketidakjelasan pikiran ), kesalahan
diksi dan kesalahan ejaan. Berikut contoh-contoh kalimat yang tidak sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia
1.
Bagi
yang tidak berkepentingan dilarang masuk.
Kesalahan dalam kalimat itu adalah
tidak adanya fungsi subyek, padahal kalimat dalam bahasa Indonesia minimal
harus ada S – P.
Jadi kalimat yang benar adalah : Yang tidak
berkepentingan dilarang masuk.
2.
Angel
Lelga menceritakan tentang masalah
perkawinannya.
Kesalahannya ada pada fungsi predikat.
Dalam kalimat ini, predikatnya berupa kata kerja transitif artinya harus ada
obyek. Seharusnya tidak perlu ada konjungsi tentang karena hubungan antara menceritakan
dengan masalah perkawinan sangat
erat hubungannya.
Jadi, kalimat yang benar : Angel Lelga menceritakan masalah perkawinannya.
3.
Jalan
tol ini tidak ada pungutan liar.
Kesalahannya kalimat ini memiliki dua
buah subyek, yaitu jalan tol ini dan pungutan liar. Padahal bagian awal kalimat
ini merupakan keterangan.
Jadi, kalimat yang benar : Di jalan tol ini, tidak
ada pungutan liar.
4.
Tertarik
oleh imbauan kepala sekolah, saya akan berusaha menaati segala ketentuan yang
berlaku di perguruan ini.
Kesalahannya : kalimat ini memiliki ciri
kalimat majemuk yang tidak jelas. Dalam kalimat ini tidak memiliki penanda anak
kalimat. Berdasarkan hubungan antarklausa, kalimat ini memiliki hubungan sebab
akibat.
Jadi, kalimat yang benar : Karena tertarik oleh imbauan kepala
sekolah, saya akan berusaha menaati segala ketentuan yang berlaku di perguaruan
ini.
5.
Karena
sering kebanjiran, pemimpin proyek tidak menyetujui lokasi perumahan yang baru
itu.
Kesalahannya : 1. Anak kalimat tidak
memiliki subyek, akibat kesalahan pelesapan kata-kata yang sama, lokasi
perumahan yang baru itu. Padahal kata-kata yang sama itu berbeda fungsinya.
2. memiliki
makna yang salah, yaitu pemimpin
proyeklah yang sering kebanjiran.
Jadi, kalimat yang benar :
1. Karena lokasi perumahan itu sering
kebanjiran, pemimpin proyek tidak menyetujui lokasi perumahan yang baru itu.
2. Lokasi perumahan yang baru itu tidak
disetujui oleh pemimpin proyek karena sering kebanjiran.
6.
Taat
dan tunduk kepada Tuhan YME adalah merupakan kewajiban kita.
Kesalahannya : pleonasme ( menggunakan
kata secara berlebihan )
Jadi, kalimat yang benar : Taat dan tunduk
kepada Tuhan YME merupakan kewajiban
kita.
Demikianlah
beberapa hasil dari kegiatan penyuluhan bahasa dan sastra Indonesia.
Balai Bahasa
Provinsi Jawa Barat telah melaksanakan salah satu tugas pokoknya yaitu
memberikan penyuluhan kepada guru-guru bahasa Indonesia tingkat SMP pada Senin –
Selasa, 20 –21 Mei 2013 di Hotel Endah Parahyangan Cibeureum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar