11/01/2025

Kebiasaan Food Prep yang Bikin Makanan Cepat Basi

 

Sama seperti prinsip family governance yang menekankan pentingnya perencanaan dan sistem yang teratur dalam keluarga, kebiasaan food prep juga membantu menjaga keteraturan dan efisiensi di kehidupan sehari-hari.



Tapi, bagaimana juga sudah capek-capek food prep biar bisa makan sehat dan hemat, tapi baru dua hari di kulkas, lauknya malah basi dan berjamur.

Bisa jadi karena kebiasaan kecil yang tanpa sadar bikin makanan cepat basi. Yuk, cari tahu apa aja biang keladinya biar usaha meal prep kamu gak sia-sia!

Inilah 6 Kesalahan yang Harus Dihindari

Kesalahan 1. Menyimpan Makanan Saat Masih Panas

Kesalahan umum dalam food prep adalah langsung menyimpan makanan ke dalam wadah ketika masih panas. Hal ini nantinya menyebabkan uap air terperangkap di dalam wadah dan menimbulkan kelembapan tinggi yang menjadi lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Alhasil, makanan menjadi cepat basi dan kehilangan kualitas rasa maupun teksturnya.

Biarkan makanan mencapai suhu ruang terlebih dahulu, sekitar 30-60 menit, sebelum dimasukkan ke dalam lemari pendingin. Langkah sederhana ini dapat membantu menjaga daya tahan dan kesegaran makanan lebih lama.

Kesalahan 2. Terlalu Lama Membiarkan Makanan di Suhu Ruang

Memang setelah makanan dimasak setengah matang harus ditunggu sampai benar-benar dingin, tapi menunda terlalu lama justru bisa memicu pertumbuhan bakteri.

Idealnya, makanan tidak dibiarkan lebih dari dua jam di suhu ruang. Setelah lewat dari waktu tersebut, risiko makanan terkontaminasi meningkat, terutama untuk menu berkuah atau mengandung santan.

Setelah makanan sudah tidak panas dan hanya sedikit hangat tanpa ada uap, segera pindahkan ke wadah bersih dan simpan di lemari pendingin.

Kesalahan 3. Menggunakan Wadah yang Tidak Kedap Udara

Wadah penyimpanan berperan besar dalam menjaga ketahanan makanan hasil food prep. Sayangnya, banyak orang masih menggunakan wadah yang longgar atau tanpa penutup rapat.

Udara dan kelembapan mudah masuk sehingga makanan cepat berubah rasa, berbau tidak sedap, atau bahkan berjamur. Selain itu, wadah yang tidak kedap udara juga bisa menyebabkan perpindahan aroma antar-makanan di kulkas yang tentu mengurangi selera makan.

Pilih wadah dengan penutup rapat atau sistem lock yang kuat. Jika memungkinkan, gunakan wadah kaca agar lebih mudah dibersihkan dan tidak menyerap bau.

Kesalahan 4. Menyimpan Semua Jenis Makanan di Satu Tempat

Kulkas memang tempat utama untuk menyimpan hasil food prep, tapi bukan berarti semua jenis makanan bisa disatukan begitu saja. Makanan matang, bahan mentah, buah, dan sayur memiliki kebutuhan suhu dan tingkat kelembapan yang berbeda.

Menyimpannya di tempat yang sama justru bisa mempercepat proses pembusukan dan kontaminasi silang. Contohnya, daging mentah yang disimpan di rak atas bisa meneteskan cairan ke makanan matang di bawahnya dan itu berisiko tinggi bagi kesehatan.

Pisahkan bahan mentah dan makanan matang di rak berbeda. Gunakan wadah tertutup untuk masing-masing jenis makanan, dan manfaatkan laci kulkas untuk menyimpan sayur atau buah sesuai pengaturan suhu yang disarankan.

Kesalahan 5. Tidak Memperhatikan Kebersihan Wadah dan Alat Masak

Banyak yang fokus pada cara penyimpanan, tapi lupa bahwa kebersihan wadah dan alat masak sama pentingnya. Wadah yang masih menyisakan minyak, sisa bumbu, atau air sabun bisa memengaruhi kualitas makanan dan mempercepat pembusukan.

Pastikan semua wadah benar-benar kering dan bersih sebelum digunakan. Jika menggunakan spons cuci piring, ganti secara rutin karena spons lembap bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri.

Begitu juga dengan alat masak yang digunakan berulang tanpa dibersihkan dengan benar. Bakteri bisa berpindah dari satu hidangan ke hidangan lainnya.

Kesalahan 6. Tidak Memberi Label dan Tanggal pada Makanan

Kelihatannya sepele, tapi lupa memberi label atau tanggal bisa jadi penyebab utama makanan terbuang percuma. Tanpa catatan yang jelas, kamu bisa lupa mana makanan yang harus dikonsumsi lebih dulu. Apalagi kalau isi kulkas sudah penuh. Ada saja makanan yang terlewat hingga akhirnya basi atau berjamur.

Penutup

Menjaga ketahanan makanan ternyata bukan hanya soal kulkas dan wadah, tapi juga soal kebiasaan dan sistem. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan kecil saat food prep, kamu bisa menghemat waktu, uang, dan tenaga, sekaligus menjaga kesehatan keluarga.

 


 Tulisan ini adalah guest posting ketujuh dari mbak Arumka Video ID

 

 

 

10/13/2025

Fiksi Mini: Aurora

 

Semangat sekali aku menyambut tahun ajaran baru ini. Setelah liburan selama dua minggu, energiku terisi penuh. Langkahku tegap menuju kelas 9A di lantai tiga. Senyumku pun melebar tatkala memandangi wajah-wajah baru di sini.

“Selamat pagi, Bu!” sapa seorang anak perempuan berwajah ayu. Wajahnya bersinar indah. Kulitnya putih bersih. Baju seragamnya tampak rapi. Membuatnya anggun memesona.

“Pagi, juga!” sapaku ramah. “Namamu siapa?” tanyaku.

“Aku Aurora, Bu!” jawabnya penuh takjim.




Kesan pertama yang menyenangkan. Semangatnya menular padaku. Betapa bahagianya aku  berada di kelas ini. Selama tiga jam, kami berinteraksi asyik. Aurora murid yang aktif. Aku suka pada gaya bicaranya yang berenergi. Tegas tapi lembut.

“Aurora?” tanyaku berulang ketika mendata kehadiran siswa pagi ini. Sendu memenuhi ruangan. Aku baru menyadari perubahan yang drastis ini. Tak secerah dan sehangat minggu lalu.

“Kemanakah Aurora? Tumben tidak ada hari ini?” tanyaku lagi.

“Maaf, Bu ijin menjawab!” jawab ketua kelas. Aku mengangguk.

“Aurora masuk rumah sakit, Bu!” jawabnya terbata.

“Waduh, sakit apa?” tanyaku penasaran. Ketua kelas menggeleng lemah.

“Kami dengar, dia tidak sadar, Bu. Tergolek lemah di rumah sakit Hasan Sadikin,” timpal yang lain.

Mendadak ada sesuatu yang tercerabut dari dalam diriku. Entah mengapa, aku sangat merindukan Aurora. Kelas ini seperti kehilangan jiwanya tanpa Aurora.

Selepas menunaikan kewajiban mengajar, aku bergegas mencari bu Ratna, walikelas Aurora. Aku segera memberondongnya dengan sejuta pertanyaan.

“Mengapa dia masuk ke sekolah kita ya?” sesalnya sambil duduk di meja guru.

“Memangnya Aurora sakit apa?” tanyaku makin penasaran. Tak sabar rasanya mendengar jawaban dari bu walas ini.

Bu Ratna menghela nafas panjang seolah-olah melepaskan beban berat sebesar batu gunung dari hatinya. Suaranya lemah. Air matanya menetes. Namun, ia segera menenangkan diri. Malu rasanya kalau harus banjir air mata di ruangan ini. Guru-guru yang lain pun jadi berkumpul di mejanya. Mereka sangat penasaran dengan Aurora, apalagi guru-guru yang masuk ke kelasnya. Lama, kami menanti jawaban.

“Aurora terkena Meningitis. Kanker otak,” jawabnya sambil menatap guru-guru yang mengelilinginya.

“Astagfirullahaladzim,” jawab kami serempak. Aku sangat merinding mendengarnya. Itu adalah penyakit yang berbahaya. Dekat dengan kematian.

“Hayuk atuh, besok kita menengok Aurora ke Hasan Sadikin!” ajak bu Ani.

Ijong, seorang guru muda langsung mengambil inisiatif. Kami melakukan video call dengan ibunya Aurora di rumah sakit Hasan Sadikin.

“Alhamdulillah, Bu. Aurora sudah sadar!” Lalu, ibunya Aurora berjalan memasuki ruang perawatan anaknya. Aurora melambaikan tangan. Senyum bahagianya mengembang sempurna. Tenggorokanku pun tercekat menahan tangis. “Duh, ini anak, energizer sekali!” batinku.

“Maaf, Ibu, saya belum bisa mengerjakan tugas-tugas sekolah!” katanya penuh penyesalan sambil menangkupkan tangan.

“Aih, Aurora, jangan pikirkan tugas-tugas sekolah dulu! Kamu harus sehat dulu. Santai saja,” balas bu Ani memberi semangat.

“Siap, Ibu! Doain, aku ya, Bu!” jawabnya dengan tawa lebarnya yang khas.

Rasanya jiwaku seperti dipukul palu gada. “Duh, ini anak. Seandainya, semua siswaku punya semangat seperti dia. Generasi emas Indonesia bakal terwujud lebih cepat!” harapku dalam hati.

Teleponku berdering nyaring. Puluhan telepon tak terjawab menghiasi berandaku.

Aurora telah meninggal dunia tengah malam tadi. Sebuah pesan pendek kubaca dengan dada sesak.

Innalillahiwainnailaihirojiun.

Wajah Aurora berkelebat. Bersinar terang dihiasi tawa bahagia seperti biasanya.

 

 

 

9/13/2025

6 Tip jadi Manusia Kreatif, Seorang Inovator

 

Manusia kreatif/ inovator merupakan golongan langka. Hanya 10 persen saja. Menurut Sigi Wimala, kreativitas adalah kemampuan berpikir secara berbeda. Jangan takut mencoba sesuatu yang baru dan keluarlah dari zona nyaman kita ! Inilah 6 tip jadi manusia kreatif, seorang inovator.


genzie
Anak muda kreatif dengan beragam karya


1.          Kekuatan Pengetahuan

Pengetahuan adalah kunci untuk memunculkan jiwa inovatif. Cara jitu untuk mendapatkannya adalah membaca berbagai macam sumber yang bervariasi. Buku, komik, novel, majalah, koran, laman/ blog, bungkus gorengan, dan sebagainya. Carilah hal-hal menarik yang bisa membawamu pada ide-ide segar ! Hal yang berkaitan dengan bidangmu sendiri maupun yang di luar itu. Pelajari pengetahuan dasar! Ilmu dasar ini bisa menciptakan karya yang bagus. Setelah itu, kita bisa mengembangkannya secara lebih baik dengan bantuan imajinasi sendiri.

2.           Manfaatkan Sosial Media dan Program Televisi

Banyak inspirasi dan ilmu bisa kita dapatkan dari timelines Facebook, Twitter, Youtube atau Instagram. Carilah program yang bisa memunculkan kreativitas dan jiwa inovatifmu !  Bukan sekedar menonton, tapi cari manfaatnya. Kumpulkanlah dan pelajarilah! Setelah itu, jadilah seorang kreator, pencipta konten dari situs-situs di internet. Jangan sekedar jadi pembaca atau pengkritik saja !

3.           Observasi dan Jalan-jalan

Pekalah pada lingkungan dan situasi di sekitar kita ! Carilah masalah-masalah yang dapat kita pecahkan ! Observasi bukan sekedar melihat, tetapi harus menemukan hal sedetail mungkin. Lalu, tuliskanlah setiap detail itu sebagai sumber inspirasi ! Lakukan juga perjalanan untuk mengetahui banyak sisi kehidupan.

4.          Mendengarkan musik

Musik menjadikan kita tetap sebagai orang-orang yang kreatif. Dengan musik dan suasana yang berbeda, maka ide-ide kreatif akan muncul dengan lancar.

5.          Ubah Sikap 

Inilah modal utamanya. Ubahlah sikap, perilaku, dan kebiasaan yang tidak kreatif menjadi kreatif dan inovatif ! Jadilah orang-orang yang jeli dan terbuka terhadap segala perubahan ! Kembangkan sikap kritis, pantang menyerah, jujur, terbuka, kerja keras, kerja cerdas, bijak dan visioner.


kreatif
Desa kreatif 


6.            Bergabunglah dengan Komunitas Kreatif

“Kreativitas itu menular!” demikian kata Albert Einstein.  Jika kita bergaul dengan orang kreatif, maka kita pun akan termotivasi menjadi kreatif. Carilah mereka! Bergabunglah bersama komunitas penulis, konten kreator, craft, e sport, dan sebagainya.


Pengolahan kembali tulisan lama

BACA JUGA : https://www.yayuarundina.com/2016/02/kiat-menjadi-seorang-inovator.html


Tulisan dibuat untuk program pembiasaan literasi di SMP Negeri 1 Cimahi


Sumber:

Buku Biang Inovasi karya Yoris Sebastian

9/07/2025

Tips Menghemat Listrik di Rumah

 

Di tengah meningkatnya biaya hidup, tagihan listrik sering kali jadi salah satu pengeluaran rumah tangga yang paling terasa. Lampu, AC, kulkas, hingga perangkat elektronik yang selalu tersambung, tanpa disadari bisa membuat angka pada meteran berputar lebih cepat. 


hemat listrik
Lakukan Hemat Listrik


Padahal, ada banyak cara sederhana yang bisa dilakukan untuk menekan pemakaian listrik tanpa harus mengorbankan kenyamanan sehari-hari. Hemat listrik bukan hanya soal mengurangi biaya bulanan, tetapi juga langkah nyata untuk menjaga lingkungan dengan menekan emisi energi yang berlebihan. 

Menariknya, kebiasaan kecil seperti mencabut charger setelah digunakan atau memanfaatkan cahaya alami di siang hari bisa memberi dampak besar jika dilakukan secara konsisten.

Artikel ini akan membahas berbagai tips hemat listrik yang mudah diterapkan, praktis, dan bisa dijadikan kebiasaan baru di rumah Anda. Dengan begitu, Anda tidak hanya menghemat rupiah, tetapi juga ikut berkontribusi dalam menjaga bumi yang lebih hijau. 

1. Manfaatkan Cahaya Alami Sebisa Mungkin

Salah satu cara paling mudah untuk menghemat listrik adalah dengan memaksimalkan cahaya matahari di siang hari. Sebelum menekan tombol saklar, coba lihat dulu apakah sinar matahari sudah cukup untuk menerangi rumah Anda.

Banyak orang tanpa sadar langsung menyalakan lampu sejak pagi, padahal sinar matahari bisa jadi penerangan alami yang gratis dan jauh lebih sehat.

Membuka jendela, tirai, atau bahkan menata ulang furnitur agar ruangan lebih terang bisa membantu mengurangi ketergantungan pada lampu. Selain itu, cahaya alami juga memberi efek psikologis positif. Ruangan terasa lebih lapang, hangat, dan membuat suasana hati lebih baik. 

2. Matikan Perangkat yang Tidak Digunakan

Perangkat elektronik tetap mengonsumsi daya meskipun sedang tidak digunakan. Bahkan, mode standby sekalipun masih menyedot listrik dalam jumlah kecil tapi terus-menerus. 

Jadi, kebiasaan sepele seperti membiarkan TV menyala tanpa ditonton atau kipas angin berputar di ruangan kosong bisa membuat tagihan listrik membengkak. 

Solusinya sederhana: biasakan untuk mematikan dan mencabut perangkat saat tidak diperlukan. 

Mulai dari charger ponsel, rice cooker, hingga laptop. Dengan begitu, Anda bukan hanya menghemat listrik, tapi juga memperpanjang umur perangkat karena tidak terus-menerus bekerja tanpa alasan.

3. Gunakan Peralatan Listrik yang Hemat Energi

Perangkat rumah tangga modern sekarang banyak yang sudah dilengkapi label hemat energi. Mulai dari kulkas, AC, mesin cuci, hingga lampu LED yang jauh lebih efisien dibandingkan lampu pijar atau neon biasa. 

Memang, investasi awal untuk membeli perangkat hemat energi bisa terasa lebih mahal, tapi dalam jangka panjang justru membantu menekan biaya listrik secara signifikan. 

Misalnya, lampu LED bisa bertahan hingga 10 kali lebih lama dengan konsumsi daya yang jauh lebih rendah. Jadi, kalau ada rencana mengganti peralatan rumah tangga, pilihlah yang punya fitur energy saving supaya tagihan listrik pun jadi lebih ramah di kantong.

4. Atur Pemakaian AC dan Kipas Angin

AC adalah salah satu penyumbang terbesar dalam tagihan listrik rumah tangga. Menggunakannya tanpa kontrol bisa bikin biaya listrik melonjak drastis. 

Untuk lebih hemat, atur suhu AC pada level yang ideal (sekitar 24-26 derajat Celsius) karena setiap penurunan 1 derajat bisa meningkatkan konsumsi energi hingga 6%. 

Jangan lupa rutin membersihkan filter agar AC bekerja lebih efisien dan tidak boros listrik. Kalau cuaca sedang tidak terlalu panas, gunakan kipas angin sebagai alternatif. Kombinasi penggunaan AC yang bijak dan kipas angin bisa memberikan kenyamanan maksimal tanpa bikin kantong bolong.

5. Biasakan Menggunakan Peralatan Rumah Tangga Secara Efisien

Sering kali listrik boros bukan karena perangkatnya, tapi karena cara kita memakainya. Misalnya, menyalakan mesin cuci hanya untuk segelintir pakaian atau membuka-tutup kulkas terlalu sering. 

Padahal, dengan menunggu cucian terkumpul lebih banyak, mesin cuci bisa bekerja lebih efisien dalam sekali pemakaian. Begitu juga dengan kulkas, semakin sering pintu dibuka, semakin banyak energi yang dipakai untuk mengembalikan suhu dingin di dalamnya. 

Mulai sekarang, coba terapkan kebiasaan kecil seperti mencuci dalam jumlah penuh, memasak dengan rice cooker hanya sesuai kebutuhan, atau memanfaatkan oven sekali pakai untuk beberapa hidangan sekaligus. Kebiasaan ini sederhana, tapi hasil hematnya bisa nyata.

6. Siapkan Alternatif Sumber Energi

Selain menghemat pemakaian listrik dari PLN, ada baiknya juga memikirkan sumber energi cadangan. Misalnya, menggunakan panel surya untuk kebutuhan tertentu atau memiliki mesin genset sebagai backup ketika listrik padam. 

Mesin genset memang bukan alat yang dipakai setiap hari, tapi dengan manajemen yang tepat, penggunaannya bisa membantu mengatur konsumsi energi di rumah. 

Di beberapa kondisi darurat, genset dapat mengurangi ketergantungan penuh pada listrik utama sehingga pemakaian jadi lebih efisien. Intinya, bijak dalam mengombinasikan sumber energi alternatif bisa membantu menjaga kenyamanan rumah tanpa membuat tagihan listrik melonjak.

Kesimpulan

Hemat listrik dapat dimulai dengan kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten. Satu langkah sederhana seperti memanfaatkan cahaya alami, mematikan perangkat yang tidak digunakan, atau memilih peralatan hemat energi bisa memberikan dampak besar pada tagihan bulanan sekaligus menjaga lingkungan. Intinya, kunci penghematan ada pada kesadaran: semakin bijak kita menggunakan listrik, semakin ringan beban keuangan dan semakin besar kontribusi kita untuk bumi.

 


 Tulisan ini adalah guest posting keenam dari mbak Arumka Video ID


8/24/2025

Contoh Fiksi Mini : Gempa

 

Mobil melaju membelah malam. Selepas Magrib tadi, kami bertiga berangkat untuk menunaikan tugas negara. Check-in hotel pukul 20.00 WIB. Tulisan yang paling kuingat dalam surat tugas itu.




Hati kami tak rela pergi jauh dari keluarga. Meninggalkan anak kecil di rumah. Berita gempa besar yang sering terjadi akhir-akhir ini, membuat kami waswas. Bagaimana kalau gempa terjadi lagi? Siapa yang akan menggendong si Bungsu? Jantung semakin berdegup kencang ketika si Bungsu menangis sejadi-jadinya saat aku pergi. Seolah pertanda akan berpisah jauh.

Udara malam yang mulai dingin di daerah Puncak Bogor membuatku menutup jendela kaca mobil. Dingin di luar semakin membekukan hati kami, para pejuang rupiah.

“Alamatnya di mana?” tanya pak Raka, suami Bu Yuli yang mengantarkan kami.

“Jalan Raya Cipanas No. 6 Puncak Cipanas Cianjur,” jawabku setelah membuka kembali surat tugas yang kami terima.

Kepala kami bertiga jadi semakin waspada membaca papan nama hotel. Takut terlewat. Mobil melaju lebih lambat.

“Itu dia, sebelah kanan!” kata Ine, temanku.

Suasana hotel yang redup menyambut kedatangan kami. Cukup luas juga halaman hotel ini. Pak Raka mencari tempat parkir yang tak jauh dari lobi utama. Jam menunjuk angka sepuluh.  Kami celingak-celinguk menatap sekeliling.

“Kok, sepi sekali ya,” bisikku dalam hati.

“Mana spanduk acaranya, ya?” timpal Bu Yulia.

Kami segera ke meja resepsionis.

“Menginap Bu, untuk berapa orang?” tanya petugas ramah.

“Kami peserta acara ini, Mbak!” jawabku sambil menunjukkan surat tugas.

“Oh, masuk hotelnya besok pukul 14 siang, Bu! Sekarang belum ada siapa-siapa. Panitia pun baru datang besok pagi,” ujarnya memberi jawaban sekaligus membuat kami jadi mendadak linglung.

“Besok siang?” spontan kami saling tatap. Kami terdiam.

Tangisan si Bungsu tiba-tiba saja melintas di kepalaku.

“Kita kembali ke mobil saja dulu, yuk!” ajak Bu Yuli.

“Kita menginap di sini atau mencari penginapan yang lain?” tanya Bu Yuli memecah kebuntuan.

“Kita keliling dulu, cari penginapan lain! Harga di sini bikin nafas sesak. Sakuku rata,” Jawab kami berdua serempak. Honor sebulan masih belum cukup untuk membayar tidur di hotel ini.

Mobil pun kembali meninggalkan halaman hotel. Kepala dan mata kami kembali menatap tajam nama-nama hotel dan penginapan di sepanjang jalan Puncak ini.

 “Itu dia. Seperti kamar-kamar kos,” teriakku memecah kebuntuan. Aku menunjuk bangunan berwarna putih yang sudah terlewati. Sebuah harapan baru di antara deretan hotel yang tak sesuai dengan saku kami.

Mobil pun berputar arah. “Ada kamar kosong, Pak?” tanyaku pada penjaga. “Ada banyak,” balasnya.

Kami pun segera membawa koper-koper kecil untuk dibawa masuk. Jam berdentang seperti Cinderela melepaskan sepatu kacanya. Malam itu juga, pak Raka kembali pulang.

Kami bertiga bisa beristirahat di sebuah kamar dengan kasur yang cukup luas. Kantuk menyerang.

Tiba-tiba kamar bergetar hebat. Gempa... Gempa... Gempa... Spontan kami melompat dari tempat tidur. Buru-buru keluar kamar. Siaga. Bumi berguncang.

Penjaga melewati kami. “Gempa lagi, ya pak?” tanyaku cemas. Pikiranku melayang pada Si Bungsu.

“Oh, bukan Bu. Itu hanya mobil besar yang lewat. Truk dan bus. Kalau ada mobil besar, memang seperti gempa di sini mah,” jawabnya menjelaskan dengan logat Sunda khas Cianjur.

 


Tulisan ini diikutsertakan dalam program Pemecahan Rekor Muri 10.000 Fiksi Mini Bersama Gol A Gong dan SIP Publishing


8/14/2025

Diversifikasi Investasi: Perlukah Untuk Ibu Rumah Tangga?

 

Saat ini dunia semakin kompleks secara finansial, maka peran ibu rumah tangga tidak lagi terbatas pada urusan domestik. Kini, banyak ibu rumah tangga juga menjadi pengelola keuangan keluarga.

 

Salah satu konsep penting dalam mengelola keuangan adalah diversifikasi investasi. Namun, apakah hal ini benar-benar perlu bagi ibu rumah tangga? Mari kita ulas secara mendalam.

Memahami Diversifikasi Investasi

Diversifikasi investasi adalah strategi membagi dana ke berbagai instrumen atau jenis investasi untuk meminimalkan risiko. Contohnya, alih-alih hanya  menabung di bank, seseorang bisa menempatkan dananya pada reksa dana, saham, emas, atau properti.

 

Penyebaran investasi di berbagai sektor atau instrumen akan mengurangi potensi kerugian dari satu instrumen atau mengimbangi kerugian satu instrumen dari keuntungan yang lain.

 

Konsep ini relevan untuk siapa saja, termasuk ibu rumah tangga yang ingin mengamankan masa depan keuangan keluarganya.

Mengapa Ibu Rumah Tangga Perlu Diversifikasi?

Ibu rumah tangga sering kali menjadi penentu keputusan belanja dan pengelolaan dana keluarga. Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, hanya mengandalkan tabungan bisa menjadi kurang bijak.

 

Diversifikasi membantu melindungi nilai uang dari inflasi dan memungkinkan dana tumbuh lebih cepat. Selain itu, ibu rumah tangga yang mulai berinvestasi akan memiliki rasa percaya diri finansial dan berperan aktif dalam pencapaian tujuan jangka panjang keluarga seperti dana pendidikan anak atau dana pensiun.

Akses Informasi dan Edukasi Kini Lebih Mudah

Dulu, investasi identik dengan orang-orang berlatar belakang ekonomi atau finansial. Namun kini, akses informasi begitu terbuka. Banyak platform edukasi dan aplikasi investasi yang menyediakan panduan sederhana, bahkan untuk pemula.

 

Ibu rumah tangga bisa belajar secara mandiri atau berkonsultasi dengan seorang investment advisor untuk mendapatkan panduan sesuai profil risiko dan tujuan keuangan. Tak perlu modal besar untuk memulai; investasi reksa dana, misalnya, bisa dimulai dari Rp10.000 saja.

Risiko Tetap Ada, Tapi Bisa Dikendalikan

Investasi memang mengandung risiko, namun dengan strategi diversifikasi, risiko itu dapat dikurangi. Misalnya, jika pasar saham sedang lesu, investasi di emas atau obligasi bisa tetap memberikan keuntungan.

 

Hal ini menjadikan portofolio investasi lebih stabil dan aman dalam jangka panjang. Bagi ibu rumah tangga, hal ini penting karena kestabilan keuangan keluarga adalah prioritas utama.

 

 

Diversifikasi investasi bukan hanya untuk para profesional, tetapi juga penting bagi ibu rumah tangga yang ingin menjaga dan meningkatkan keuangan keluarga. Adanya akses informasi yang luas, kini saat yang tepat bagi para ibu untuk mulai berinvestasi secara cerdas.

 

Jangan tunda lagi, mulai rencanakan investasi Anda hari ini dan jadilah pengelola keuangan keluarga yang bijak dan tangguh!

 

 

 Tulisan ini adalah guest posting kelima dari mbak Arumka Video ID

8/02/2025

Memaknai Trigatra Bangun Bahasa

 

Sejak Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa resmi di Sidang UNESCO, 20 November 2023, ada kelebihan orang Indonesia yang mungkin belum dipahami oleh banyak orang. Kelebihan tersebut adalah multibahasawan. Kemampuan untuk menguasai lebih dari satu bahasa. Bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing.


Literasi
Membaca Buku Berbahasa Ibu, Indonesia, Asing


Anugrah sebagai multibahasawan ini diperkuat dengan Undang-undang RI nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan. Pemakaian ketiga bahasa itu ada di dalamnya. Utamakan bahasa Indonesia, Lestarikan bahasa daerah, dan Kuasai bahasa asing. Itulah Trigatra Bangun Bahasa.

Trigatra Bangun Bahasa merupakan program yang bertujuan untuk membangun kesadaran berbahasa bagi warga negara Indonesia. Sekaligus juga diharapkan mampu menjadi solusi ketimpangan pemakaian bahasa. Selama ini, bangsa Indonesia lebih bangga berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia. Mereka yang menguasai bahasa asing dianggap lebih keren. Sebaliknya, bahasa daerah diambang kepunahan karena banyak keluarga muda yang sudah tidak lagi menggunakan bahasa daerah atau bahasa ibu dalam percakapan sehari-hari.

Dengan Trigatra Bangun Bahasa, kita wajib menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing secara berimbang. Kita wajib mempelajari bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing secara bersungguh-sungguh. Kita pun wajib menggunakan ketiga bahasa tersebut dalam keseharian hidup kita.

Trigatra Bangun Bahasa merupakan program yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikbud). Kita bisa melakukan pembiasaan baru. Pembiasaan untuk berlatih berkomunikasi dengan bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing. Secara rutin, kita bisa menentukan hari (waktu) berlatih berbicara dan menulis menggunakan ketiga bahasa tersebut. Lebih sempurna lagi mengembangkan keterampilan berbahasa, yaitu: menyimak (listening, ngaregepkeun), berbicara (speaking, nyarios), membaca (reading, maca), dan menulis (writing, nulis).

Jika pembiasaan ini berjalan dengan sempurna, maka multibahasawan menjadi anugerah yang luar biasa. Sebuah anugerah yang mungkin hanya dimiliki oleh bangsa Indonesia saja. Orang-orang Indonesia menjadi cakap menggunakan bahasa daerahnya (bahasa ibu) masing-masing. Sunda, Jawa, Batak, Padang, Manado, Papua dan sebagainya. Orang-orang Indonesia menjadi cakap berbahasa Indonesia. Orang-orang Indonesia juga jadi cakap berbahasa asing, Inggris misalnya. Keren, kan?

Kalian ingin menjadi multibahasawan? Kita bisa fasih berbahasa daerah dengan orang-orang yang sama sukunya. Kita bisa fasih berbahasa Indonesia ketika bertemu dengan suku lainnya di Indonesia. Kita pun bisa fasih berbahasa asing karena kita adalah warga dunia.

Selamat belajar bahasa ibu (bahasa daerah), bahasa Indonesia, dan bahasa asing sekaligus.



Tulisan dibuat untuk program pembiasaan literasi di SMP Negeri 1 Cimahi

Cimahi, 2 Agustus 2025

Featured Post

Kebiasaan Food Prep yang Bikin Makanan Cepat Basi

  Sama seperti prinsip family governance yang menekankan pentingnya perencanaan dan sistem yang teratur dalam keluarga, kebiasaan food prep...